Renungan 18 Januari 2013

Hari Jumat, Pekan Biasa I

Ibr 4:1-5.11

Mzm 78:3.4bc.6c-7.8

Mrk 2:1-12

Dialah yang berkuasa!

Seorang  Bapak datang dan berbicara dengan saya. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak akan masuk surga karena terlalu banyak dosanya. Setiap hari ia tidak sabar dengan dirinya, istri, anak, pembantu dan rekan-rekan di kantor. Ini baru “tidak sabar” belum yang lain-lain. Kesimpulannya, karena terlalu banyak dosa maka ia akan masuk neraka. Saya mengatakan kepadanya, “Sabar…sabar. Tuhan selalu sabar dan Dia juga tidak menghendaki anda masuk neraka. Dia hanya punya surga untukmu.” Dia tersenyum dan bertanya kepadaku, “Romo, apakah itu masih memungkinkan?” Saya menjawab, “Bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Luk 1:37). 


Banyak kali orang cepat putus asa dan mengatakan dirinya akan masuk neraka. Mereka  lupa bahwa Tuhan mahabaik dan tidak menghendaki salah seorang anakNya masuk ke tempat yang paling gelap di mana ada ratap dan kertak gigi (Mat 8:12; 22:13;25:30; Luk 13:28). Tuhan justru menghendaki agar semuanya ada bersama Dia (Yoh 14: 1-3). Tuhan mengasihi kita karena Dia sendiri adalah kasih. Segala sesuatu yang diwartakan oleh Yesus PuteraNya sama-sama menunjukkan bahwa Allah adalah kasih. Maka keselamatan ditawarkan kepada orang-orang yang murni hatinya dan kepada orang yang setia kepada Tuhan.


Penulis surat kepada umat Ibrani hari ini mengingatkan kita untuk selalu waspada supaya jangan ada di antara kita ketinggalan. Mengapa? Karena khabar sukacita mengatakan bahwa kita akan ada bersama Tuhan selamanya. Dialah Allah kita dan kita umatNya. Dialah Bapa dan kita anak-anakNya. Dialah gembala dan kita kawanan dombanya. Orang-orang pada zaman dahulu pernah mendengar hal yang sama tetapi mereka telah mati, lagi pula mereka tidak percaya. Tuhan sendiri mengatakan, “Aku bersumpah dalam murkaKu: mereka takkan masuk ke tempat peristirahatanKu”. Kita sekarang percaya kepada Yesus maka akan diperkenankan untuk tinggal bersamaNya selama-lamanya.


Rencana Tuhan ini menjadi sempurna di dalam diri Yesus Kristus. Yesus juga mengerjakan pekerjaan Bapa (Yoh 5:36). Penginjil Markus, pada hari ini menggambarkan Yesus yang begitu peduli dengan kemanusiaan dan menyelamatkan. Dikisahkan bahwa ada beberapa orang menggotong seorang lumpuh untuk disembuhkan Yesus. Tetapi karena tidak ada tempat untuk datang kepada Yesus maka para sahabat si lumpuh membongkar atap rumah di mana Yesus berada dan menurunkan si lumpuh itu persis di depan Yesus. Yesus melihat kekompakan dan iman mereka maka Ia berkata kepada si lumpuh, “AnakKu  dosamu sudah diampuni!” Para ahli Taurat tidak melihat perbuatan baik yang dilakukan Yesus tetapi mencari kelemahanNya. Sekarang mereka menemukan satu hal yang menjadi alasan untuk mempersalahkan Yesus. Mengampuni dosa, bagi mereka hanya Allah saja yang dapat melakukannya. Yesus tidak boleh mengatakan bahwa diriNya mengampuni dosa manusia. Namun dengan tegas Yesus berkata, “Anak Manusia berhak untuk mengampuni dosa manusia”.


Kita melihat figur-figur penting di dalam perikop kita ini: Para sahabat si lumpuh dan si lumpuh itu sendiri percaya pada Yesus. Rasa percaya ini mendorong mereka untuk berusaha menemukan Yesus. Mereka Percaya bahwa Yesus pasti akan menyembuhkannya. Figur kedua adalah Yesus. Yesus sangat concerndan peduli dengan si lumpuh. Dia tergerak hati oleh belas kasihan dan menyembuhkannya. Sebelumnya Yesus mengampuni dosa si lumpuh. Bersama Yesus, keselamatan total tercapai: dosa diampuni, sakit penyakit lenyap.


Mengapa Yesus dapat melakukan semuanya ini? Ada satu alasan penting yakni Yesus mengasihi dan menghendaki supaya di mana Dia berada, kita juga berada bersama Dia. Tuhan Yesuslah yang punya kuasa untuk mengampuni dosa dan menyembuhkan. Bagaimana dengan kita? Kita hanya punya tugas: menjaga dan merawat segala ciptaan, setelah itu membawanya kepada Yesus.



Saya mengakhir renungan ini dengan sebuah cerita. St. Ambrosius pernah berkata kepada Agustinus, putera St. Monika: “Anak dari ibu tertentu tidak dapat hilang begitu saja. Dengan doa-doa dan air mata bercucuran maka Tuhan mendengarkannya. Monika berhasil membawa anaknya St. Agustinus dalam iman kepaada Tuhan.” Sangat menyenangkan ketika sesama mendoakan sambil menyebut nama kita. Sungguh terberkati dan menjadi berkat. Bawalah sesamamu dalam iman kepada Kristus. I know that such people carry me with their faith and I owe so much of my succes to them. Bawalah semua orang kepada Kristus. lalu apa yangh


Doa: Tuhan, semoga kami boleh menyadari kuasaMu di dalam hidup kami. Amen


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply