Renungan 18 April 2013

Hari Kamis Paskah III

Kis 8:26-40

Mzm 66:8-9.16-17.20

Yoh 6:44-51


Aku Percaya bahwa Yesus Kristus Anak Allah


Ketika masih bertugas sebagai pastor di Timor Leste, saya memiliki pengalaman-pengalaman pelayanan pastoral yang menarik. Salah satunya adalah ketika mengunjungi seorang bapa yang sedang sakit keras, usia sekitar 80 tahun dan mau dibaptis sebelum meninggal dunia. Keluarganya meminta saya untuk membaptisnya sebelum dia meninggal dunia. Ketika berada di dekat tempat tidurnya, saya bertanya: “Apakah bapa percaya Tuhan Yesus?” “Apa?” tanya dia. Saya dengan suara lebih lantang: “Apakah bapa percaya Tuhan Yesus?” Dia menjawab, “Ya yang berambut gondrong” sambil mengangguk. Saya bertanya lagi, “Bagaimana bapa bisa percaya pada orang berambut gondrong?” Dia menjawab: “Kelihatan Dia orang baik” Setelah itu saya mengajarnya tanda salib dan membaptisnya. Ketika meninggal dunia seluruh keluarga sangat bergembira. Bapa itu juga meninggal dalam damai.


Pengenalan akan Yesus Kristus memang sangat sederhana. Kebetulan di ruang tengah ada gambar Yesus berambut gondrong dan selalu diajarkan cucu-cucunya bahwa Yesus itu seorang pemuda berambut gondrong dan orangnya baik. Opa itu merekam semua penjelasan cucunya dan percaya akan semua yang dikatakan tentang Yesus. Mungkin bagi banyak orang pengenalan akan Yesus ini tidak laku tetapi ternyata bagi opa ini justru sederhana dan menyelamatkan. Kecil dan sederhana itu ternyata berarti dan indah.


Hari ini kita mendengar kisah  lanjutan dari Filipus. Dia dari Samaria diutus oleh malaikat Tuhan pergi jauh ke selatan, dari Yerusalem ke Gaza. Di jalan yang sunyi itu Filipus bertemu dengan seorang Sida-Sida dari Etiopia pulang beribadat di Yerusalem sambil membaca Kitab nabi Yesaya tentang Hamba Yahwe yang menderita (Yes 53:7). Filipus menjelaskan makna Kitab nabi Yesaya lalu membaptis sida-sida itu. Lihatlah karya Roh Kudus yang luar biasa bagi Filipus. Dia adalah orang keturunan Yunani menjadi penginjil di daerah asing: Yahudi dan Samaria. Sida Sida yang dibaptis menunjukkan sikap takut akan Allah dengan mengambil bagian dalam perayaan-perayaan Yahudi dan membaca Kitab Suci. Syair hamba Tuhan yang sedang dibaca Sida Sida Etiopia itu berbicara tentang seorang yang saleh, yang secara tidak adil disiksa sehingga sangat menderita dan menebus dosa umat manusia. Hal yang kiranya menarik perhatian kita adalah pengakuan iman orang Etiopia: “Aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah”. Ia pun dibaptis Filipus dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

Penginjil Yohanes melaporkan  bahwa dalam diskursus tentang Roti Hidup, Yesus berkata:

“Tidak seorang pun dapat datang kepadaKu jika ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman” Kisah sederhana bapa yang terpesona dengan gambar Yesus yang berambut gondrong, kisah tentang sida sida Etiopia menandakan perhatian Allah Bapa yang menarik mereka kepada Yesus. Kita semua yang menjawabi panggilan Tuhan dan dibaptis juga mengalami proses yang sama yakni ditarik oleh Bapa kepada Yesus di hari pembaptisan kita. Kita ditarik kepada Yesus dan Ia akan membangkitkan kita pada akhir zaman.  Yesus sendiri yang melihat Bapa karena Ia datang dari Allah. Oleh karena itu orang yang percaya kepadaNya akan memperoleh hidup kekal.


Yesus juga sekali lagi berkata: “Akulah Roti hidup”. Roti hidup turun dari surga dan memberi hidup kekal kepada orang yang menyantapnya. Apakah roti itu? Roti adalah Daging, Tubuh Yesus yang diberikan untuk hidup dunia. Roti di padang gurun hanya mana dan semua yang makan mana sudah meninggal. Pada zaman ini, orang yang makan daging atau Tubuh Yesus akan memperoleh hidup kekal.

Sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk berefleksi lebih mendalam lagi tentang sakramen Ekaristi. Dalam bacaan pertama kita mendengar pentingnya Sabda Tuhan yang dibaca dan dijelaskan sehingga membuat orang menjadi percaya. Di bacaan Injil Yesus berbicara tentang Roti hidup disantap supaya orang memperoleh hidup kekal. Roti Hidup adalah daging, Tubuh Yesus sendiri. Orang-orang yang beriman dapat percaya bahwa roti adalah sungguh-sungguh Tubuh Kristus. Setiap kali menerima komuni kudus sang pelayan komuni mengatakan: “Tubuh Kristus” dan kita menjawab “Amen” artinya saya sungguh-sungguh percaya bahwa benar-benar Tubuh Kristus. Pertanyaan bagi anda dan saya: Apakah kita sungguh-sungguh memiliki mata iman dan percaya pada kehadiran nyata Yesus Kristus dalam sakramen Ekaristi?


Doa: Tuhan, semoga kami dapat mengimani kehadiranMu di dalam sakramen Ekaristi. Amen


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply