Renungan 1 Oktober 2012

St. Theresia dari Kanak-Kanak Yesus

1Kor 12:31-13:13
Mzm 131:1-3
Mat 18:1-5

Semua karena cinta!

Pada hari ini seluruh Gereja katolik merayakan peringatan St. Theresia dari Kanak-Kanak Yesus. Maria Francoise Theresia Martin lahir di kota Alencon, Prancis pada tanggal 2 Januari 1873. Ayahnya bernama Louis Martin dan ibunya Azelie Guerin.  Ibunya meninggal  dunia karena sakit kanker ketika Theresia baru berusia 4 tahun. Setelah Ny. Azelie meninggal, Louis Martin memutuskan untuk pidah ke Lisieux bersama anak-anaknya. Pauline adalah kakak Teheresia yang boleh dikatakan sebagai pengganti ibundanya karena setelah ibu meninggal Pauline merawatnya. Namun ketika Theresia berusia 10 tahun kakaknya Pauline ini memutuskan untuk masuk biara Karmel. Peristiwa ini membuat Theresia jatuh sakit. Dokter tidak menemukan penyakit apa pun darinya. Bapa dan kakak-kakaknya mendoakan dia. Pada suatu hari patung Bunda Maria di kamarnya tersenyum dan sejak saat itu ia sembuh dari sakit. Ia memiliki kuasa doa yang luar biasa. Satu hal yang ajaib adalah ketika Ia mendoakan penjahat yang dapat bertobat menjelang ajalnya.


Theresia sangat mencintai Yesus. Ketika berusia 12 tahun, ia berdoa di depan sebuah Salib: “Yesus di kayu salib yang haus, saya akan memberikan air kepadMu. Saya bersedia menderita sedapat mungkin, agar banyak orang berdosa bertobat”. Ia ingin mewujudkan cintanya dengan masuk biara Karmel tetapi sayang sekali usianya masih muda. Namun atas ijin Paus maka ketika berusia 15 tahun ia boleh masuk biara di Lisieux. Di dalam biara, anak remaja ini melakukan pekerjaan-pekerjaannya dengan baik dan dengan penuh cinta. Pada suatu ketika ia berkata, “Tuhan tidak menginginkan kita melakukan ini atau pun itu, Ia ingin kita mencintaiNya”. Ia juga berdoa, “Oh Yesus, aku tahu, cinta hanya dapat dibalas dengan cinta, maka aku sudah menemukan alat untuk memuaskan hatiku dengan memberikan cinta kepada cintaMu”

Ia kemudian mengidap penyakit TBC dan akhirnya meninggal dunia pada tanggal 30 September 1897. Ia dikenal sebagai Pujangga gereja, dan pelindung misi karena doa-doanya untuk tanah-tanah misi. Wasiatnya yang dikenal: “Apa pun yang terjadi, percayakanlah dirimu kepada Tuhan, seperti seorang kanak-kanak kepada ibunya”


Bacaan-bacaan suci pada peringatan St. Theresia ini menggambarkan jati diri Theresia. Dalam dunia Perjanjian Lama, para nabi memiliki panggilan khusus untuk mengatakan kepada umat Allah tentang janji Tuhan. Biasanya janji Tuhan itu selalu menyangkut hal-hal yang baik. Nabi Yesaya misalnya mengingatkan umat Israel di Babel bahwa pada suatu saat mereka akan mengalami sukacita dengan berjalan kembali ke Sion. Perjalanan kembali ini merupakan suatu kemenangan meskipun ada kekecewaan besar di hati umat Israel karena berada di Babel. Nabi Yesaya tetap memberi semangat dan menggambarkan Yahwe seolah-olah sebagai seorang ibu bagi mereka. Melalui dia, Tuhan mengingatkan umat Israel untuk bersukacita atas Yerusalem, bersorak sorai atas Sion. Tuhan berjanji, “Aku akan mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan para bangsa seperti batang air yang membanjir, kalian akan menyusu, digendong dan dibelai-belai dipangkuan”. Di sini, Yesaya benar-benar menggambarkan identitas Allah sebagai kasih. Meskipun umatNya berada di Babel karena dosa, Ia menjanjikan penghiburan, kesabaran dan cinta kasih kepada mereka. Tuhan seperti seorang Ibu bagi umat Israel.


St. Paulus menyadarkan umat di Korintus untuk membangun Gereja sebagai Tubuh Mistik Kristus yang utuh. Gereja yang utuh ini dibangun di atas dasar kasih. Cinta kasih menjiwai kehidupan umat atau Gereja dan tetap lestari sampai umat menghadap sang penciptanya. Theresia mengatakan bahwa rahasia besar dalam kebersamaan di dalam biara adalah cinta. Hal ini memang sesuai dengan pesan Paulus: “Cinta kasih itu sabar, murah hati dan tidak cemburu. Cinta kasih tidak memegahkan diri dan tidak sombong dan tidak bertindak kurang sopan. Cita kasih tidak mencari keuntungan sendiri, tak cepat marah dan menyimpan kesalahan orang lain. Cinta kasih itu tak bersukacita atas ketidakadilan tetapi atas apa yang benar. Cinta kasih menutupi segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu. Cinta kasih tak berkesudahan”. Gambaran diri Theresia ada dalam himne cinta kasih Paulus ini.


Di dalam bacaan Injil, Yesus mengingatkan para muridNya untuk bertobat, mengalami kasih dan kerahimanNya seperti seorang anak kecil yang polos. Salah satu tantangan di dalam hidup bersama adalah ambisi untuk berkuasa. Para murid Yesus juga mengalami hal yang sama. Mereka mempertentangkan siapa yang terbesar di antara mereka. Yesus mengingatkan mereka untuk bertobat, memiliki hati yang polos, sederhana seperti seorang anak kecil. Orang butuh rendah hati sehingga dapat menerima Yesus di dalam hidupnya. Injil ini menjadi inspirasi tersendiri bagi Theresia. Ia menjadi anak kecil yang polos yang bersahabat dengan Yesus. Ia merasa bahwa hari demi hari Yesus selalu mengubah dirinya.



Relasinya dengan Yesus yang menggambarkan kerinduan dan cintanya terungkap dalam salah satu doanya: “Yesus, tentu Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainanMu! Anggap saja saya ini mainanMu. Bila akan Kauangkat, betapa senang hatiku. Jika hendak Kausepak kian kemari, silakan! Dan kalau hendak Kau tinggalkan di pojok kamar lantaran bosan, boleh saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak Kautusuk bolaMu…O.. Yesus, tentu itu sakit sekali, namun terjadilah kehendakMu.” Ini adalah doa Theresia pada saat berusia 7 tahun sebelum menerima Komuni pertama. 


Saya mengakhiri renungan ini dengan sebuah doa kepada St. Theresia:


O Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus, 
tolong petikan bagiku sekuntum mawar dari taman surgawi 
dan kirimkan padaku dengan suatu amanat cinta. 
O Bunga kecil dari Yesus, mintalah kepada Allah hari ini 
untuk menganugerahkan rahmat yang kami butuhkan 
(sebut intensimu) 
Ya Santa Theresia, bantulah aku untuk senantiasa 
percaya kepada belas kasihan Allah yang begitu besar 
sama seperti yang engkau sendiri alami dalam hidupmu 
sehingga aku juga boleh menelusuri lorong kecilmu setiap hari. 
Amen.


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply