Renungan 28 Desember 2011

Pesta Kemartiran Kanak-Kanak Betlehem (Santi Innocenti)
1 Yoh 1:5-2.2; Mzm 124; Mat 2:13-18
Penginjil Matius membuat narasi  Natal menjadi indah dengan narasi tentang pembunuhan anak laki-laki di Bethlehem. Peristiwa ini terjadi setelah para Majus menceritakan tujuan perjalanan mereka kepada Herodes bahwa mereka datang untuk menyembah seorang Raja yang baru lahir di Berhlehem. Mendengar dirinya memiliki raja tandingan maka Herodes memerintahkan untuk membunuh anak laki-laki usia dua tahun ke bawah di Bethlehem dan sekitarnya. Peristiwa ini kiranya berhubungan dengan apa yang dikatakan oleh Yeremia: “Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.” (Yer 31:15).
Rahel adalah putri bungsu Laban yang menjadi isteri Yakub. Dari Rahel lahirlah Yosep dan Benyamin. Segera setelah itu dia meninggal dunia dikubur di sisi jalan menuju Efrata ( Kej 35:19). Kubur Rahel dihormati oleh suku bangsanya di dekat Betel. Nabi Yeremia menulis tentang tangisan Rahel dalam hubungannya dengan peristiwa penyerbuan bangsa-bangsa Asyiria terhadap Kerajaan Israel di Samaria dan penduduknya dijadikan tawanan (722-721 SM). Jeremia juga menghubungkan tangisan Rahel dengan peristiwa penyerbuan terhadap Kerajaan Yudea sekitar tahun 580 SM dan semua penduduk Yerusalem dan dijadikan tawanan dan budak di Babel. Semua tawanan sebelum ke Babel, mereka singgah di Rama dekat kubur Rahel dan dari sana semua diangkut ke Babel.
Ramah dihubungkan dengan Bethlehem karena beberapa suku Efrata bertempat tinggal di Bethlehem. Matius mengambil tradisi ini dan coba mengaitkan peristiwa dalam sejarah Yudea dan kekejaman Herodes terhadap anak-anak laki-laki di Bethlehem. Narasi ini mengarahkan pikiran kita pada peristiwa ini:  pengalaman perbudakan di Mesir di mana Firaun membunuh semua anak laki-laki di Yahudi dan yang selamat adalah Musa. Pengalaman di Mesir identik dengan pengalaman perbudakan di Asiria dan Babilonia. Pembunuhan anak-anak laki-laki ini merupakan memorial bagi orang-orang Yahudi.Tangisan Rahel dikaitkan dengan deportasi ke Asiria dan Babel. Pada saat Yesus di lahirkan anak-anak Israel sekali lagi menderita dengan pembunuhan anak-anak laki-laki. Yesus seperti Musa selamat tetapi harus hijrah ke Mesir dan nantinya kembali lagi ke Israel.
Pesta kanak-kanak Yesus dibunuh mengingatkan kita pada banyak anak yang diperlakukan secara tidak adil oleh orang tua dan masyarakat luas. Anak-anak dilecehkan dan masa depan mereka dihancurkan. Marilah kita peka dan mengubah dunia ini menjadi baru sehingga semua anak manusia merasakan bahwa mereka memiliki martabat sebagai anak-anak Allah!
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply