Pesta Bunda Maria Mengunjungi Elizabeth saudaranya – 2012

Pesta Bunda Maria Mengunjungi Elizabet saudaranya.
Zef 3:14-18a (atau Rom 12:9-16b)
Mzm (Yes) 12:2-3.4.5-6
Luk 1:39-56

“Berbahagialah dia yang telah percaya”

Fr. JohnBulan Mei adalah salah satu bulan yang dipakai oleh umat katolik untuk melakukan devosi popular kepada Bunda Maria. Setiap orang berdoa rosario, ibadat rosario di lingkungan dan ziarah ke gua-gua Maria. Bulan Mei ditutup dengan merayakan pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth saudaranya. Pesta ini biasa dikenal dengan sebutan Pesta Kunjungan (visitation) atau pesta Magnifikat. Pesta ini pada awalnya dipopulerkan oleh para saudara Fransiskan hingga abad XIII. Paus Bonifasius IX memasukkan pesta ini ke dalam kalender peribadatan Gereja katolik. Paus Klemens VIII (1608) menciptakan teks-teks liturgi khusus untuk pesta ini. Sebelumnya pesta ini dirayakan pada tanggal 2 Juli. Namun supaya ada kelogisan dengan peristiwa yang lain maka pesta ini dimajukan pada tanggal 31 Mei ini. Kelogisan dalam arti, pada tanggal 25 Maret Bunda Maria menerima kabar sukacita, 24 Juni kelahiran Yohanes Pembaptis dan 25 Desember kelahiran Yesus.

Maria melakukan perjalanan cukup jauh dari Nazaret ke rumah Elizabeth di Ein Karem. Jarak antara Nazareth dan Ein Karem adalah sekitar 160 km. Ein Karem ini menjadi penting karena digambarkan oleh penginjil Lukas sbagai tempat kunjungan Bunda Maria kepada Elzabeth dan Zakharias (Luk 1:39-56) sambil menolong mereka sebelum Elizabeth melahirkan Yohanes Pembaptis (Luk 1:57-64). Dengan jarak yang cukup jauh ini ada kemungkinan dilakukan selama satu minggu perjalanan.

Penginjil Lukas melukiskan dengan indah perjumpaan antara Maria dan Elizabeth. Sambil mendengar khabar tentang panggilannya menjadi ibu Yesus, Maria juga menerima khabar sukacita yang lain melalui Malaikat Gabriel bahwa Elizabeth saudaranya juga sedang mengandung 6 bulan. Maria dengan inisiatif dari Tuhan, berusaha membantunya. Ketika terjadi perjumpaan antara empat pribadi ada sukacita sebagai buah Roh Kudus. Maria menyapa Elizabeth dan Elizabeth bergembira dan penuh dengan Roh Kudus. Yesus dalam kandungan Maria bertemu dengan Yohanes Pembaptis dan Yohanes melonjak kegirangan. Maria mendapat pujian Elisabeth, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita.” Maria kemudian memuliakan Tuhan dengan Magnifikat.

Apa makna rohani di balik pesta ini? Setelah Maria menerima khabar sukacita, ia hendak membagikan sukacita dari Allah ini kepada orang-orang yang dikasihi. Tentu sukacita pertama dibagikan kepada Yusuf yang saat itu masih dirundung kekecewaan. Tetapi dengan ketulusan dan kejujurannya maka Yusuf menerima sukacita  itu dan memilikinya. Orang kedua adalah Elizabeth. Elizabeth juga menerima sukacita Allah setelah dihina sebagai wanita mandul tetapi ternyata dapat mengandung di usia senja.

Mendengar salam Maria, Elizabeth penuh dengan Roh Kudus dan bersukacita. Sukacita yang sama dialami Yohanes dalam rahim Elizabeth. Elizabeth berkata, “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” Maria menanggapi sukacita dari Allah di rumah Elizabeth dengan menggemakan nyanyian pujian Hanna kepada Allah dalam 1 Samuel 12. Dengan segenap hati Maria memuji dan memuliakan Allah, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku.” Allah telah berkenan mengangkat yang hina dina dan menceraiberaikan yang congkak hatinya. Maria di sini menjadi alat Allah untuk memuliakanNya.

Satu hal yang menarik perhatian kita adalah Maria mengakui Yesus sebagai Juruselamatnya. Seorang Anak yang menciptakan ibunya! Seorang ibu mengakui Anak sebagai penciptanya. Ya, Maria merupakan ciptaan yang unggul dari Allah. Melalui Maria semua orang akan mengakui kebesaran Allah dalam dirinya. Itu sebabnya dalam Magnifikat, Maria mengatakan bahwa segala keturunan akan menyebutnya bahagia.

Kunjungan Maria ini juga memiliki makna teologis yang lain. Maria membawa Yesus untuk menjadi sumber sukacita bagi sesama. Sukacita yang kiranya mirip dengan sukacita Israel ketika membawa Tabut Perjanjian dari Baalah ke Jerusalem (2Sam 6:16). Dalam diri Maria Allah membaharui janjiNya. Maka Maria juga dapat disebut Tabut Perjanjian Baru yang membawa Yesus di dalam tubuhnya.

Mari kita mengikuti teladan Bunda Maria. Sukacita sebagai ibu Tuhan tidak membuatnya bangga tetapi sukacita terwujud dalam pelayanan kasih. Dia juga percaya pada rencana dan kehendak Allah maka Elisabeth menyapanya, “Berbahagialah dia yang telah percaya.” Sungguh dia adalah ciptaan unggul Tuhan. Apakah kita juga dapat menyerupai Bunda Maria yang melayani dengan sukacita?

Doa: Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply