Homili Hari Minggu Prapaskah II/C – 2013

Kej 15:5-12.17-18
Mzm 27:1.7-8.9abc.13-14
Flp 3:17-4:1
Luk 9:28b-36

Pandang dan Dengarlah Yesus!

Seorang ibu datang dan berbicara dengan saya. Ia merasa pusing dengan anaknya. Ketika masih kecil, anak itu penurut tetapi belakangan ini susah diatur. Ia tidak mendengar perintah orang tuanya. Ia lebih suka mendengar bunyi musik di gadgetnya dari pada suara orang tuanya sendiri. Saya bertanya kepadanya apakah ia juga pernah punya waktu untuk mendengar anaknya. Dengan jujur ibu itu mengatakan bahwa ia jarang punya waktu untuk mendengar anaknya. Ia sibuk bekerja, mencari uang. Mendengar jawabannya itu saya mengatakan kepadanya bagaimana mungkin ia menuntut anaknya untuk mendengar sedangkan dia sebagai orang tua sendiri tidak punya waktu untuk mendengar anaknya? Ini sebuah kesulitan di dalam keluarga modern: “Saling mendengar itu sulit!” Orang yang mampu mendengar akan menjadi taat dan orang yang taat dengan sendirinya akan mengasihi Tuhan dan sesama manusia.

Hari ini kita memasuki pekan prapaskah II, tahun C. Bacaan-bacaan Kitab Suci terutama dari bacaan Injil mengisahkan tentang Transfigurasi atau Tuhan Yesus menampakkan kemuliaanNya. Kisah transfigurasi ada dalam injil-injil Sinoptik disertai pemberitahuan tentang penderitaan Yesus (Luk 9:22; 9:44; Mat 16: 21; 17:22; Mrk 8:31 dan 9:30) dan syarat untuk mengikutiNya yakni sebagai murid yang memikul salib hari demi hari (Luk 9:23; Mat 16:24; Mrk 8:3). Peristiwa Yesus menampakkan kemuliaanNya boleh dikatakan saat jedah sebelum Yesus dan para muridNya ke Yerusalem. Di Yerusalem Ia akan mengalami paskahNya.

Yesus membawa tiga murid inti yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes. Mereka naik ke atas sebuah gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah dan pakaianNya menjadi putih berkilau-kilauan. Pada saat yang sama Musa dan Elia nampak sedang berbicara dengan Yesus. Hal yang dibicarakan bersama adalah misi Yesus di Yerusalem terutama paskahNya. Kita ingat bahwa Yesus datang untuk melengkapi semua hukum yang ada. Musa mewakili Taurat dan Elia mewakili para nabi. Kehadiran mereka berdua sudah menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh menggenapi hukum lama dan baru. Artinya segala sesuatu di dalam Taurat dan Kitab para nabi menjadi sempurna di dalam diri Yesus.

Ketiga murid ini terpesona karena merasakan kenyamanan bersama Tuhan. Petrus dengan percaya diri mengatakan kepada Yesus: “Guru, betapa bahagiannya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Pemikiran Petrus yang sangat manusiawi itu disempurnakan oleh suara: “Inilah AnakKu yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” Hal yang menarik perhatian kita pada akhir bacaan injil adalah: ketika mereka mengangkat kepala mereka hanya melihat Yesus seorang diri.

Yesus adalah segalanya. Ia menampakkan kemuliaanNya di depan para murid untuk mengatakan bahwa sesudah melewati segala penderitaan, Ia akan bangkit dengan mulia. Dan karena kemuliaanNya ini semua mata tertuju kepadaNya dan hanya melihat Yesus seorang diri saja. Masa prapaskah menjadi masa untuk melihat Yesus seorang diri dan mendengarNya. Hidup kristiani menjadi indah ketika kita mengangkat kepala dan melihat Yesus seorang diri saja dan mendengarNya hari demi hari.

St. Paulus dalam bacaan kedua mengajak jemaat di Filipi untuk menyadari bahwa kiblat hidup mereka terarah ke Surga. Tentu saja bukan hanya orang Filipi tetapi kita semua yang dibaptis saat ini juga berjalan di jalan yang sama. Kita adalah warga Kerajaan Surga. Dengan demikian kita menantikan Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat yang akan mengubah tubuh kita menjadi serupa dengan tubuhNya yang mulia sesuai dengan kuasaNya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diriNya. Untuk itu Paulus mengharapkan supaya setiap orang harus berdiri teguh dalam iman.

Pengajaran Paulus mengantar kita percaya kepada kebangkitan Kristus. Mengapa percaya kepada kebangkitanNya? Kita diharapkan membaktikan diri kita kepadaNya dan memiliki harapan pasti bahwa pada hari terakhir Ia juga akan membangkitkan kita dan kita menjadi satu dengan Bapa di Surga. Kita menikmati kemuliaan Bapa dan kemuliaan Yesus sebagai Putera serta kemuliaan dalam Roh Kudus.

Tentu saja untuk mencapai kemuliaan kekal dan mengalaminya bersama Bapa di Surga kita juga percaya bahwa janji Tuhan itu selalu dipenuhi. Ia pernah berjanji kepada Abraham sebagaimana kita dengar dalam bacaan pertama dan janjiNya itu Ia penuhi. Segala ciptaan Tuhan perlihatkan kepada Abraham dan ia berjanji akan memberikan kepadanya dan segala keturunan. Perjanjian adalah inisiatif Tuhan bagi manusia terutama karena belas kasih dan keurahanNya. Meskipun nantinya anak-anak Abraham jatuh dalam dosa tetapi Tuhan tetap akan memenuhi janji setiaNya. Tuhan itu setia meskipun manusia tidak setia.

Sabda Tuhan hari ini secara khusus untuk mengarahkan pandangan kita kepada Yesus dan mendengarNya. Banyak kali kita tidak mampu mendengar Yesus dan memandangNya. Hati kita terlalu tegar dan telinga kita tidak difungsikan dengan baik. Padahal Dialah satu-satunya yang menyelamatkan kita. Dialah yang memberi penebusan yang berlimpah. Mari kita tunjukkan kemuliaan Tuhan di dalam hidup kita setia hari. Biarlah orang mengakses kemuliaan Tuhan dalam diri kita melalui perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan setiap hari bagi sesama.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk mendengar Engkau. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply