Renungan Hari Kamis Putih Pagi, Misa Krisma

Misa Krisma, Hari Kamis Pagi
Yes 61:1-3a.6a.8b-9
Mzm 88/89
Why 1:5-8
Luk 4:16-21

Engkaulah Imamku Selamanya
Ada seorang pemuda yang ngefans dengan saya hampir dua puluh tahun. Ketika masih sebagai frater, ia selalu menyumbang pemikiran-pemikiran yang mengarahkan saya menuju ke imamat. Ketika merayakan sepuluh tahun sebagai imam, ia mengirim ucapan selamat kepada saya dengan tulisan singkat: “Engkaulah imamku selamanya”. Mulanya saya merasa biasa saja makna tulisan tersebut. Tetapi setelah merefleksikan tulisan seorang pemuda dan awam, ternyata ia mengharapkan agar saya tetap pada komitmen saya untuk menjadi imam yang baik. Pada akhir tulisannya ia mengingatkan moto tahbisanku: “Aku ini, Jangan takut!” (Yoh 6:20). Hingga saat ini saya bangga menjadi imam karena disayangi oleh Tuhan dan umat yang Tuhan percayakan kepadaku.
Hari ini, hari Kamis Putih. Pada pagi hari di banyak keuskupan diadakan sebuah Misa konselebrasi bersama Uskup. Misa ini disebut Misa Krisma. Di banyak keuskupan Misa Krisma diadakan setelah perayaan paskah. Mengapa disebut misa Krisma? Karena pada

misa ini Bapa Uskup sebagai pemimpin Gereja lokal memberkati tiga jenis minyak yakni minyak Krisma, Minyak katekumen dan Minyak pengurapan orang sakit. Minyak Krisma diberkati sebelum paskah karena dapat dipakai untuk menguduskan para baptisan baru pada malam paskah. Selain itu Minyak krisma akan dipakai sepanjang tahun untuk mengurapi baptisan baru, krisma, tahbisan imam, pemberkatan gereja dan altar baru, perlengkapan misa seperti piala, patena dan siborium. Minyak katekumen biasanya dipakai untuk mengurapi para katekumen dewasa. Minyak pengurapan orang sakit dipakai untuk mengurapi orang sakit.

Di samping memberkati minyak-minyak, Misa Krisma juga menjadi kesempatan bagi Bapa Uskup dalam persekutuan dengan para imam tertahbis akan bersama-sama membaharui janji imamat. Biasanya Bapa uskup membaharui janjinya di hadapan para imam dan umatnya. Para imam juga membaharui janji imamatnya di hadapan uskup dan umat yang dilayani. Inti janji imamat adalah: semakin bersatu dengan Tuhan Yesus Kristus, berusaha menyerupai Yesus dalam karya pelayanan, menyangkal diri untuk lebih berkomitmen terhadap sakramen imamatnya terutama dalam merayakan ekaristi dan sakramen-sakramen lain di dalam Gereja, Mewartakan Sabda Tuhan, melakukan pelayanan cinta kasih Kristus di dalam Gereja.

Sabda Tuhan yang dibacakan dalam perayaan Misa Krisma juga mendorong para imam untuk menyadari komitmen panggilan dan pelayanan. Para imam ketika ditahbiskan menerima urapan Roh Kudus dengan urapan Minyak Krisma yang diberkati hari ini. Minyak adalah salah satu simbol Roh Kudus. Minyak krisma yang diurapi di tangan para imam bersifat menguatkan dan menguduskan imam tersebut untuk berkomitmen dalam tugas-tugas pelayanannya.

Dalam bacaan pertama yang diambil dari bagian ketiga Kitab Yesaya, menggambarkan autobiografi panggilan nabi. Dalam autobiografi ini ia melukiskan panggilan dan perutusannya. Yesaya berkisah: “Roh Tuhan ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada kaum tawanan dan kepada orang-orang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang yang berkabung” (Yes 61:1-2). Kata-kata nabi Yesaya ini diikuti oleh Yesus ketika menyampaikan misi dan visiNya di hadapan umum di dalam Sinagoga Nazaret (Luk 4:16-19). Pengurapan kenabian menandakan bahwa Allah sungguh-sungguh hadir dalam diri utusanNya. Maka konsekuensinya adalah para utusan tidak melakukan kehendak sendiri tetapi melakukan kehendak Allah.
Yesus mengatakan di hadapan publik sebagai Utusan Bapa di Surga bagi kaum miskin dan menderita. Seluruh hidup Yesus akan dihiasi oleh figur Yesus yang menyayangi kaum miskin, kaum pendosa dan mereka yang menderita sakit penyakit. Mereka-mereka ini adalah opsi pelayanan Yesus. Ia melayani mereka sampai tuntas. Gereja juga memiliki opsi mengikuti Yesus untuk memperhatikan kaum papa miskin, kecil dan terlantar. Dalam bahasa yang aktual: berbela rasa dengan kaum papa miskin, kecil dan terlantar.
Selanjutnya nabi Yesaya melanjutkan kisahnya: “Tetapi kamu akan disebut imam Tuhan dan dinamai pelayan Allah kita” (Yes 61:6a). Dalam Kitab Wahyu dikatakan: ”Yesus telah melepaskan kita dari dosa karena DarahNya. Ia membuat kita menjadi satu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, BapaNya (Why 1:6-7). Baik Yesaya maupun penulis Wahyu mau mengingatkan kita akan imamat umum yang diterima saat pembaptisan. Kita dibaptis dan memperoleh imamat umum sehingga dapat melayani kaum papa miskin dan para penderita.
Bertepatan dengan perayaan Misa Krisma ini, marilah kita mendoakan para imam yang melayani Gereja. Banyak kali umat mengharapkan imam yang ideal menurutnya. Selalu saja ada keluhan, homili para imam tidak menarik. Janganlah melihat imam dari segi homilinya karena ini hanya salah satu sakramen saja. Mungkin dia kebetulan tidak pandai berbicara, tetapi dia juga masih bisa melayani sakramen-sakramen lain di dalam gereja. Kami para pembina para calon imam merasa sangat sulit membuat orang menjadi imam. Banyak yang panggil dan sedikit yang dipilih Tuhan untuk melayaniNya. Oleh karena itu dukunglah para imam dalam doa dan berbagai dukungan kasih yang lain.
Doa: Tuhan, berkatilah para imam yang melayani GerejaMu. Semoga Engkau menguduskan mereka hari demi hari sehingga mereka juga dapat menguduskan kami umatMu dalam pelayanan sakramen-sakramen, Sabda dan karya amal kasih di dalam GerejaMu. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply