Renungan 30 Mei 2012

Rabu Pekan VIII

1Ptr 18-25
Mzm 147: 12-13.14-15.19-20
Mrk 10:32-45

Ia menebus kita dengan DarahNya!


Pada suatu sore saya mendengar suara anak tetanggaku. Ia menyanyikan sebuah lagu berjudul “Seperti yang Kau ingini”. Lagu ini pernah dipopulerkan oleh Nikita. Ia menyanyikan berulang-ulang sampai aku sendiri mengikutinya dari kamarku juga…: “Bukan dengan barang fana, Kau membayar dosaku. Dengan darah yang mahal, tiada noda dan celah. Bukan dengan emas perak, Kau menebus diriku, oleh segenap kasih dan pengorbananMu.. Ku telah mati dan tinggalkan, jalan hidupku yang lama, semuanya sia-sia dan tak berarti lagi.. Hidup ini kuletakkan pada mesbahMu ya Tuhan, jadilah padaku seperti, yang Kau ingini.” Sebuah lagu yang indah dan sudah popular di kalangan umat.

Sambil mengingat kembali lirik lagu ini, pikiranku tertuju pada bacaan pertama pada hari ini. Petrus mengatakan kepada umat di Asia kecil bahwa mereka ditebus dari cara hidup mereka yang lama, yakni cara hidup yang sia-sia karena warisan nenek moyang mereka. Mereka ditebus bukan dengan barang yang fana, bukan juga dengan emas atau perak tetapi dengan Darah yang mahal yaitu Darah Kristus sendiri. Mengapa Kristus harus menumpahkan darahNya? Bagi Petrus, karena Kristus sudah dipilih sebelum dunia dijadikan untuk menebus manusia. Melalui Dia, banyak orang menjadi percaya kepada Allah Bapa. Allah sendirilah yang membangkitkan Yesus Kristus dari kematianNya serta memuliakan Dia. Dari sinilah iman dan harapan bertumbuh dan terarah hanya kepada Allah. Apa yang harus diperbuat? Petrus menganjurkan mereka supaya dengan iman dan harapan, mereka dapat bertumbuh dalam kasih persaudaraan yang tulus. Hukum kasih harus ditegakkan bagi semua orang beriman. Iman, harapan dan kasih sebagai tiga kebajikan teologal harus selalu mengalami pemurnian dan penguatan dari Sabda Tuhan.

Yesus menebus manusia dengan DarahNya yang mahal. Ia tidak mengurbankan orang lain menjadi korban tetapi justru mengurbankan diriNya sendiri sebagai korban, laksana anak domba. Penginjil Markus mengantar kita untuk memahami misteri penebusan Yesus. Pada suatu kesempatan Yesus dan para muridNya melakukan perjalan ke Yerusalem. Ia berkata kepada para muridNya: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat.” Yesus menjelaskan lebih lanjut pengalaman penderitaan, wafat dan bangkitNya. Sambil menjelaskan penebusanNya yang berlimpah kepada para  muridNya ternyata muncul tantangan baru di dalam komunitasNya Yesus. Para muridNya ternyata memiliki ambisi-ambisi tertentu dalam mengikuti Yesus. Anak-anak Zebedeus misalnya, meminta kepada Tuhan Yesus posisi yang penting di sebelah kiri atau kananNya. Mereka tentu merasa bahwa menjadi orang terkenal atau punya posisi tertentu itu adalah kehebatan. Ini sangat manusia. Bagi Yesus, orang hebat adalah orang yang mau melayani dan menderita demi kebaikan sesama. Orang hebat adalah mereka yang menyerupai Yesus yang datang bukan untuk dilayani melainkan melayani bahkan mengurbankan diriNya, menebus manusia dengan darahNya yang mahal.

Sabda Tuhan pada hari ini mengingatkan kita akan makna pengorbanan diri. Berkorban demi diri sendiri jauh lebih mudah dari pada berkorban demi orang lain. Namun pada hari ini, Yesus mengoreksi kita. Dia mengurbankan diriNya dengan menumpahkan darahNya yang mahal untuk keselamatan kita. Dia tidak menggunakan emas atau perak atau menjadikan orang lain menjadi korban tetapi diriNya sendiri adalah korban laksana anak  domba. Pengurbanan Kristus hendaknya membuat kita sadar untuk tetap hidup dan bertumbuh dalam iman, harapan dan kasih.

Sabda Tuhan juga memanggil kita untuk meninggalkan ambisi-ambisi manusiawi, semua proyek pribadi demi ketenaran atau kepopuleran pribadi. Hendaklah tumbuh prinsip ini: “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna. Kami hanya dapat melakukan apa yang harus kami lakukan.” (Luk: 17:10). Artinya bahwa dengan meninggalkan ambisi-ambisi tertentu orang dapat memfokuskan perhatiannya hanya untuk melayani Tuhan dan sesama.  Bagaimana dengan anda? Apakah masih mau menyimpan seluruh harta yang fana ini? Atau justru berbagi dengan sesama yang sangat membutuhkan membuat hasil yang dicapai baik adanya.

Doa: Tuhan Engkau sungguh baik! Jagalah dan lindungi kami semua. Amin

PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply