Renungan 9 Juli 2012

St. Agustinus Zhao Rong

Hos 2:13.14b-15.18-19
Mzm 145:2-3.4-5.6-7.8-9
Mat 9:18-26


Mereka yang sudah mati pun dibangkitkan!


Hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan pesta St. Agustinus Zhao Rong. Dia adalah seorang militer di China. Setelah bertugas sebagai seorang tentara beberapa tahun, ia mendapat panggilan Tuhan sehingga ia berani keluar dari tugasnya sebagai seorang militer aktif dan menjadi seorang laskar Kristus yakni imam yang berkarya di Su-Tchuen China. Sebagai militer, dia memang pemberani sehingga tetap setia dan bertahan sebagai seorang imam mesikupun sebenarnya situasi tidak mendukungnya untuk berkarya. Namun pada suatu hari ia ditangkap dan dipenjara. Pada tahun 1815 ia wafat di penjara. Agustinus Zhao Rong bersama para Martir di China membuktikan diri mereka bahwa mereka mencintai Tuhan sampai tuntas. Kemartiran mereka menunjukkan relasi yang mendalam dengan Tuhan. Laksana sebuah keluarga, suami dan istri demikian cinta kasih satu sama lain itu diwujudkan dalam kerelaan untuk berkorban.

Pada hari ini kita mendengar relasi antar pribadi manusia dengan Tuhan begitu akrab, laksana suami dan istri. Hosea memang menghadirkan Allah sebagai kasih dan Allah sungguh mengasihi manusia meskipun mereka selalu jatuh dalam dosa. Tuhan berfirman melalui Hosea, “Aku akan membujuk umatKu dan membawanya ke padang gurun lalu berbicara dari hati ke hati ke hati dengannya”.  Relasi ini semakin akrab ketika Tuhan mengatakan diriNya sebagai suami dan Israel sebagai isteriNya untuk selama-lamanya, dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. Tuhan dengan tegas berkata, “Aku akan menjadikan dikau istriKu dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal Tuhan”


Mungkin banyak orang berpikir sekaligus bertanya, mengapa Tuhan berani mengungkapkan isi hatiNya kepada Israel seperti ini? Hosea bernubuat di Samaria di saat orang-orang di sana jatuh dalam dosa menyembah berhala. Samaria itu dikelilingi dua gunung terkenal yakni gunung Garizim dan gunung Ebal. Di atas kedua gunung ini orang-orang dari Kerajaan Israel ini menyembah dewa dan dewi atau baal-baal mereka. Mereka “melacurkan diri” dan menjauhkan diri mereka dari Tuhan. Namun demikian Tuhan senantiasa mencari jalan untuk menyelamatkan umatNya.


Jalan keselamatan menjadi nyata di dalam diri Yesus, Putera Allah. Matius dalam bacaan Injil menghadirkan kisah dua mujizat yang dibuat oleh Yesus.  Kisah keselamatan pertama adalah Yesus membangkitkan anak perempuan kepala rumah ibadat. Ia datang kepada Yesus dan dengan penuh iman ia menyembah Yesus dan memohon untuk memberi hidup kepada anak yang barusan meninggal dunia dengan meletakkan tangan di atasnya. Yesus pun pergi dan membangkitkan anak itu. Ia berkata bahwa anak itu tidak mati, ia hanya tidur saja. Kisah keselamatan yang kedua adalah kisah penyembuhan ajaib bagi seorang ibu yang menderita pendarahan selama 12 Tahun. Ia sembuh hanya karena menjamah jumbai jubah Yesus. Kuasa Yesus mengalir dan menyembuhkan perempuan itu.


Bacaan Injil sangat menarik perhatian kita. Seorang kepala rumah ibadat menghampiri Yesus dan memohon Yesus untuk membangkitkan anaknya. Kepala rumah ibadat itu mengetahui siapakah Yesus itu sebenarnya. Mungkin rekan-rekan kepala rumah ibadat yang lain tetap memandang Yesus seperti kebanyakan orang farisi dan para pemimpin sinagoga. Tetapi kepala rumah ibadat ini sangat terbuka pada Yesus dan ia yakin bahwa Yesus akan membangkitkan anaknya. Kepala rumah ibadat ini sangat terbuka dan mau merasakan kerahiman Allah. Keterbukaannya ini menghasilkan buah melimpah yaitu kehidupan baru pada anaknya. Perempuan yang sakit pendarahan juga terbuka pada Tuhan sehingga hanya dengan  menjamah ujung jubah saja ia menjadi sembuh.


Sabda Tuhan hari ini mengarahkan kita kepada penyerahan diri yang total kepada Tuhan. Dengan menyerahkan diri kepada Tuhan maka Tuhan akan bekerja senantiasa di dalam setiap pribadi. Kisah kemartiran St. Agustinus Zhao Rong membuat kita menyadari bahwa Tuhan juga menghendaki keselamatan bagi semua orang. Maka mereka yang sudah mati sekali pun Ia dapat membangkitkan mereka.


Doa: Tuhan, semoga kami dapat memberi diri kami kepadamu. Amen


PJSDB 

Leave a Reply

Leave a Reply