Renungan 9 Februari 2013

Hari Sabtu, pekan Biasa IV
Ibr 13:15-17.20-21
Mzm 23:1-6
Mrk 6:30-34

Kembali kepada Yesus

Ada seorang bapa yang dibaptis sejak masih berada di bangku SD. Kebetulan pada waktu itu dia belajar di sekolah katolik. Setelah dibaptis dia masih rajin ke gereja setiap hari Minggu bahkan pernah menjadi misdinar. Tetapi ketika mulai belajar di SMA dan di bangku kuliah ia mulai jarang ke gereja dengan berbagai alasan untuk membenarkan dirinya. Pada saat mulai bekerja ia stop ke gereja hingga hari pernikahan baru ke gereja lagi. Setelah menikah di gereja dia stop lagi ke gereja hingga ia mengalami stroke ringan. Ketika berada di rumah sakit ia menyuruh keluarganya memanggil pastor. Ia mengaku dosa, mendapat sakramen perminyakan dan ia berjanji kalau Tuhan menyembuhkannya, ia akan kembali seratus persen kepada Tuhan. Tuhan menyembuhkannya dan ia pun komitmen dengan janjinya untuk kembali kepada Tuhan. Ia menjadi salah satu aktivis Gereja.

Hidup kita selalu ditandai dengan grafik turun  dan naik terutama relasi kita dengan Tuhan dan sesama. Kadang orang memiliki kerinduan yang mendalam dan sungguh bersatu dengan Tuhan dalam doa, melalui pembacaan dan permenungan Kitab Suci dan praktek-praktek kesalehan. Tetapi kadang-kadang orang juga menjauh dari Tuhan dan nyaris tidak mau mengenal Tuhan. Ada orang yang pengalamannya akan Allah itu seperti pengalaman Padang Gurun, penuh pergumulan hidup dan sungguh menguatkan imannya. Tetapi ada juga yang tidak tahan dengan pergumulan sehingga mereka menjauh dari Tuhan.

Penginjil Markus hari ini mengisahkan relasi antara para murid dan orang banyak dengan Yesus. Setelah para murid diutus pergi berdua-dua untuk mewartakan Injil dan menghadirkan Kerajaan Allah atas nama Yesus, banyak orang takjub dan mengenal Yesus dan kuasaNya. Setan-setan, roh-roh jahat menjadi takluk, orang-orang sakit disembuhkan. Banyak orang juga bertanya tentang identitas Yesus, tetapi mereka juga tidak mengenalNya. Ada yang mengatakan Yesus adalah Yohanes Pembaptis, Elia atau salah seorang nabi (Mrk 6:14-15). Setelah mengalami tugas mereka di tanah misi, para murid kembali kepada Yesus dan berkumpul bersamaNya. Para murid memang membutuhkan Yesus karena mereka merasul bukan atas nama diri mereka tetapi atas nama Yesus sendiri. Itu sebabnya mereka kembali kepada Yesus. Orang-orang banyak dalam Injil hari ini juga kembali kepada Yesus. Mereka membutuhkan Yesus maka mereka mencari Yesus kemana pun Ia pergi. Yesus memandang orang-orang yang mencariNya seperti domba tanpa gembala.

Yesus mengakui diriNya, “Akulah gembala yang baik” (Yoh 10:11.14). Gembala yang baik mengenal domba-dombanya dan hatinya selalu tergerak oleh rasa belaskasihan. Rasa belaskasihan adalah rasa empati dari Tuhan bagi manusia. Manusia yang menderita karena dosa, manusia yang membiarkan dirinya dikuasai kejahatan. Manusia yang kurang diperhatikan sesama manusia. Mereka ini menjadi opsi pelayanan Yesus. Dia sebagai gembala yang baik, memiliki hati penuh belaskasih kepada mereka.Yesus mengajar mereka banyak hal sebagai wujud belaskasihNya.

Kembali kepada Yesus diwujudkan oleh para murid Yesus dan orang banyak yang mencariNya. Menjadi pertanyaan bagi kita adalah apakah kita membutuhkan Yesus dalam hidup kita? Kalau anda dan saya membutuhkanNya tentu kita akan sama-sama sepakat untuk kembali kepadaNya. Dia adalah segalanya bagi kita. Ia selalu mengajak kita semua, “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang  itu enak dan bebanKu pun ringan” (Mat 11:28-30).

Apa yang harus kita lakukan untuk kembali kepada Yesus dan menjadi utusan baru?

Bacaan pertama dari Surat Pertama kepada umat Ibrani memberikan rumusan-rumusan tertentu yang kiranya berguna bagi kita untuk berelasi dengan Tuhan.

Pertama, Kita diajak untuk tahu bersyukur kepada Tuhan. Kembali kepada Yesus berarti memiliki rasa syukur senantiasa kepadaNya. Kita bersyukur karena semua yang Tuhan kerjakan bagi kita masing-masing. Ucapan syukur melalu persembahan kepada Allah yakni ucapan bibir yang memuliakan namaNya.

Kedua, Selalu berbuat baik dan memberi bantuan. Perbuatan baik dan membantu sesama memiliki nilai positif di hadirat Tuhan. Mengapa kita harus berbuat baik? Karena Tuhan sudah lebih dahulu baik dengan kita.

Ketiga, Menghormati para pemimpin. Di dunia ini kita memiliki pemimpin-pemimpin yang kelihatan. Kita diajak untuk taat kepada mereka, karena dengan demikian kita juga akan taat kepada pemimpin sejati kita Yesus Kristus. Pemimpin-pemimpin menjaga keselamatan kita.

Kembali kepada Yesus sebagai gembala sejati berarti kita tahu bersyukur dan terima kasih, selalu berbuat baik dan memberi bantuan dan menghormati para pemimpin yang menjaga kehidupan iman kita. Pada akhirnya penulis surat kepada umat Ibrani mengajak kita untuk selalu sadar mengerjakan segala sesuatu untuk kebaikan sehingga nama Yesus dimuliakan selamanya. Apakah anda membutuhkan Yesus? Apakah anda juga mau kembali kepadaNya? Ingat finalitas manusia adalah bersatu dengan Tuhan.

Doa: Tuhan Yesus, aku bersyukur kepadaMu karena Engkau selalu mengajak aku untuk kembali kepadaMu. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply