Renungan 27 November 2012

Hari Selasa, Pekan Biasa XXXIV
Why 14:14-19

Mzm 96:10.11-12.13

Luk 21:5-11


Hal-hal yang mengejutkan dan dahsyat!


Banyak orang membayangkan tentang akhir zaman. Ketika menonton film 2012 terdapat gambaran bagaimana dunia akan hancur. Film diawali dengan adegan yang berlokasi di India. Seorang ilmuwan setempat, Dr Satnam Tsurutani (Jimi Mistry), menemukan fakta bahwa inti dari kulit bumi mengalami kenaikan suhu karena efek yang diakibatkan oleh sebuah ledakan besar di permukaan matahari (sun flare). Menurut perhitungan para ahli, dampak ledakan itu membuat gerakan pada inti bumi. Akibatnya, lempeng bumi yang selama ini menopang daratan di bumi bakal patah dan akan mengakibatkan gempa bumi yang sangat dahsyat. Atas dasar perhitungan itulah, Dr Adrian Helmsley (Chiwetel Ejiofor), sahabat Dr Satnam, membuat laporan ke Gedung Putih bahwa kiamat akan tiba. Adrian bertemu kepala staf presiden, Carl Anheuser (Oliver Platt). Carl yang semula meremehkan temuan bumi terus memanas itu langsung terkejut dan merespons. 

Temuan tersebut kemudian dibawa ke pertemuan negara-negara G8 di tahun 2010. Dalam kesempatan itu, Presiden Amerika Serikat Thomas Wilson (Danny Glover) menyampaikan kepada para petinggi dunia bahwa bumi akan dilanda musibah besar terkait inti bumi yang terus memanas. Sejak itu dimulailah sebuah rencana besar. Semua negara sepakat memilih China sebagai tempat untuk membuat sejumlah bahtera besar, barangkali mirip bahtera Nabi Nuh, yang tak lain akan digunakan saat bencana besar tiba. Gedung Putih di Amerika Serikat hancur. Kuasa manusia di atas dunia kelihatan beralih dari negara super power dan berakhir setelah bahtera penyelamat terdampar di China. 

Ini tentu hanya sebuah khayalan manusia, tetapi orang-orang juga sedang ramai memperbincangkan situasi dunia berdasarkan perhitungan kalender suku Maya. Menurut perhitungan mereka pada tanggal 20-an Desember tahun 2012 ini akan ada fenomena alam yang menakutkan seperti matahari tidak akan memberi terangnya. Hal ini tentu membuat banyak orang panik dan ketakutan. Sebenarnya kalau kita rajin membaca Kitab Suci, hal-hal seperti ini juga digambarkan di dalam Kitab Suci. Situasi chaos berkepanjangan dan menakutkan umat manusia. Orang-orang Yahudi pada zaman para rasul pasti mengingat peristiwa tragis kota Yerusalem. Kota suci ini dihancurkan oleh orang-orang Romawi pada tahun 70M. Yesus sudah meramal dan menangisinya. Dan benar-benar terjadi sebagaimana dikatakan Yesus.

Pada hari ini bacaan Kitab suci memberi gambaran tentang akhir zaman. Gambaran-gambaran  bersifat apokaliptik ini bertujuan untuk menyiapkan umat dalam menyambut kedatangan Tuhan. Dalam bacaan pertama Yohanes memiliki penglihatan ini: “Aku melihat Anak Manusia duduk di atas awan putih dengan sebuah mahkota emas di atas kepalanya dan sebuah sabit tajam di tangannya. Kemudian keluarlah seorang malaikat Tuhan dari Bait Suci dan berseru kepada Dia yang duduk di atas awan putih, “Ayunkalah sabitMu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai, sebab tuaian di bumi sudah masak. Dia pun mengayunkan sabit tajamnya dan menuainya” (Why 14:14-16) 

Di samping memanen gandum di bumi, datang juga seorang malaikat penguasa api dengan Sabit yang lebih besar yang akan dipakai untuk memanen anggur. Malaikat mengayunkan sabitnya keatas bumi, dan menyabit pohon anggur dan dilemparkan ke dalam kilangan besar yaitu murka Allah. Anggur itu akan dikilang di luar kota dan dari kilangan itu mengalir darah tingginya sampai ke kekang kuda dan jauhnya ratusan mil (Why 14: 19-20).


Gambaran ini cukup menakutkan kita semua. Memang menyabit musuh Allah di tempat kilangan anggur juga sudah ada dalam Perjanjian Lama, misalnya Yes 63:1-6. Kita semua tahu bahwa gandum dan anggur adalah elemen yang penting ketika kita merenungkan Ekaristi. Gandum adalah hasil usaha manusia yang nantinya menjadi santapan rohani. Hosti dari gandum! Anggur berasal dari pohon anggur yang akan menjadi minuman rohani. Hosti dan anggur ini menjadi tanda Paskah Kristus. Yesus sendiri berkata, “Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku”. Sambil memandang hosti dan anggur kita mengingat Yesus yang menderita bagi kita.


Gambaran penyabitan gandum dan anggur adalah gambaran akhir zaman. Pada saat itu manusia akan diadili oleh Tuhan secara pribadi dan bersama-sama. Gandum dan anggur disabit sendiri-sendiri tetapi pada saat bersamaan. Gandum dipangkas dengan sabit dan anggur dipotong untuk diperas. Gandum untuk menjadi hosti dan nanti menjadi Tubuh Kristus harus melewati proses yang rumit. Gandum harus merelakan diri untuk hancur, kemudian dipanaskan sesuai mal hostinya sehingga menjadi hosti yang putih dan nantinya menjadi Tubuh Kristus. Anggur harus membiarkan diri dipotong, diperas dan semakin lama diperas akan menghasilkan air anggur yang berkualitas tinggi. Ini menggambarkan pemuridan yang benar. Orang dapat menjadi pengikut Kristus yang sejati ketika dia rela menderita dan menerima diri seperti gandum dan anggur.


Di dalam bacaan Injil, Tuhan Yesus menegur para murid yang terpesona dengan bangunan Bait Allah. Yesus berusaha menyadarkan mereka bahwa bangunan itu akan rubuh,  hancur total. Bangunan itu hanya buatan tangan manusia. Maka hal yang harus diperjuangkan adalah keselamatan kekal dalam diri dan sesama. Ada tantangan tersendiri bagi Gereja. Ada orang yang akan muncul dan mengaku diri sebagai Mesias. Mereka itu adalah nabi-nabi palsu. Maka Yesus juga mengajak para muridNya untuk waspada terhadap orang-orang yang patut dicurigakan. Di samping itu akan ada banyak tanda yang menakutkan seperti  gempa bumi, peperangan, penyakit sampar dan kelaparan. Ini adalah  sebagian dari hal yang mengejutkan dan dashyat!


Hari ini Sabda Tuhan mengingatkan kita untuk selalu siap menanti  kedatanganNya. Sikap bathin kita adalah selalu siap kapan dan di mana saja kita berada dan Tuhan memanggil kita. Mari kita membaca tanda-tanda zaman dan hikmat yang kita peroleh selama hidup ini. Apakah anda menyadari kehadiran Tuhan dan penyertaanNya bagimu? Bagaimana sikap anda terhadap tanda-tanda zaman yang menakutkanmu?


Doa: Tuhan, baharuilah komunitas kami ini dalam kasihMu. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply