Renungan 21 November 2012

Bunda Maria dipersembahkan
Za 2:10-13
Mzm (Luk 1:46-55)
Mat 12:46-50

IbuMu berusaha menemui Engkau!

Fr. JohnKonon St. Joakim dan St. Anna lama tidak memiliki anak. Mereka berdoa kepada Yahwe dan bernazar bahwa kalau saja mereka memiliki seorang  anak, maka mereka akan mempersembahkannya untuk melayani Allah. Doa mereka dan nazar mereka diterima oleh Tuhan maka St. Ana mengandung dan melahirkan Maria di usia senja. Pada saat berusia 3 tahun, Maria diantar oleh orang tuanya untuk dipersembahkan kepada Yahwe di dalam Bait Allah. Bait Allah memiliki 15 anak tangga dan Maria yang baru berusia 3 tahun itu mampu menaikinya. Semua anak tangga ini menuju ke ruang maha kudus. Hanya para imam agung yang diperkenankan untuk masuk ke dalamnya. Imam agung yang bertugas, dengan bimbingan Roh Kudus, mengangkat Maria dan membawanya masuk ke dalam Ruang Maha Kudus, dimana hanya sekali setahun ia masuk untuk mempersembahkan kurban kepada Allah. Sanak keluarga dan teman-teman Maria yang saat itu berada di Bait Allah, melihatnya dengan takjub.

Pada tahun 543, Gereja baru St. Perawan Maria dekat Kenisah Yerusalem diberkati. Bersama Gereja Timur, kita sama-sama mengingat bahwa Maria diberkati oleh Tuhan sejak awal hidupnya. Gereja Timur merayakannya sejak abad ke IV sedangkan Gereja Barat baru dirayakan pada abad XIV. Ia menjadi kediaman Roh Kudus yang indah berseri karena hidup suci. Terdorong oleh Roh Kudus, Maria mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Ia melaksanakan kehendak Bapa dengan sempurna dan menjadi Bunda Yesus Kristus. Maria sungguh bahagia karena ia mendengar dan melaksanakan Sabda Allah.

St. Agustinus menulis, “Maria itu suci. Maria itu bahagia. Namun gereja lebih besar daripada dia. Mengapa? Karenacuore immacolato Maria adalah bagian dari Gereja. Ia adalah anggota Gereja yang suci, ia adalah sang anggota suci, ia anggota  yang melebihi semua anggota. Tetapi ia masih tetap salah satu anggota dari seluruh tubuh, dan tubuh tentu lebih besar dari seluruh anggota. Tuhan adalah kepala dan seluruh Gereja adalah tubuh dengan seluruh anggotanya.” Pengajaran St. Agustinus ini patut  diperhitungkan supaya kita merasa bahwa Maria adalah salah seorang dari antara kita yang patut dihormati dan bukan disembah. Ia sendiri dipersembahkan di dalam Bait Allah dan menjadi model bagi sakramen pembaptisan kita.

Zakarias dalam bacaan pertama menubuatkan bahwa Tuhan akan tinggal di antara umat terpilih di mana Yerusalem menjadi pusat pertumbuhan iman umat. Dengan demikian rasa gembira dan sukacita perlu mereka miliki. Tuhan berfirman, “Bersorak-sorai, bersukarialah, hai putri Sion, sebab sesungguhnya Aku datang untuk berdiam di tengah-tengahmu.” Tuhan adalah Imanuel, Ia menyertai umatNya hingga akhir zaman. Penyertaan Tuhan dirasakan melalui kehadiran Yesus, Putera Bunda Maria.

Apa yang harus kita lakukan sehingga tetap merasakan kehadiran sang Imanuel? Yesus, sang Imanuel dalam Injil Matius memberikan rumusan yang tepat bagi kita. Supaya kita dapat menjadi ibu, saudara dan saudari bagi Yesus, kita harus melakukan kehendak Bapa di Surga. Kita mengingat apa yang dikatakan dalam Kotbah di bukit, “Bukan setiap orang yang berseru-seru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Surga melainkan Dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di Sorga” (Mat 7:21).

Pertanyaannya adalah apa itu kehendak Bapa di Surga? Yesus dalam Injil Yohanes menjawab dengan tepat, “Sebab inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman” (Yoh 6:40). Bunda Maria adalah figur yang sudah mendengar dan melaksanakan kehendak Bapa dengan sempurna. Ia sendiri berkata, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38).

Sabda Tuhan hari ini, bertepatan dengan pesta Bunda Maria dipersembahkan kepada Allah mengajak kita untuk mengingat kembali sakramen pembaptisan sebagai saat pengudusan. Kita semua dipanggil oleh Tuhan untuk membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan menjadi kudus. Mempersembahkan diri berarti hari demi hari kita setia dalam hidup dan panggilan kita masing-masing. Apakah anda setia di dalam hidupmu seperti Bunda Maria? Ingat Bunda Maria selalu “berusaha menemui engkau”. Apakah engkau juga mau ditemui Bunda Maria?

Doa: Salam Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply