Renungan 3 Nopember 2012

Hari Sabtu, Pekan Biasa XXX

Fil 1:18b-26
Mzm 42:2.3.5bcd
Luk 14:1.7-11


Hidup bagiku adalah bekerja dan menghasilkan buah!


Ada seorang petani yang  sangat tekun. Setiap hari ia selalu pergi ke kebun dan bekerja: membajak, memupuk dan mencabut rumput-rumput liar. Kebunnya paling rapi dan indah dibandingkan dengan kebun yang lain. Hasil kebunnya juga berlimpah. Ketika ditanya alasan mengapa ia menata kebunnya dengan bagus, ia menjawab: “Kebun ini seperti hati saya. Kebunnya teratur berarti hati saya teratur. Kebunnya menghasilkan buah yang berlimpah berarti saya juga harus murah hati kepada sesama sehingga mereka dapat menerima buah rohani yang berlimpah dari saya”.


Ini adalah sebuah kesaksian yang sederhana dari seorang petani tetapi sangat inspiratif bagi kita untuk memahami tulisan Paulus dalam bacaan pertama.  Kepada jemaat di Filipi Paulus menulis: “Saudara-saudara, asal saja Kristus diwartakan, aku bersukacita karenanya” Mewartakan Injil adalah tugas dan tanggung jawab yang mulia. Ia sendiri mengatakan, “Celakalah aku tidak mewartakan Injil” (1Kor 9:16). Itu sebabnya Paulus sangat tekun dan berani mengatakan tidak malu untuk mewartakan Injil. Hasil dari mewartakan Injil adalah keselamatan karena doa dari jemaat dan karya Roh Kudus. Di samping itu Paulus juga berharap agar Kristus dapat dimuliakan di dalam tubuhnya sebagai manusia yang hidup maupun mati.


Mengapa Paulus menghendaki supaya Yesus mulia di dalam tubuhnya yang fana? Karena Paulus merasa bahwa Kristus adalah segalanya. Ia dengan tegas berkata, “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. Paulus merasa bahwa Kristus menyatu dan mulia di dalam tubuhnya yang fana sehingga ia terus menerus bekerja dan menghasilkan buah. Lebih lanjut, Paulus memang berniat untuk menikmati kebahagiaan kekal di Surga lebih cepat dengan pergi dan bersatu dengan Yesus tetapi demi jemaat di Filipi, ia tetap mau melayani mereka. Dengan tinggal bersama jemaat di Filipi maka kemegahan dalam Tuhan Yesus Kristus akan semakin besar.


Paulus seolah-olah sedang menulis diary yang  berisikan kata hatinya. Ia tidak malu untuk berbicara tentang kematian dan hidupnya di hadapan jemaat helenis di Filipi dalam terang kasih Kristus. Paulus rindu untuk menyatu selamanya dengan Kristus yang ia banggakan dalam pewartaannya. Ia memang teguh dalam iman dan ingin memberi kesaksian bahwa ia sangat mencintai Kristus dan sesamanya. Masa lalunya bukan menjadi penghalang baginya untuk mencintai Kristus.


Mengapa Paulus tidak malu mewartakan Kristus? Bacaan Injil hari ini memberi sebuah rumusan yang pas untuk kehidupan Paulus yaitu kerendahan hatinya. Sebelumnya Paulus sombong dan kejam tetapi sekarang ia rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama. Yesus berkata, “Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan dirinya akan ditinggikan.” Sabda Yesus ini menjadi inspirasi baginya untuk tidak cepat-cepat meninggalkan dunia tetapi bersungguh-sungguh melayani Tuhan.


Sabda Tuhan hari ini menghadirkan tokoh Paulus yang rela menderita bahkan menyerahkan nyawanya demi Kristus. Sebagai orang-orang yang dibaptis, kita pun berjalan dalam jalan yang sama dengan Paulus. Hari demi hari semua karya dan pelayanan kita bertujuan untuk memuliakan Tuhan. Kita juga di sadarkan supaya hari demi hari Kristus mulia di dalam hidup kita. Hendaknya Kristus semakin besar di dalam hidup kita. Orang Kristiani dalam bahasa Inggris disebut Christian. Kata Christian kalau dipenggal menjadi Christ-ian, kepanjangannya: Christ i am nothing! Layanilah Tuhan dan sesama dengan rendah hati supaya menghasilkan buah yang berlimpah. 


Doa: Tuhan, terima kasih atas kasih dan kesetiaanMu kepada kami. Amen


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply