Renungan 11 September 2012

Hari Selasa, Pekan Biasa ke XXIII

1Kor 6:1-11
Mzm 149: 1-2.3-4.5-6a.9b
Luk 6:12-19
Kuasa Doa
Dalam Kompendium Katekismus Gereja Katolik (no. 572) dikatakan, “Doa adalah anugerah rahmat, tetapi selalu mengandaikan jawaban tegas dari pihak kita, karena orang yang berdoa berjuang melawan dirinya sendiri, lingkungannya dan terutama si Penggoda yang dengan segala cara mengeluarkannya dari doa. Perjuangan doa tidak terpisahkan dari kemajuan dalam hidup rohani. Kita berdoa seperti kita hidup karena kita hidup seperti kita berdoa”.
Tuhan Yesus di dalam Injil menunjukkan konsistensi dan sikap doa yang baik. Ia biasanya berdoa di bukit seorang diri dan dilakukanNya sepanjang malam.  Kali ini Dia melakukan hal yang sama karena Ia harus mengambil keputusan penting untuk menetapkan Utusan atau Rasul-Rasul-Nya dari antara para Murid-Nya. Ia memilih 12 orang sesuai dengan jumlah12 suku Israel. Boleh dikatakan Ia membentuk Israel baru. Para Rasul adalah orang-orang sederhana, kebanyakan adalah para nelayan tetapi Tuhan mempercayakan mereka sebagai mitra kerjaNya. Para Rasul yang dimaksud adalah Simon Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Matius, Thomas, Yakobus anak Alfeus, Simon orang Zelot, Yudas anak Yakobus dan Yudas Iskariot.
Setelah Yesus memilih dan menetapkan keduabelas UtusanNya ini, Ia juga menunjukkan teladan bagaimana menjadi Utusan untuk melayani. Banyak orang dari berbagai pelosok, entah yang termasuk komunitas Yahudi maupun bukan Yahudi datang untuk dijamah dan disembuhkan oleh Yesus. Dari dalam diri Yesus, keluar kuasa yang besar untuk menyembuhkan dan menyelamatkan banyak orang. Orang-orang banyak juga berhasrat untuk mendengar Yesus. Para Rasul juga akan menjadi Utusan yang pergi dan mewartakan Sabda serta menyembuhkan banyak orang karena diberi kuasa oleh Yesus. Namun demikian kuasa itu akan berarti kalau selalu bersama dengan Yesus dalam doa. Para Rasul sebagai Utusan Tuhan akan mewariskan kuasa Yesus turun temurun di dalam Gereja dalam aneka pelayanan istimewa bagi Para Uskup dan Imam.
Dengan memilih keduabelas Rasul ini, Yesus tidak hanya membagi otoritas dan perutusanNya tetapi ia juga menyiapkan struktur administrasi yang nantinya memungkinkan berlanjutnya segala sesuatu yang sudah dimulaiNya. Yesus memulai segalanya dalam doa. Di kemudian hari, Gereja juga memulai segala sesuatu dengan doa. Missalnya, komunitas para Rasul berdoa sambil menunggu datangnya Roh Kudus (Kis 1:14). Mereka juga berdoa sebelum memilih Rasul pengganti Yudas Iskariot yaitu Matias (Kis 1:24). Para Rasul berdoa bersama sebelum mengutus Paulus dan Barnabas sebagai misionaris (Kis 13:3). 
Para Rasul ini memiliki tugas mulia mempersatukan setiap pribadi yang percaya kepada Kristus. Namun demikian tugas seperti ini tidaklah mudah. Paulus pernah mengalami betapa sulitnya mengatur orang-orang Korintus. Orang-orang Korintus memang sangat spesial. Ketika ada persoalan tertentu di dalam jemaat mereka tidak mencari para Rasul untuk mendampingi, mereka malah mencari orang-orang di luar komunitas. Ada konflik di dalam komunitas, tetapi meminta orang di luar komunitas untuk menyelesaikannya. Bagi Paulus, orang-orang di luar komunitas itu belum berhikmat atau belum kudus. Maka mereka seharusnya meminta para Rasul yang sudah dikuduskan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah komunitas. 

Bagi Paulus, apabila ada orang yang tidak adil di dalam komunitas maka mereka tidak layak di dalam Kerajaan Allah. Paulus juga mengidentifikasikan kebiasaan dan dosa populer dikalangan orang-orang Korintus: orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah, dan penipu tidak akan mendapat bagian di dalam Kerajaan Allah. Pada akhirnya kepada jemaat di Korintus, Paulus mengatakan, “Kalian telah memberi dirimu disucikan, kalian telah dikuduskan, kalian telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.”
Sabda Tuhan hari ini memberi kekuatan kepada kita untuk bertumbuh dalam rahmat Tuhan. Doa adalah hal yang penting dalam menentukkan keputusan-keputusan penting. Doa adalah hidup dan hidup adalah doa! Kita memulai segalanya bersama Tuhan dan mengakhirinya juga bersama Tuhan. Jadi doa merupakan hal yang esensial bagi kita semua. 
Sabda juga mengingatkan kita untuk bertumbuh bersama sebagai satu komunitas persaudaraan. Kita semua juga menjadi Rasul yang diutus Tuhan dengan kuasa sakramen-sakramen di dalam Gereja untuk melayaniNya. Para imam, biarawan dan biarawati bersama kaum awam adalah sebuah Gereja yang dapat menjadi Israel baru. Misinya juga sama yaitu mendengar dan mewartakan Sabda serta membawa kesembuhan atau keselamatan bagi banyak orang. Hal ini tentu mengandaikan ketekunan di dalam doa.
Doa: Tuhan yang maha baik, ajarilah Aku untuk selalu bersatu denganMu dalam doa. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply