Renungan 15 Maret 2013

Hari Jumat, Prapaskah IV
Keb 2:1a.12-22
Mzm 34:17-18.19-20.21.23
Yoh 7:1-2.10.25-30


SaatNya belum tiba!

Kardinal Jorge Mario Bergoglio, SJ mengejutkan banyak orang ketika dipilih menjadi Paus menggantikan Paus Emeritus Benediktus XVI. Paus yang mengambil nama Fransiskus menjadi sorotan dunia terutama menyangkut hal-hal yang masuk dalam zona pribadinya. Banyak orang memujinya sebagai gembala yang melayani akar rumput di Buenos Aires, Argentina. Kaum papa miskin, yang sakit aids sekalipun adalah sahabat-sahabatnya. Ia tidak punya istana keuskupan, hanya sebuah apartemen sederhana, tanpa kendaraan pribadi atau protokoler. Ia banyak kali mengandalkan kakinya untuk berjalan ke mana-mana sejauh bisa ditempuh dengan kaki. Pokoknya figur seorang yang berkeliling dan berbuat baik. Terlepas dari semua hal positif ini, muncul juga pandangan negatif tertentu yang berhubungan dengan dirinya pada masa lampau. Ia dituding bersekongkol dengan rezim militer Argentina sehingga dia membiarkan dua konfrater Jesuit diculik pada tahun 1976. Dia juga tidak bersuara ketika rezim itu berkuasa dan menimbulkan kekelaman dalam Gereja Argentina. Juru bicaranya sendiri dengan tegas mengatakan bahwa Bergoglio tidak pernah berkonspirasi dengan diktator Argentina.

Begitulah hidup manusia. Selalu melihat hal positif dan negatif pribadi orang lain. Media juga mencari cela sekurang-kurangnya membuka dan mengaburkan wawasan banyak orang. Pengalaman Paus Fransiskus membantu kita untuk memahami bacaan-bacaan suci hari ini. Penginjil Yohanes mengisahkan Yesus hari ini: Ia berjalan keliling Galilea, tidak mau menetap di Yudea karena orang-orang Yudea mau membunuhNya. Galilea dan Yudea itu dua daerah yang berjauhan, kira-kira 150km jauhnya dari Yerusalem. Yesus tahu banyak ancaman bagiNya bukan karena perbuatan jahat tetapi perbuatan baikNya. Pada hari raya Pondok Daun, Yesus pergi juga ke Yerusalem dan secara terang-terangan mengajar banyak orang dengan leluasa. Orang-orang Yerusalem sendiri saling mencurigai terutama mencurigai para pemimpin Yahudi. Mereka berpikir bahwa para pemimpin sudah mengenal Yesus sebagai Kristus.

Rupa-rupanya orang-orang di Yerusalem memiliki perhatian istimewa terhadap figur Yesus. Mereka mengetahui asal usul Yesus tetapi mereka tidak mengetahui asal usul Mesias. Oleh karena itu Yesus berkata: “Kamu mengetahui asalKu. Aku datang bukan atas kehendakKu sendiri, tetapi diutus oleh Dia yang benar, yang tidak kamu kenal, sebab Aku datang dari Dia, dan Dialah yang mengutus Aku”. Kata-kata Yesus ini menyinggung perasaan mereka sehingga mereka mau membunuhNya tetapi saatNya belum tiba.

Orang-orang di Yerusalem mengenal Yesus secara manusiawi dan amat mengherankan ketika mereka menyaksikan keagunganNya dalam mengajar dan membuat mukjizat. Itu sebabnya hati mereka tertutup terhadap semua rencana Tuhan yakni rencana keselamatan. Hal yang ada dalam diri mereka adalah egoisme atau rasa ingat diri yang tinggi sehingga menghalangi mereka untuk berjumpa dengan Allah di dalam diri Yesus. Sulit sekali mempercayai orang yang dikenal secara pribadi dan latar belakangnya. Itu yang dialami oleh Yesus. Penolakan demi penolakan Ia alami bahkan akhirnya wafat di kayu salib.

Yesus adalah orang benar sebagaimana digambarkan di dalam Kitab Kebijaksanaan. Biasanya orang baik akan memiliki pengetahuan tentang Allah yang mahabaik dan mereka akan bahagia di dalam hidupnya. Orang fasik justru akan menderita karena hidupnya selalu dalam kegelisahan dan kekhawatiran, apalagi ketika berhadapan dengan orang baik. Orang baik selalu menjadi ancaman. Pengalaman Yesus membuktikan bahwa diriNya adalah ancaman bagi orang-orang di Yerusalem.

Penginjil Yohanes mengatakan bahwa “SaatNya Yesus belum tiba”. Waktu penyelamatan sesuai rencana Tuhan di dalam diri Yesus belum tiba, tetapi akan tiba dan Yesus akan melewatinya dengan memikul salib, wafat dan bangkit dari alam maut. Mari kita menanti  “saatNya Yesus” dengan hati penuh sukacita karena pengampunan yang kita terima dari Bapa. Mari kita bergembira dan bangga dengan kehadiran sesama dan menerima mereka apa adanya. Tugas kita adalah membuat banyak orang bahagia di dalam hidupnya di dunia ini.

Doa: Tuhan, semoga hari ini kami dapat membahagiakan saudara-saudari yang membutuhkan. Amen

PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply