Renungan 26 September 2012

Hari Rabu, Pekan Biasa XXV

Ams 30:5-9
Mzm 119:29.72.89.101.104.163
Luk 9:1-6
Ia memberi tenaga dan kuasa kepada utusanNya
Bacaan Injil dalam perayaan Ekaristi kemarin, kita di hadapkan pada pertanyaan siapa yang menjadi saudara-saudari dan ibu Yesus? Jawabannya menurut Yesus sendiri adalah mereka yang mendengar Sabda Allah dan melakukannya di dalam hidupnya. Para murid Yesus mendengar secara langsung kata-kata ini. Tentu saja mereka sedikit sadar diri bahwa mereka adalah bagian dari rencana Yesus karena mereka sudah melepaskan segalanya untuk mengikuti Yesus. 
Yesus disapa para pengikutNya waktu itu sebagai Rabbi artinya Guru. Pada zaman dahulu biasanya murid yang memilih seseorang menjadi gurunya untuk belajar hukum Taurat. Yesus berbeda, Dialah yang memilih dua belas orang dari banyak orang yang mengikutiNya untuk menjadi Rasul (Luk 6:13). Jadi keduabelas orang pilihan ini bukan hanya sebagai “mathetai” atau murid, pengikut atau orang yang mendampingi Yesus dalam pelayananNya. Mereka adalah “apostoloi” artinya pribadi-pribadi yang diutus untuk menjalani misi Yesus (Luk 6:13). Harapan Yesus adalah para utusan ini dapat meneruskan pekerjaanNya ketika Ia akan kembali kepada Bapa di Surga. 
Apa yang Yesus lakukan bagi para rasulNya? Ia mempersiapkan mereka untuk menjalani misiNya. Caranya adalah Ia memberi mereka instruksi khusus agar mereka dapat mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan. Ia mengingatkan mereka bagaimana membaca tanda-tanda zaman. Hal nyata yang dilakukanNya adalah memanggil keduabelas muridNya dan memberi “tenaga dan kuasa”. Tenaga dan kuasa ini berguna untuk menguasai setan-setan dan sakit penyakit. Lukas mengulangi terus menerus “tenaga dan kuasa” untuk mengatakan bahwa segala sesuatu yang akan mereka lakukan bukan atas nama diri mereka sendiri tetapi Yesus sendiri yang menyertai mereka dan menaklukan segala kuasa di bumi terutama kuasa setan dan penyakit (Luk 4:36;Luk 5:17; Luk 6:19). Dalam terang Injil Yohanes, kuasa yang diberikan Yesus adalah Roh Kudus. Misalnya dalam peristiwa kebangkitan, Yesus menampakan diriNya kepada para muridNya dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” (Yoh 20:22-23). 
Prioritas perutusan para murid Yesus adalah mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang. Kerajaan Allah yang diwartakan merupakan gambaran keprihatinan Allah bagi manusia. Kuatnya tenaga dan kuasa Allah dalam diri Yesus untuk mengusir setan-setan dan menyembuhkan segala jenis penyakit adalah tanda hadirnya kekuatan yang baik  yang datang dari Allah. Para utusan Tuhan dihimbau untuk hidup sederhana, “Janganlah membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang atau dua helai baju”. Mengapa Tuhan menghimbau para utusanNya untuk hidup sederhana? Karena para utusan ini harus menunjukkan betapa kayanya Kerajaan Allah sehingga mereka tidak akan berkekurangan apa pun. Segala-galanya berasal dari Tuhan. 
Kerajaan Allah adalah prioritas utama dan yang lainnya akan ditambahkan (Mat 6:13). Yesus sendiri mengingatkan mereka, “Di mana hartamu berada di situ hatimu berada”. (Mat 6:21). Tentang harta kekayaan ini, dalam bacaan pertama kita diingatkan bahwa baik kekayaan maupun kemiskinan dapat menjadi situasi yang membahayakan kalau dapat menyebabkan orang kehilangan imannya. Sang bijak justru berdoa seperti ini: “Janganlah aku Kauberi kemiskinan atau kekayaan, melainkan hanyalah kebutuhan hidupku secukupnya”. Dalah kaitan dengan hidup para rasul,  pola hidup sederhana akan membantu mereka untuk lebih memprioritaskan perutusan mereka, bukan kekhawatiran akan apa yang mereka akan makan, minum dan pakai (Mat 6:25). Para rasul juga membawa damai, menyampaikannya dan tegas apabila menghadapi penolakan. Kehadiran mereka hendaknya merupakan kehadiran yang membawa damai dan ketenangan.
Perutusan para rasul adalah panggilan dan perutusan Gereja masa kini. segala sesuatu yang Gereja lakukan bukan berasal dari Gereja sendiri tetapi bersumber pada Yesus. Karya Gereja adalah karya Yesus sendiri karena Dia yang punya Gereja. Relasi Gereja dan Yesus akan membantu kita memahami luhurnya pelayanan para Hamba Tuhan di dalam Gereja bukan berbelit-belitnya sebuah birokrasi buatan manusia di dalam Gereja. Maka misi utama Gereja adalah mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan sakit penyakit. Hal ini nyata dalam pewartaan Injil dan perbuatan kasih.
Kita semua dikuatkan oleh Tuhan untuk memiliki skala prioritas dalam menjalani hidup ini. Seperti para rasul, kita sebagai Gereja memiliki prioritas menghadirkan Kerajaan Allah lewat pewartaan Injil dan perbuatan kasih terutama melayani dan menyembuhkan orang-orang sakit. Gereja juga mendapat kuasa untuk mengusir setan-setan dalam pelayanan sakramen-sakramen. Semua ini dapat dilakukan dengan sempurna kalau Gereja dalam hal ini umat Allah menyadari penyertaan Tuhan hingga akhir zaman (Yoh 15:5; Mat 28:20).
Doa: Tuhan Yesus terima kasih atas tenaga dan kuasa yang Engkau anugerahi bagi kami. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply