Parenting ala Yesus

Meditasi Luk 4: 31-37

Orang tua mengajar atau mendidik anak?
Ki Hajar Dewantara dan Paulo Freire hidup dalam zaman dan tempat yang berbeda tetapi sama-sama mendefinisikan pendidikan sebagai proses humanisasi. Pendidikan adalah usaha memanusiakan manusia, usaha mengangkat manusia ke taraf insani. John Dewey memahami pendidikan sebagai proses yang dilakukan di dalam masyarakat untuk menghasilkan suatu perubahan tertentu. Di dalam mendidik ada pembelajaran yang merupakan komunikasi eksistensi yang otentik kepada manusia untuk dimiliki, dilanjutkan dan dikembangkan. Sedangkan mengajar adalah kegiatan teknis seorang guru. Persiapan untuk mengajar termasuk kegiatan teknisnya dan hasilnya juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku yang sifatnya verbal.Tidak semua pendidikan adalah pembelajaran dan tidak semua pembelajaran adalah pendidikan. Tidak semua guru mampu mendidik walaupun ia pandai mengajar.
Penginjil Lukas (Luk 4:31-37) mengisahkan bahwa Yesus pergi ke Kapernaun dan mengajar di sana. Di Kapernaun, Yesus mengusir roh jahat yang menguasai seorang dengan berkata: “Diam, keluarlah daripadanya”. Yesus dengan kekudusanNya mampu mengalahkan roh jahat. Di sini, Yesus melakukan dua kegiatan yang kiranya patut dilakukan oleh setiap orang tua. Pertama, Yesus pergi. Dia melakukan perjalanan yang jauh dari Nazareth ke Kapernaun. Ini adalah usahaNya untuk keluar dari diri sendiri untuk melayani umatNya. Kedua, Yesus mengajar. Ia mengajar tetapi sebenarnya lebih dari sekedar mengajar. Ia justru mendidik atau memanusiakan setiap pribadi untuk bebas dari kuasa jahat. Singkatnya, Yesus selalu mencari yang terbaik dalam diri umatNya.
Belajar dari Yesus, para orang tua diharapkan keluar dari dirinya sendiri atau keluar dari egonya untuk melayani anak-anak. Contoh sederhana, selama sehari berapa orang tua yang berani mematikan HP, BB, Ipad, Facebook, Twitter untuk fokus pada pendidikan anaknya? Berapa orang tua yang berani mematikan gadget saat sedang makan bersama anak-anaknya? Orang tua telah keliru menunjukkan kelemahannya dengan sambil makan, ibu dan bapa fokus pada gadget. Belajar dari Yesus, para orang tua menyadari bahwa mereka bukan hanya mengajar tetapi lebih dari itu menjadi pendidik utama bagi anak-anak dalam semangat sebagai pengikut Kristus. 
Para orang tua juga terpanggil untuk membebaskan anak-anak dari kuasa yang jahat. Dengan memberi fasilitas seperti HP, BB, Netbook sampai Ipad itu hal yang baik tetap akan lebih baik kalau anak-anak didampingi, diajarkan disiplin yang baik dalam menggunakan fasilitas yang ada. Kejahatan bisa menguasai anak-anak ketika orang tua tidak punya waktu untuk bersama, melatih disiplin dalam hidup. Akibatnya fasilitas-fasilitas itu menjadi asal muasal kejahatan. Berapa orang tua yang menggunakan waktunya memeriksa hp anak-anaknya? Anak-anak usia dini masih perlu dikontrol HPnya! Mereka yang sudah dewasa, diingatkan untuk bijaksana karena mereka sudah punya zona privacy. 
Apa yang harus dilakukan para orang tua? 

Secara sederhana, mulailah bergeser dari konsep mengajar menjadi mendidik. Para orang tua berubah dari diri sebagai pengajar menjadi seorang pendidik. Proses pergeseran atau perubahan ini akan berdampak positif dalam interaksi sebagai orang tua dan dengan anak-anak. Jadi orang tua bukan hanya sekedar pengajar tetapi lebih dari itu dia seorang pendidik sejati.
Hai para orang tua, anda pasti bisa!
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply