Renungan 24 Agustus 2012

St. Bartolomeus, Rasul

Hari Jumat, Pekan Biasa XX

Why 21: 9b-14

Mzm 145: 10-11.12-13b. 17-18

Yoh 1:45-51


Kami telah menemukan Yesus!


Seorang anak selalu mengikuti orang tuanya ke Gereja. Setiap kali orang tuanya maju dan menerima komuni, ia selalu ikut dan memperhatikan apa yang dilakukan orang tuanya dan pelayan komuni. Dia dengan sopan kembali ke tempat duduk bersama orang tua. Dia memperhatikan orang tuanya berlutut dan berdoa, dia juga melakukan hal yang sama. Orang tuanya duduk kembali dan dia juga demikian. Pada suatu hari ia bertanya kepada maminya, “Mami, mengapa kita selalu melakukan hal yang sama setiap hari Minggu di Gereja?” Ibunya menjawab, “Karena kita bertamu di rumah Tuhan Yesus”. “Apa yang mami terima di Gereja?” “Tuhan Yesus”, jawab maminya. “Apakah saya juga bisa menerima Tuhan Yesus seperti mami?” “Iya nanti kalau kamu sudah sekolah pasti akan menerima Tuhan Yesus” Jawab maminya. Untuk memberi semangat kepada anaknya, ibu itu selalu menyiapkan permen khusus yang bentuknya seperti hosti dan setiap hari minggu anak itu menerima dari tangan maminya di Gereja. Anak itu merasa bahwa Tuhan Yesus itu manis seperti permen.


Hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan Pesta St. Bartolomeus. Tidak diketahui nama yang sesungguhnya. Bartolomeus berasal dari keluarga bar-Tolomeus artinya anak Tolomeus. Dia orang Kana di Galilea. Mari kita mengenal bagaimana perjumpaan dan dialog hangat Bartolomeus atau Natanael dengan Yesus. Perjumpaan itu mengesankan dan membuatnya bersatu selamanya dengan Yesus.

Ketika Yesus mulai tampil di depan umum, banyak orang terpesona dengan karya-karya yang Yesus lakukan. Ia membuat banyak mukjizat, pengajaranNya penuh kuasa dan wibawa, pribadiNya menarik perhatian banyak orang. Yohanes pembaptis memiliki murid dan ia sendiri mengantarnya kepada Yesus dan berkata, “Lihatlah Anak domba Allah” (Yoh 1:29.36). Para murid pertama yang adalah murid Yohanes Pembaptis juga terpesona dengan Yesus dan mengikutiNya. Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata, “Kami telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat  dan oleh para nabi yaitu Yesus, Anak Yusuf dari Nazaret” . Para murid perdana memiliki semangat terpesona dan misioner. Filipus melakukan itu kepada Natanael. Natanael merasa heran karena mendengar pribadi yang sudah disebut dalam Kitab Suci yaitu Yesus, orang Nazaret. Memang daerah asal Yesus yaitu Nazaret tidaklah terkenal seperti daerah lain di Galilea. Filipus pun membawa Natanael untuk bertemu dengan Yesus.


Yesus mengenal setiap pribadi. Ketika Natanael bertemu dengan Yesus, Yesus berkata kepadanya, “Lihatlah, inilah orang Israel, tidak ada kepalsuan di dalamnya.” Yesus mengenal setiap pribadi bukan hanya sebatas nama tetapi juga daerah asalnya. Ia memperkenalkan keaslian Natanael. Natanael heran karena Yesus mengasihinya dengan menyapa dan menyebut daerah asalnya. Apalagi sudah melihat Natanael duduk di bawah pohon ara. Dalam Kitab Suci, ungkapan “duduk di bawah pohon ara” berarti tempat menimba kebijaksanaan. Natanael merasa dikasihi Tuhan Yesus sehingga ia mengakui imannya: “Rabi, Engkau anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus berkata kepadaNya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia”.


Di dalam diri para Rasul, Tuhan Yesus memberi GerejaNya dasar yang kokoh supaya Gereja menjadi lambang abadi yang menampakkan kehadiran dan anugerahNya bagi semua orang. Maka setiap kali merayakan Pesta para Rasul, kita seharusnya merasakan kehadiran Tuhan. Pengakuan iman mereka menjadi warisan yang mulia dan selalu diulangi setiap kali berekaristi bersama.


Pengalaman iman yang menarik perhatian kita sehubungan dengan pesta Santo Bartolomeus ini adalah bahwa Yesus mengenal setiap pribadi. Ia berkata kepada Natanael, “Aku telah melihat engkau”.Ia juga melihat setiap pribadi dengan wajah yang penuh kasih. Keakraban Yesus ini memiliki nilai tambah tersendiri bagi Natanael. Pengalaman Yesus dan Natanael ini membuat kita terdorong untuk mengoreksi diri kita terutama bagaimana kita berkomunikasi dengan sesama. Kata-kata sesederhana apa pun memiliki power bagi setiap pribadi. Apakah komunikasi yang kita alami setiap hari memperkuat persekutuan kita satu sama lain atau komunikasi yang menghancurkan?


Pengalaman lain yang kiranya kita miliki sebagai gereja adalah menjadi misionaris. Yesus adalah misionaris  sejati. Filipus adalah seorang misioner yang membawa Natanael kepada Yesus. Ini adalah inspirasi bagi kita untuk tekun membawa Yesus yang kita imani, kita kasih kepada sesama kita. “Mari dan lihatlah” adalah ajakan yang bagus dan hendaknya menjadi milik kita. Kita mengajak saudara-saudara yang belum mengenal Yesus atau yang sudah mengenal tetapi menjauh, “Mari dan lihatlah”. Lihatlah Yesus, kagumi dan cintailah Dia! Katakanlah “Kami telah melihat Yesus!” Inilah tugas misioner kita di dalam Gereja. Beranikah anda bersaksi telah menemukan Yesus dalam hidupmu? Ini menantang kita semua yang mengimaniNya.


Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau mengenal dan mengasihi kami secara pribadi. Amen


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply