Salam Maria

Bunda Allah

Pada suatu kesempatan saya ditanya oleh seorang anak muda: “Mengapa Tuhan Yesus Kristus itu sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia?”

Untuk menjawab pertanyaan ini, saya teringat di dalam Katekismus Gereja Katolik dikatakan bahwa Yesus secara tak terpisahkan sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia dalam kesatuan Pribadi ilahiNya. Yesus adalah Putera Allah yang diahirkan bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa. Jadi Yesus sungguh-sungguh manusia, Dia menjadi saudara kita, sebagai Allah, Dia menjadi Tuhan kita.
Konsili Kalsedon 451, mengajarkan: “Putera yang satu dan sama, Tuhan Yesus Kristus, sempurna dalam keilahianNya, dan sempurna dalam kemanusiaanNya. Dia sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia, terdiri dari jiwa yang rasional dan badan. Dia sehakikat denga Bapa karena keilahianNya, sehakikat dengan kita karena kemanusiaanNya, kecuali dalam hal dosa. Ia dilahirkan oleh Maria Perawan dan Bunda Allah, menurut kemanusiaan”.

Maria adalah Bunda Allah! Allah yang mana?
Bapa di surga memiliki rencana istimewa bagi setiap orang. Ia memilih Maria dari para wanita menjadi Bunda Yesus PuteraNya. Dialah Allah yang berkarya sejak masa Perjanjian Lama sampai sekarang ini. Dia membebaskan umat Israel dari perbudakan Mesir dan mengantar mereka ke Tanah terjanji. Allah yang mereka dengar suaraNya di padang gurun tetapi mereka tidak melihatNya. Hanya Musa yang dapat melihat dan berbicara denganNya. Dia berjalan dengan manusia dan menjadi pembimbing yang setia. Yesus adalah pemenuhan janji Allah untuk mendampingi manusia. Dialah Emanuel, Allah besrta kita.
Tanda penyertaan Tuhan sempurna di dalam Yesus, Putera Allah. Ia dilahirkan oleh Bunda Maria. Karena jasa Yesus Kristus Putera Allah maka Maria juga menjadi Bunda Allah. Maria Santissima adalah Bunda Yesus, sungguh-sungguh manusia dan sungguh-sungguh Allah. Maria menjawabi kasih Tuhan dan bersedia menjadi ibunda Yesus Putera Allah. 

Saya teringat St. Gegorius Naziansa (390) yang mengatakan: “Barangsiapa tidak percaya bahwa Bunda Maria adalah Bunda Allah, maka ia adalah orang asing bagi Allah. Sebab Bunda Maria bukan semata-mata saluran, melainkan Kristus sungguh-sungguh terbentuk di dalam rahim Maria secara ilahi (karena tanpa campur tangan manusia) namun juga manusiawi (karena mengikuti hukum alam manusia)”.
Doktrin Maria sebagai Bunda Allah atau “Theotokos” dinyatakan Gereja melalui Konsili Efesus (431) dan Konsili Kalsedon (451). Namun sebenarnya, jauh sebelum konsili ini umat Kristiani sudah terbiasa menyapa Maria sebagai Bunda Allah. Perlu diketahu bahwa Konsili Efesus yang mengajarkan “Theotokos” tersebut adalah untuk menolak pengajaran sesat dari Nestorius. Nestorius hanya mengakui Maria sebagai ibu kemanusiaan Yesus, tapi bukan ibu Yesus sebagai Tuhan, sebab menurut Nestorius yang dilahirkan oleh Maria adalah manusia yang di dalamnya Tuhan tinggal, dan bukan Tuhan sendiri yang sungguh menjelma menjadi manusia.
Jelaslah bahwa doktrin Maria Bunda Allah bukan untuk semata-mata menghormati Maria, tetapi terutama untuk menghormati Yesus, “Sungguh-sungguh manusia, namun juga sungguh-sungguh Allah”. Gereja selalu mengimani Pribadi Yesus yang tunggal, yang merupakan persatuan sempurna antara keilahian dan kemanusiaan-Nya. Dengan demikian wajarlah kalau Maria disebut Bunda Allah.
Refleksi: Apa artinya Bunda Allah di dalam hidupmu?
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply