Homili Hari Rabu Abu – 2013

Homili Hari Rabu Abu

Yl 2:12-18

Mzm 51: 3-4.5-6a.12-13.14-17

2Kor 5:20-6:2

Mat 6:1-6.16-18

 

 

Bapamu melihat yang tersembunyi!

 

Fr. JohnSaudara-saudari yang dikasihi Tuhan. Hari ini kita memasuki masa prapaska. Hari Rabu Abu adalah hari pertama puasa dan pantang. Kita memulai masa tobat dan akan berlangsung selama 40 hari. Ada dua hal pokok dalam masa prapaska ini: pertama, untuk mempersiapkan para calon baptis dan bagi yang sudah dibaptis untuk mengenangkan pembaptisan yang sudah diterima. Kedua, untuk membina semangat tobat kaum beriman dengan mengajak mereka untuk setia mendengar sabda Tuhan dan tekun berdoa. Maka tema permenungan dari Sabda Tuhan menyadarkan orang kristiani untuk memahami sakramen pembaptisan dan pertobatan yang sifatnya individu dan sosial sebagai umat atau Gereja. Masa prapaska lalu dirasakan sebagai sebuah retret agung selama 40 hari.

Bacaan-bacaan suci pada hari ini memfokuskan perhatian kita pada semangat tobat yang patut kita bangun dan menyadarkan kita untuk mendengar dan melakukan Sabda Tuhan. Yoel dalam bacaan pertama melihat bahwa semua orang pasti mengalami kesulitan dan tantangan. Dalam situasi seperti ini, apakah Tuhan tinggal diam? Bagi Yoel, Tuhan tidak akan tinggal diam. Dia akan memberi kekuatan kepada manusia untuk tahan dan berani menghadapi segala kesulitan. Bagaimana manusia menjawabi kasih Tuhan ini? Menurut Yoel, orang harus bertobat: “Berbaliklah kepadaKu dengan  segenap hatimu dengan berpuasa, dengan menangis, dan mengaduh. Koyakanlah hatimu dan janganlah pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia dan Ia menyesal karena hukumNya.” Seruan tobat Yoel ini sangat menarik. Orang bertobat dari dalam bukan hanya sekedar tampak lahirianya saja bahwa orang itu bertobat. Bagi banyak orang lebih mudah bertobat dari luar (jangan ini dan jangan itu) dan sulit sekali mengoyakkan hati di hadapan Tuhan. Dengan mengoyakkan hati, orang dapat mengalami Allah di dalam hidupnya. Seorang Allah yang berbelas kasih kepada setiap orang berdosa.

Dengan mengoyakkan hati atau pertobatan batiniah maka setiap orang percaya akan berubah secara radikal dari dalam hatinya. St. Paulus dalam bacaan kedua mengajak umat di Korintus untuk memberikan diri diperdamaikan dengan Tuhan Yesus Kristus. Kristus sendiri tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa keren kita supaya di dalam Dia kita dibenarkan. Ini adalah karunia dari Tuhan yang patut diterima oleh semua orang. Bagi Paulus, bertobat berarti keterbukaan hati untuk berdamai dengan Tuhan dalam Yesus Kristus. Ini adalah waktu yang tepat untuk bertobat. Jangan sia-siakan waktu istimewa ini.

Pertobatan itu sifanya pribadi, antara manusia dengan Tuhan.Tuhan Yesus Kristus dalam kotbahNya di bukit menyerukan Sabda Bahagia kepada para muridNya. Sabda Bahagia ini dijelaskan sedemikian rupa supaya mudah di mengerti oleh para pengikutNya. Sesudah menjelaskan banyak hal dengan contoh-contohnya, Yesus berkata, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian kamu tidak akan memperoleh upah dari BapaMu yang di Surga”. Apa artinya perkataan Yesus ini? Semua hal yang sifatnya rohani atau yang berhubungan dengan Tuhan tidak harus dipamer supaya diri kita dikenal dan dipuji orang tetapi sebaiknya dilakukan tersembunyi supaya hanya nama Tuhanlah yang dimuliakan.

Untuk itu Yesus mengambil tiga contoh olah rohani yang praktis:

Pertama, derma. Derma merupakan satu bentuk karya amal kasih kepada sesama terutama diperuntukkan bagi mereka yang berkekurangan. Tuhan sendiri telah memberikan segalanya kepada kita dan tugas kita adalah memperhatikan saudara yang lain tanpa menuntut balas atau menceritakan besarnya karya amal yang diberikan kepada orang lain.

Kedua, doa. Orang tidak harus pamer diri supaya diketahui sebagai orang beriman. Ini adalah bentuk kesombongan rohani. Doa adalah persatuan atau relasi yang intim antara diri pribadi dengan Tuhan. Iman adalah anugerah pribadi dari Tuhan bagi setiap pribadi maka lakukanlah secara pribadi.

Ketiga, puasa. Puasa dan pantang adalah latihan rohani yang mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Hal ini juga dilakukan secara pribadi sebagai tanda pertobatan.

Tuhan Yesus tahu bahwa manusia mudah sekali jatuh dalam dosa kesombongan. Orang dapat berderma, berdoa dan berpuasa tetapi tantangan manusiawinya adalah dapat membuat orang menjadi sombong, munafik dan bahkan lebih populer dari Tuhan. Nasihat Tuhan Yesus dalam Injil adalah lakukanlah semuanya dengan sembunyi karena Bapa di surga melihat yang tersembunyi dan membalasnya.

Satu tanda simbolis yang hari ini kita terima adalah abu. Abu yang diterima mengingatkan kita pada beberapa hal berikut ini:

Pertama, abu mengingatkan bahwa kita adalah orang berdosa. Meskipun kita sudah menjadi anak Allah melalui sakramen pembaptisan tetapi pada saat ini kita masih berada di dunia yang berdosa. Abu adalah debu yang tak bernyawa. Sejauh ini kita masih memiliki kecenderungan untuk ingat diri dan berdosa. Kita juga menjadi debu yang tak bernyawa. Dosa memisahkan kita dengan Allah sebagai sumber kehidupan.  Dialah yang menebus dan memberikan hidup kekal kepada kita.

Kedua, abu mengingatkan bahwa dosa-dosa, tindakan-tindakan ingat diri telah menimbulkan kerusakan tertentu di dalam hidup kita. Abu berasal dari daun-daun palem yang dipakai pada hari minggu palma tahun yang lalu. Daun palma dipakai orang-orang zaman dahulu untuk mengelukan Yesus yang masuk ke Yerusalem sebagai Raja. Ia telah memenangkan dosa. Ingatlah bahwa ternyata dosa-dosa telah menghilangkan kemenangan Kristus  di dalam diri kita. Dosa-dosa menghancurkan hidup yang Tuhan kehendaki bagi kita. Ini kiranya sama dengan daun palem dari yang dibakar untuk membuat abu yang akan dioles di kepala kita.

Ketiga, abu mengingatkan kita bahwa meskipun kita memiliki banyak dosa, masih memiliki sifat-sifat egois tetapi Tuhan Allah tidak pernah melupakan kita. Yesus Kristus adalah satu-satunya penebus kita. Kita adalah milikNya. Tugas kita adalah mewartakan kerajaanNya. Ia juga tetap menghendaki kita sebagai utusan atau rasul-rasulNya.

Hari ini kita ditandai dengan abu karena kita orang berdosa. Tanda yang dioles di dahi berbentuk salib Kristus, tanda kemenangan Kristus dan menjadi rahmat bagi kita untuk memulai hidup baru. Mengapa abu itu dioles dalam bentuk tanda salib di dahi? Karena Tuhan Yesus Kristus menghendaki agar kita juga berani menjadi saksiNya. Ia tidak mempermalukan kita. Ia menghendaki persahabatan kita yang mendalam karena Dialah satu-satunya penyelamat kita. Mari saudara-saudariku kita berderma, berdoa dan berpuasa. Semoga retret agung ini membuat kita semakin dekat dan akrab dengan Tuhan. Ingat, “Engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu”. (Kej 3:19). Marilah kita juga semakin beriman, bersaudara dan berbela rasa dengan semua orang.

Doa: Tuhan semoga dalam masa pra paskah ini kami bertobat dan mengalami kemurahan kasihMu. Buatlah kami menjadi baru sesuai dengan kehendakMu. Amen

PJSDB

 

Leave a Reply

Leave a Reply