Renungan 18 Maret 2013

Hari Senin, Prapaskah V

Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62

Mzm 23:1-3a.3b-4.5-6

Yoh 8:12-20

Yesus adalah Terang dunia


Semua orang pasti mendambakan terang. Di daerah-daerah terpencil mengandalkan api, pelita atau lampu yang menggunakan sumbu minyak tanah. Pada pagi hari, masih gelap, orang mencari api. Nyala api mempersatukan banyak orang. Dalam suasana masih gelap orang berkumpul bersama, saling menyalami dan ngobrol tentang peristiwa kehidupan mereka setiap hari. Api menghangatkan dan menerangi sehingga mempersatukan pribadi-pribadi. Alat penerang lain seperti pelita atau lampu minyak tanah juga mempersatukan setiap pribadi di dalam rumah. Biasanya lampu yang terangnya paling besar di tempatkan di ruang makan karena semua  anggota keluarga sering berkumpul  di sana. Adanya cahaya menunjukkan bahwa di dalam rumah itu ada kehidupan.


Penginjil Yohanes mengisahkan kesaksian Yesus atas diriNya sendiri. Ia berkata: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan; melainkan ia akan mempunyai terang hidup”. (Yoh 8:12) Yesus adalah terang yang datang ke dunia. Penginjil Yohanes dalam prolognya sudah menulis:  “Di dalam Dia ada hidup dan hidup adalah terang manusia.Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak dapat menguasainya. Terang yang sesunguhnya, yang menerangi setiap orang sedang datang ke dalam dunia, kepada miliki kepunyaanNya tetapi mereka tidak mengenal Dia” (Yoh 1:4-5.9-11). Yesus juga menyembuhkan orang buta, sebuah kesempatan bagiNya untuk memberi terang kepada si buta (Yoh 9).


Terang yang bercahaya menunjukkan kemuliaan Allah dan perlindunganNya bagi manusia. Terang itu membantu manusia untuk tidak tersesat, melangkah dalam jalan yang benar, memimpin kepada kebahagiaan. Yesus memberi terangNya melalui hidup dan karyaNya. DiriNya menerangi semua orang tanpa kecuali. Jadi orang baik dan jahat diterangi oleh Yesus. Kisah orang buta yang disembuhkan menunjukkan Yesus luar biasa. Ia tidak hanya memberi kesembuhan fisik yakni dari kebutaan, Yesus juga pada saat yang sama membimbingnya kepada hidup rohani yang mendalam denganNya, terutama bahwa Yesus berasal dari Allah. Orang buta yang disembuhkan Yesus itu kemudian dikeluarkan dari sinagoga karena ia memberi kesaksian tentang perbuatan baik dari Yesus Kristus.


Bertindak sebagai terang dunia, Yesus berusaha untuk meyakinkan orang-orang saat itu untuk melihat dan percaya bahwa diriNya adalah benar-benar utusan Bapa. Ia mengatakan kepada kaum Farisi tentang segala kesaksianNya dan bahwa Ia memberi kesaksian tentang diriNya sendiri itu benar adanya. Mengapa? Karena Yesus tahu bahwa Ia berasal dari Bapa dan akan kembali kepadaNya. Manusia tidak percaya karena mereka tidak tahu dari mana Yesus datang dan kemana Ia pergi. Yesus juga mengatakan diriNya sebagai hakim. Ia akan datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Tugas ini dijalaniNya atas Kuasa dari Bapa.


Dalam bacaan pertama kita mendengar kisah tentang Susana. Ia dijatuhi hukuman mati karena dituduh berbuat serong. Karena merasa tidak bersalah maka ia meletakkan seluruh harapannya kepada Allah. Dia berdoa: “Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang tersembunyi, dan mengenal sesuatu yang sebelum terjadi, Engkau pun tahu bahwa mereka itu memberi kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati, meskipun aku tidak melakukan sesuatu pun dari yang mereka dustakan terhadap aku”. Tuhan mendengar doa permohonan Susana maka Ia mengutus Daniel untuk memberi kesaksian yang benar. Pada akhirnya Susana dibebaskan dari hukuman mati. Kisah hidup Susana menunjukkan bahwa dalam seluruh hidup ini, kita berada di tangan Tuhan. Untuk itu kita harus berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan karena ia selalu menolong kita tepat pada waktunya.


Sabda Tuhan hari ini membantu kita untuk melihat Yesus dan mengimaniNya sebagai Terang dunia. Dia selalu berjalan dalam lorong-lorong kehidupan manusia dan meneranginya. Orang-orang mendapat terang Kristus hendaknya menunjukkan terang Kristus dalam dirinya dengan perbuatan-perbuatan-perbuatan baik. Dengan demikian Bapa surgawi juga dimuliakan melalui perbuatan-perbuatan baik itu. Terkadang kita menutup diri kita untuk tidak menerima terang Kristus karena lebih menyukai kegelapan dalam hal ini kejahatan. Mari kita melihat TerangNya dan biarkan ia menerangi hidup kita.


Kita juga diingatkan untuk berlaku jujur dan adil. Kalau memang A, katakanlah A. Kisah Susana membantu kita untuk tidak bersaksi palsu untuk merugikan orang lain. Apa faedahnya memberi kesaksian palsu? Tetapi dari pengalaman Susana sendiri kita belajar bahwa dalam segala pengalaman yang keras, doa adalah kuncinya. Kita mengandalkan Tuhan di dalam hidup kita. Jangan pernah mengandalkan  diri sendiri. Dialah terang sejati bagi kita.


Doa: Tuhan, bantulah kami agar kami juga menjadi terang bagi sesama dalam karya dan pelayanan kami. Amen


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply