Renungan 5 Januari 2013

Hari Sabtu, Sebelum Penampakan Tuhan

1Yoh 3:11-21

Mzm 100: 1-2.3.4.5

Yoh 1:43-51


Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar!


Ada seorang bapa yang datang kepadaku dan mengatakan keheranannya. Ia heran melihat anaknya menunjukkan bakat-bakat alamiah yang belum pernah dimiliki keluarganya. Anak itu bisa memainkan alat-alat musik dan olahraga. Pada saat ini, anak itu mengikuti kursus musik khususnya piano dan basket. Saya mengatakan kepadanya bahwa ia dan seluruh keluarga perlu bersyukur karena bakat-bakat alamiah yang dimiliki anak mereka dan dukunglah supaya dapat berkembang lebih baik lagi. Saya juga mengingatkannya bahwa kalau ia mendukung anaknya, maka hal-hal besar akan ditunjukkan oleh anaknya di masa depan. Pada tahun berikutnya bapa itu datang lagi kepadaku dan mengatakan, bahwa anaknya ternyata bisa mengolah vokal dengan baik dan bisa juga bermain musik sambil menyanyi. Ia menjuarai lomba di sekolahnya dan mendapat beasiswa untuk belajar musik di luar negeri. Wah ini sebuah berita menggembirakan dan dan boleh dikatakan hal besar sedang terjadi dalam diri anaknya.


Penginjil Yohanes hari ini melanjutkan kisah panggilan murid Yesus. Ketika Yesus meninggalkan sungai Yordan menuju ke Galilea, Ia bertemu dengan Filipus, orang Betzaida dan mengajaknya: “Ikutlah Aku!” Filipus kemudian bertemu dengan Natanael dan berkata: “Kami telah menemukan  Dia yang disebut Musa di dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi yaitu Yesus anak Yusuf dari Nazaret.”Natanael dengan polos berkata, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Filipus seolah mengulangi perkataan Yesus, “Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael datang kepadaNya maka Ia memuji Natanael: “Inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!”Tentu Natanael kaget mendengar Yesus sehingga ia bertanya bagaimana Yesus mengenal dia. Yesus mengatakan kepadanya bahwa sebelum Filipus membawanya, Yesus sudah melihatnya di bawah pohon ara. Itu sebabnya Natanael terpesona dan berkata, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel”. Yesus mengingatkan Natanael, “Engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah akan turun naik kepada Anak Manusia”.


Kisah Injil ini menarik perhatian kita. Tuhan Yesus berkata kepada Filipus “Ikutlah Aku” Filipus menjawab ajakan Tuhan itu dengan menjadi misionaris. Ia mengajak Natanael. Natanael berarti “Pemberian Allah” dikenal dengan nama lain Bartolomeus (Mat 10:3). Bartolomeus berarti Putra Talmai. Sering orang menyamakan sebagai nama keluarga dari Natanael. Dalam dialog dengan Yesus, Natanael menunjukkan sikap kritisnya. Tetapi Yesus berhasil menunjukkan diriNya sebagai Tuhan baginya karena mengetahui siapakah dirinya yang sebenarnya. Itu sebabnya Natanael mengakui imannya kepada Yesus sebagai Anak Allah dan raja orang Israel. Yesus lalu mengingatkan Natanael akan penglihatan Yakub (Kej 28:12) di mana para malaikat naik dan turun, dan penglihatan Daniel tentang Anak Manusia (Dan 7:13-14).


Hal menarik lain dari perikop kita adalah iman. Dengan iman, segala sesuatu yang tidak kelihatan menjadi kelihatan. Dengan iman Filipus dapat melihat Yesus sebagai Guru dan Tuhan serta mengikutiNya. Dengan iman Natanael dapat melihat Yesus sebagai Anak Allah dan Raja orang Yahudi. Nah, untuk mengenal Yesus lebih mendalam maka orang perlu mendekatkan dirinya kepada Yesus sendiri. Sikap rendah hati harus dimiliki oleh orang yang berkehendak baik untuk mengenalNya lebih dalam.


Pertanyaan buat kita adalah apa yang harus kita lakukan sebagai murid Kristus?


Yohanes dalam bacaan pertama mengatakan kita harus saling mengasihi sebagai saudara. Dua figur yang ditampilkan di sini adalah Kain sebagai simbol kejahatan dan kebencian terhadap sesama dan Kristus sebagai pembawa kasih kepada manusia. Kain sebagai simbol kejahatan dan kebencian karena ia membunuh adiknya. Kejahatan Kain masih tetap ada hingga saat ini dimana manusia bisa saling bermusuhan bahkan saling membunuh satu sama lain meskipun mereka sebagai saudara. Kristus adalah model kasih. Dia mewahyukan diriNya sebagai  kasih yang sempurna, tiada batasnya dan Ia mengundang kita untuk tinggal di dalam kasihNya. Kasih yang paling agung adalah ketika ia menyerahkan nyawahNya di atas kayu salib.


Cinta kasih yang diwartakan Kristus itu nyata adanya. Yohanes menulis, “Anak-anakku, marilah kita saling mengasihi bukan dengan kata-kata saja atau dengan lidah tetapi dalam perbuatan dan dalam kebenaran.” Mengapa demikian? Karena kita berasal dari Kebenaran. Nah cinta kasih itu itu menembusi batas kehidupan. Cinta kasih itu mengalahkan kejahatan.


Sabda Tuhan hari ini mengundang kita untuk menjadi tanda dan pembawa kasih Allah kepada sesama. Sikap Filipus patut menjadi model bagi kita. Ia mengajak Natanael untuk datang kepada Yesus. Kita pun mengajak saudara-saudara kita untuk datang pada Yesus. Tentu saja hal ini butuh iman yang kuat kepada Tuhan seperti Natanael. Ia kritis tetapi beriman! Bagaimana dengan anda? Apakah anda sungguh mengimani Yesus Kristus?


Doa: Tuhan, semoga kami membawa kasihMu kepada sesama. Amen


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply