Renungan 24 Desember 2012

24 Desember

IISam 7:1-5.8b-12.14a-16

Mzm 89:2-3.4-5.27.29

Luk 1:67-79

Allah menyertai kita!

Kita berada di hari terakhir masa adventus. Selama masa adventus ini Tuhan menyapa dan membimbing kita hari demi hari menuju kepadaNya. Melalui figur tertentu di dalam Kitab Suci, kita merasakan penyertaan Tuhan. Sebagai contoh, nabi Yesaya tidak henti-hentinya berseru dan mengendalikan pikiran kita supaya selalu terarah hanya kepada Tuhan. Hidup setiap manusia ibarat bangsa Israel yang berada di Babel dan dipanggil untuk kembali kepada Tuhan. Ya, setiap pribadi memiliki babel-babel tertentu. Babel itu bisa menjadi pergumulan yang terus menerus yang akhirnya membangkitkan kesadaran bahwa Tuhan adalah asal dan tujuan segalanya.


Bunda Maria juga menjadi figur yang penting dalam persiapan kita untuk merayakan kelahiran Kristus. Maria adalah perawan yang dikandung tanpa noda dosa. Dia adalah wanita sederhana yang dipilih Tuhan menjadi ibu Yesus. Ada dua hal yang menarik dari kehidupan Maria dalam peristiwa Inkarnasi. Anak yang dilahirkan Maria akan dinamai Yesus maka konsekuensi logisnya adalah Yesus, Sabda yang menjelma menjadi manusia adalah Anak Maria. Elisabeth yang penuh dengan Roh Kudus berseru, “Siapakah aku sampai ibu Tuhanku mengunjungi aku?” Para majus dari Timur, ketika tiba di Bethlehem, masuk ke dalam rumah dan menemukan bayi itu bersama ibuNya. Maria punya peran istimewa seperti para wanita lain di dalam Kitab Suci: Istrinya Manoah yang memperanakkan Simson atau Hanna, ibunya Samuel, Elizabeth ibunya Yohanes Pembaptis. Mereka-mereka ini adalah wanita terpandang di dalam Kitab Suci.


Yohanes pembaptis adalah pribadi yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Yesus. Dia mendapat kunjungan Yesus dan menunjukkan sukacitanya dengan melonjak kegirangan. Tugas terpenting dari Yohanes adalah menyiapkan jalan bagi Tuhan dengan seruan tobat. Ia membaptis dengan air sebagai tanda pertobatan. Ia membentuk para muridnya dan nantinya memberikan kepada Yesus sang Anak Domba Allah. Ia rendah hati di hadapan Yesus, meskipun ia membaptis Yesus tetapi ia juga mengatakan, “Menunduk dan membuka tali sepatuNya pun aku tidak layak”.


Yusuf digambarkan sebagai pribadi yang tulus, jujur dan setia. Dia adalah keturunan Daud. Ia memiliki rencana untuk menceraikan diam-diam Maria karena Maria hamil sebelum mereka bersatu sebagai suami dan isteri. Tetapi malaikat Tuhan menyampaikan Yusuf untuk menerima Maria sebagai isterinya karena Anak yang dikandungnya berasal dari Roh Kudus yang menaunginya dan bahwa Anak Maria itu akan dinamai Yesus. Yusuf menerima semua rencana Tuhan dan menyimpannya di dalam hatinya.


Figur-figur ini menyiapkan kita secara rohani selama masa adventus ini. Bacaan-bacaan suci hari ini semakin nyata menyampaikan rencana Tuhan. Tuhan memilih Daud hambaNya menjadi raja dan Ia berjanji untuk tetap menyertainya. Daud sedang berada di rumahnya dengan nyaman, lagi pula Tuhan melindunginya dari serbuan para musuh. Oleh karena itu Daud mau membalas kebaikan Tuhan dengan keinginan untuk membangun rumah yang lebih layak untuk Tuhan. Namun Tuhan melalui nabi Nathan mengingatkan Daud bahwa Tuhan sendiri adalah asal dan tujuan segalanya. Tuhan akan mengokohkan kerajaan ilahinya dalam keluarga Daud. Tuhan punya alasan logis: Tuhanlah yang mengambil Daud dari padang, di mana saat itu dia adalah gembala yang terlupakan di dalam keluarganya, Tuhan juga yang menyertai Daud sebagai raja Israel, semua musuh ditaklukan dan nama Daud menjadi besar.


Samuel dalam bacaan pertama ini mau menegaskan bahwa Allah sungguh-sungguh Immanuel. Dalam pikiran Daud, Bait Allah adalah bangunan dari batu di mana Tuhan bersemayam. Ternyata Tuhan memiliki keinginan yang berbeda. Tuhan justru menghendaki agar Anak yang lahir dari keturunan Daud akan diangkat oleh Tuhan menjadi AnakNya. Tuhan sendiri akan mengokohkan kerajaannya selama-lamanya, takhta kerajaan juga akan kokoh selamanya. Bait Allah adalah manusia yang hidup sebagai tanda penyertaan Tuhan. 


Pengalaman Daud menjadi sempurna dalam pengalaman keluarga Zakaria. Dengan hadirnya Yohanes Pembaptis sebagai hadiah dari Tuhan maka Zakaria merasakan ini sebagai kunjungan dari Tuhan. Tuhan sendiri menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan di dalam keturunan Daud hambaNya sebagaimana sudah lama dinubuatkan para nabi.  Dalam kidung ini, Yesus diumpamakan sebagai “Surya Pagi” yang berada di tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang diam di dalam kegelapan dan naungan maut”.


Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita akan penyertaan Tuhan yang tiada habis-habisnya. Ia mengasihi kita maka Ia juga mengunjungi dan tinggal bersama kita. Dialah Immanuel, yang menyertai kita selamanya. Dialah yang mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera. Sambutlah kelahiranNya dengan sukacita!


Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau menjadi Immanuel bagi kami. Amen


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply