Renungan 16 Juli 2012

Hari  Senin, Pekan Biasa XV
Yes 1:11-17
Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23
Mat 10:34-11:1
Berapa harga sebuah perbuatan kasih?
seorang anak datang berbelanja di sebuah toko bernama Toko Sinar Kasih. Sudah lama ia mendengar dari para gurunya pengajaran tentang kasih. Gurunya selalu mengatakan cinta kasih itu nilainya mahal dan tidak dapat diperjualbelikan. Karena terus menerus mengulangi kalimat yang sama maka pada suatu ketika seorang anak membongkar kotak tabungannya. Di dalam kotak itu terdapat coin senilai Rp.75000. Ia membawa uangnya ini ke toko Sinar Kasih. Di sana ia bertanya kepada penjaga toko itu: “Apakah di sini dijual cinta kasih?”  “Maksudmu apa?” tanya penjaga Toko itu. “Saya selalu lewat di depan toko ini dan ditulis Toko Sinar Kasih maka saya yakin di sini pasti dijual cinta kasih, lagi pula cinta kasih bersinar. Boleh tahu, di sini dijual seharga berapa?” Penjaga toko itu mengantar anak yang mau membeli cinta kasih itu kepada pemilik toko. Anak itu bertanya kepada pemilik toko, “Pak, saya mau membeli cinta kasih yang bersinar. Berapa harganya? Pemilik toko itu memerintahkan anak buahnya untuk menyiapkan parcel  istimewa  dengan pita bertuliskan: “Toko Sinar kasih selalu memberi cinta kasih  secara gratis”.
Penginjil Matius hari ini menghadirkan Tuhan Yesus yang  melanjutkan wejangannya kepada para rasulNya. Sebagai rasul-rasul yang baik, mereka diingatkan untuk menjadi rasul cinta kasih. Rasul cinta kasih dalam arti menjunjung tinggi cinta kasih kepada Tuhan di atas segalanya. Yesus berkata, “Barang siapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripadaKu, ia tidak layak bagiKu. Barang siapa mengasihi putera atau puterinya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu.” Memang Allah adalah kasih, maka cinta kasih kepada Tuhan menjadi segalanya dan sebanding dengan cinta kasih terhadap sesama. Cinta kasih itu nilainya tinggi tetapi gratis dari Tuhan.
Dalam hidup kristiani, cinta kasih Allah menjadi nyata di dalam misteri Salib. Tetang hal ini Yesus berkata, “Barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagiku”. Cinta kasih semakin konkret dalam perbuatan kasih setiap hari yang membuat seorang layak bagi Yesus. Yesus berkata, “Barangsiapa memberi air sejuk  secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia adalah muridKu, sungguh ia tidak kehilangan upahnya”.

Tuhan melalui Nabi Yesaya juga menekankan aspek perbuatan kasih kepada sesama terutama saudara-saudara yang paling kecil. Melalui Yesaya Tuhan berfirman, “Bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mataKu. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik, uahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam, belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda.”

Sabda Tuhan mengajak kita tetap bersemangat dalam pelayanan-pelayanan kasih. Cinta kasih itu sifatnya universal dan berasal dari Tuhan. Sebagai manusia kita menjawabi cinta Tuhan dan menjadi tanda serta pembawa cinta kasih yang sama kepada sesama kita terutama yang paling miskin. Kita telah menerima cuma-cuma dari Tuhan maka kita juga memberinya dengan cuma-cuma kepada sesama. Berapa harga sebuah perbuatan kasih?

Doa: Tuhan, semoga kami mampu mengasihi sebagaimana Engkau telah mengasihi kami.

PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply