Homili Hari Raya Bunda Maria Diangkat Ke Surga – 2012

Hari Raya Maria Diangkat Ke Surga
Why 11:19a; 12:1-6a.10ab
Mzm 45:10-12.16
1Kor 15:20-26
Luk 1: 39-56

“Berbahagialah dia yang telah percaya”

Fr. JohnAda sebuah anekdot berdasarkan Injil Yohanes 8:1-11. Dikisahkan tentang seorang perempuan tertangkap basah karena berbuat zinah. Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawanya kepada Yesus dan menempatkannya di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus, “Rabi perempuan ini tertangkap basah ketika sedang berbuat zinah.” Bagi mereka sesuai dengan aturan dalam hukum Musa, perempuan ini harus dilempari dengan batu sampai wafat. Yesus berkata kepada mereka,”Barangsiapa di antara kamu yang tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama kali melempari batu kepada perempuan ini.” Setelah Yesus berkata demikian, ada seorang ibu berani melempar sebuah batu dari belakang langsung mengenai perempuan itu di kepalanya. Banyak orang kaget karena merasa sebagai orang berdosa. Sambil memandang dari kejauhan Yesus berkata, “Mami…. Jangan gitu dong!” Ternyata dari kerumunan orang itu ada Bunda Maria yang sedang mendengar Puteranya. Ya, Maria dikandung tanpa noda dan diangkat ke Surga dengan jiwa dan badannya.

Pada hari ini Gereja Katolik merayakan Hari Raya Bunda Maria diangkat ke Surga dengan jiwa dan raganya. Dalam tradisi gereja Timur mereka menyebutnya “dormition” atau “ngantuk dan tertidur” sedangkan bagi kita Gereja Barat atau Katolik Roma menyebutnya Bunda Maria diangkat ke Surga (assumption) dengan jiwa dan badan.

Ada sebuah pertanyaan yang selalu dimunculkan oleh pihak non Katolik adalah mengapa Gereja Katolik sangat berdevosi kepada Bunda Maria? Ada beberapa alasan mendasar yakni Pertama, Bunda Maria sendiri memberi alasan dalam magnificat yang kita dengar dalam bacaan Injil hari ini: “Sesungguhnya mulai sekarang, segala keturunan akan menyebut aku berbahagia karena yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan namanya adalah kudus.” (Luk 1:48-49). Perbuatan besar apa yang dilakukan oleh Tuhan bagi Maria? Ada beberapa, diantaranya adalah Tuhan memilih Maria menjadi ibu Yesus sang Putera, menganugerahi Roh KudusNya sebanyak dua kali yakni pada saat ia menerima kabar sukacita dan pada Hari Raya Pentekosta, menjadikannya penuh rahmat, mengikutsertakannya dalam karya penebusan Yesus Puteranya. Kedua, Maria adalah Bunda Allah. Yesus sendiri memberi ibunya kepada Yohanes (wakil gereja) sebagai ibu dan Yohanes sebagai anaknya: “Ibu inilah anakmu..Yohanes inilah ibumu” (Yoh 19:26-27). Ketiga, Maria merupakan model kebajikan-kebajikan Kristiani terutama kekudusannya (penuh rahmat), ketaatannya kepada kehendak Allah (fiat) dan kerendahan hatinya (Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu).

Pertanyaan lebih lanjut adalah mengapa Gereja Katolik percaya pada Dogma Bunda Maria diangkat ke Surga? Bapa Suci Pius XII dalam Konstitusi Apostolik Munificentimus Deus memberi empat alasan penting. Pertama, Sejak abad pertama terdapat tradisi yang tidak pernah putus tentang kematian dan pengangkatan Bunda Maria ke Surga dengan jiwa dan badannya. Kedua, Kepercayaan ini diungkapkan dalam liturgi gereja. Ketiga, Bunda Maria tidak memiliki kubur, sedangkan para rasul memilikinya. Keempat, Di dalam Kitab Perjanjian Lama sudah terdapat contoh-contoh orang yang diangkat ke surga dengan jiwa dan badan. Misalnya Henok (Kej 5:24), Kemungkinan Musa (Ul 34:5-6) dan Elia (2Raj 2:1). Di samping itu ada juga alasan-alasan teologis misalnya Maria dikandung tanpa noda sehinga tubuhnya tidak rusak setelah kematian. Maria penuh rahmat dan kudus sehingga selalu ada tempat baginya untuk selalu bersama dengan Puteranya Yesus Kristus di Surga.

Lalu apa dampak perayaan Bunda Maria diangkat ke surga bagi kehidupan kita sebagai pengikut Kristus? Pertama, Bunda Maria diangkat ke surga karena kekudusannya. Pesta ini sekaligus menjadi undangan bagi kita untuk hidup kudus dan tak bercacat di hadirat Tuhan supaya nantinya dapat menikmati surga abadi. Mengapa? Menurut St. Paulus, tubuh kita adalah tempat tinggal Roh Kudus (1Kor 6:19), tubuh kita adalah anggota Tubuh Kristus (1Kor 6:15) dan tubuh kita juga akan dipermuliakan pada saat penghakiman terakhir. Kedua, kita juga diberi jaminan harapan akan kebangkitan terutama di saat kita mengalami pergumulan hidup. Ketiga, kita mendapat pesan tentang kebebasan sejati dari dosa dan salah.

Saya mengakhiri homili ini dengan sebuah kisah lain. Ada seorang tukang kayu sedang mereparasi bubungan gereja katedral. Di atas scaffolding ia melihat ke bawah dan tampaklah olehnya seorang wanita setengah baya sedang berdoa dengan khusuk di depan patung Bunda Maria. Tukang kayu itu berbisik, “Hai ibu, ini Yesus.” Wanita itu pura-pura tidak mendengarnya. Untuk kedua kalinya tukang kayu berbisik agak lebih keras, “Ibu, ini Yesus”. Kali ini wanita itu juga pura-pura tidak mendengarnya. Akhirnya, tukang kayu berbicara dengan suara keras, “Ibu, apakah anda tidak mendengar saya? Ini saya, Yesus. Wanita itu memandang ke arah salib dan berkata, “Yesus, pliz tenang yah, jangan ganggu aku karena aku lagi curhat sama mamiMu. Maria selalu istimewa bagi kita. Itu sebabnya Elizabeth memuji Maria, “Berbahagialah dia yang telah percaya” (Luk 1:45)

Doa: Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus. Santa Maria Bunda Allah doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply