Renungan 3 Desember 2012

St. Fransiskus Xaverius

1Kor 9:16-19.22-23

Mzm 96: 1-2a.2b-3.7-81.10

Mrk 16:15-20

Ceritakanlah karya Agung Tuhan!

Hari ini bersama seluruh Gereja kita merayakan Pesta St. Fransiskus Xaverius. Fransiskus menjalani tugas perutusan Gereja yaitu mewartakan Injil kepada semua makhluk (Mrk 16:15). Roh Kudus tetap akan berkarya dalam diri setiap orang yang percaya dan mau membaktikan diri untuk mewartakan Sabda Tuhan. Fransiskus Xaverius mengalaminya dan menjadi seorang misionaris bersar. Ia lahir di Javier tahun 1506, teman kuliahnya St. Ignasius Loyola di Paris. Di kemudian hari Fransiskus menjadi salah satu anggota Serikat Yesus yang pertama. Pada tahun 1541 ia meninggalkan Spanyol untuk menjadi misionaris ke India, Jepang. Ia juga pernah singgah di Malaka dan Maluku, kepulauan Pasifik. Ia memiliki kemampuan adaptasi diri yang baik dengan budaya lokal sehingga dalam perjalanan misionernya itu, ia membaptis lebih dari 30.000 orang. Ia meninggal di Sancian, 3 Desember 1552 dalam usia 46 tahun karena kelelahan. Pada saat itu ia sedang menyiapkan diri untuk menginjil di China. Tubuhnya disemayamkan di Goa, India. Paus Paulus V menjadikannya beato dan dikanonisasi oleh Gregorius XV tahun 1622. Dia menjadi pelindung misi.


Bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini menggambarkan hidup dan karya St. Fransiskus Xaverius, terutama dalam kaitannya dengan kehidupan misioner. St. Paulus dalam bacaan pertama berkata, “Saudara-saudara, jika aku memberitakan Injil, aku tak punya alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku jika tidak mewartakan Injil”. Perkataan  Paulus ini kiranya tepat dengan pesan Yesus kepada para muridNya sebelum Ia naik ke Surga: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah injil kepada segala makhluk.”


Paulus juga mengatakan bahwa segala sesuatu yang dia lakukan dalam pewartaan Injil bukan atas kemauannya sendiri. Tuhanlah yang memberikannya tugas untuk mewartakan Injil. Maka ia pun mewartakan Injil dengan sukacita. Upah yang dimiliki oleh Paulus dalam mewartakan Injil adalah “Bahwa Aku boleh memberitakan Injil tanpa imbalan dan bahwa aku tidak menuntut hakku sebagai pemberita Injil”. Paulus menjadi segala-galanya bagi Tuhan dan manusia.


Gambaran kehidupan Paulus ini mendorong Fransiskus untuk meninggalkan kampung halamannya ke tanah-tanah misi di Asia bahkan meninggal di Asia sebagai Misionaris. Sikap Fransiskus ini patut diikuti oleh kita semua sebagai orang yang dibaptis. Rahmat pembaptisan telah menjadikan kita orang pilihan Allah untuk pergi dan mewartakan Injil bagi segala Makhluk.


Yesus di dalam bacaan Injil memberikan tanda-tanda istimewa kepada para muridNya untuk menjadi misionaris: mengusir setan demi nama Yesus, berbicara dalam bahasa-bahasa baru, memegang ular dan tidak akan mati keracunan. Mereka juga akan memberkati dan menyembuhkan banyak orang sakit. Semua yang disampaikan Tuhan ini, Ia sendiri juga turut bekerja bersama mereka. Ia menyertai mereka hingga akhir zaman.


Pesan-pesan misioner Yesus ini juga dihayati oleh Fransiskus. Ia terkenal sebagai misionaris yang mudah beradaptasi dengan lingkungan lokal. Ia berbicara dengan bahasa lokal di Asia. Maka ia juga memenangkan banyak jiwa.


Sambil kita merayakan pesta St. Fransiskus Xaverius, kita mendoakan para misionaris awam dan religius yang membaktikan diri untuk melayani Tuhan. Di masa adven ini, kita juga memiliki panggilan luhur untuk mewartakan Sabda. Hendaknya kita berprinsip seperti Paulus: “Celakalah aku jika tidak mewartakan Injil”. Apakah anda juga berjiwa misioner? Beranikah anda seperti Fransiskus Xaverius mewartakan sabda Tuhan mulai di dalam keluarga dan lingkunganMu. Mewartakan bukan dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan yang nyata. Para misionaris adalah mereka yang menceritakan karya agung Tuhan di antara segala suku dan bangsa.


Doa: Tuhan semoga Engkau memberkati para misionaris di dalam gerejaMu. Amen


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply