Parenting ala Yesus

Meditasi Mrk 7: 19-23


Mana yang “najis” dan “tidak najis” bagi anak-anak?

Perikop Injil hari Minggu ini tentang perintah Allah dan adat istiadat Yahudi.Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat terlalu mementingkan adat istiadat Yahudi dan lupa prinsip-prinsip dasar tentang martabat manusia, cinta kasih dan keadilan. Lebih lagi ada pola pikir mereka yang mengatakan bahwa perilaku manusia itu sungguh-sungguh berubah karena pengaruh lingkungan semata-mata. Semua hal yang terjadi di sekitar zona kehidupan seorang pribadi akan membuatnya jatuh dalam dosa. Makanan yang dimakan saja akan menajiskan orang kalau alat makan tidak di cuci, tangan untuk mengambil makanan juga tidak dicuci. Terhadap pengalaman ini, Yesus berusaha meluruskan pikiran mereka dengan berkata, “Segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalamm seseorang tidak dapat menajiskannya. Semua makanan halal.  Apa yang keluar dari seseorang itulah yang menajiskannya sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran yang jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Ini semua muncuk dari dalam dan menajiskan” (Mrk 7:19-23).


Ya, tentu di sini Yesus berbicara tentang halal tidaknya makanan di satu pihak dan dosa-dosa yang keluar dari dalam hati manusia di lain pihak. Nah, sadar atau tidak sadar para orang tua kadang-kadang merencanakan kejahatan-kejahatan tertentu di depan anak-anaknya. Misalnya seorang ibu karena saking kesal dengan suami berencana untuk membunuh suaminya. Dia mengutarakan di depan anaknya sendiri bahwa pada sangat benci sama suaminya dan suatu saat akan menusuknya dengan pisau sampai tewas. Atau seorang bapa yang menunjukkan iri hati dan cemburunya kepada isterinya di depan anak-anak sampai memukulnya berkali-kali. Anak-anak, apalagi mereka yang masih usia dini akan save semua pengalaman ini dan di masa depan akan mengulangi pengalaman masa kecil ini. Jangan heran kalau anak-anak usia dini pun sudah bisa melakukan kejahatan orang dewasa seperti pembunuhan, pemerkosaan karena pengalaman yang mereka rasakan di rumah atau dengan peer groupnya.


Anda mau punya generasi yang baik? Mau punya manusia muda yang memiliki jiwa manusia? Rumah haruslah menjadi taman eden bagi pertumbuhan mereka, bukan taman edan bagi kehancuran mereka. Mari kita menjaga dan melindungi generasi manusia baru dengan pendidikan nilai yang baik. Hai para orang tua, kamu pasti bisa memberi yang terbaik bagi anak bukan yang terburuk bagi anak. Dari situ tidak akan ada lagi najis-najis dalam ensiklopedi manusia muda.


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply