Renungan 24 April 2013

Hari Rabu, Paskah IV

Kis 12:24-13: 5a

Mzm 67:2-3.5.6.8

Yoh 12:44-50

Satu selamanya…


Ketika memberkati suatu pernikahan, saat homili saya pernah bertanya kepada calon pasutri hal-hal sederhana dan spontan. Saya mengambil buku panduan perayaan pernikahan dan bertanya, “Ide siapakah untuk membuat buku panduan yang indah ini?” Calon istri menjawab, “kami berdua”. Calon suami juga menjawab,“Kami berdua”. Saya mengambil rosario yang akan diberkati dan bertanya, “Siapa yang membelinya?”Kedua-duanya menjawab, “Kami berdua”.Dan beberapa pertanyaan informatif lainnya jawabannya tetap sama, “Kami berdua”.  Akhirnya saya bertanya lagi, “Mengapa dari tadi semua jawaban “kami berdua”, tidak ada “saya” atau “dia?”. Sang isteri  menjawab, “Karena kami berdua mau menjadi suami dan isteri maka tidak ada lagi saya dan dia tetapi kami berdua adalah satu.” Ada juga sebuah pengalaman lain. Pada suatu kesempatan saya melihat seorang bapa membuka dompetnya dan tersenyum sendiri di dekat kasir. Saya bertanya, “Pak,  dari tadi buka dompet dan senyum terus. Ada apa ya?” Ia menjawab, “Saya kangen anak dan isteri saya. Biasanya istri yang belanja tapi hari ini dia sakit maka saya yang belanja”. Saya bertanya lagi, “Bagaimana rasanya kalau istri sakit?” Ia menjawab, “Saya juga merasa sakit karena kami berdua adalah satu”.


Dua pengalaman saya ini sederhana tetapi bisa membantu kita semua untuk memahami
perikop Injil hari ini. Penginjil Yohanes melaporkan bahwa Yesus berseru dengan suara nyaring kepada orang-orang Farisi yang percaya kepadaNya: “Barangsiapa percaya kepadaKu, Ia percaya bukan kepadaKu, tetapi percaya kepada Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa melihat Aku, Ia melihat Dia yang telah mengutus Aku.” Kata-kata Yesus ini menunjukkan bahwa Yesus dan Bapa adalah satu. Tidak ada perbedaan di antara mereka. Yesus tidak melakukan pekerjaanNya sendiri tetapi melakukan pekerjaan Bapa. Maka setiap orang yang mengakui dan percaya Yesus, mereka juga percaya pada Bapa. Bahkan pada saat itu, kepada orang Farisi yang percaya kepadaNya, Ia mengatakan bahwa barangsiapa melihat Dia, mereka melihat Bapa sendiri. Yesus adalah tanda nyata kehadiran Bapa di dunia. Dialah Sabda Bapa yang menjadi manusia dalam peristiwa Inkarnasi.


Tanda persekutuan Yesus dan Bapa di Surga juga terungkap dalam kata-kata Yesus pada bagian terakhir Injil hari ini: “Sebab bukan dari diriKu sendiri Aku berkata-kata, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku, untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan”. Hal ini berarti semua perkataan Yesus sang Putera adalah perkataan Bapa surgawi dan kita sebagai manusia harus mendengar dan melaksanakannya di dalam hidup setiap hari.


Lukas dalam bacaan pertama mengisahkan pelayanan Misioner yang dilakukan oleh Barnabas dan Paulus. Dikisahkan bahwa meskipun ada penindasan terhadap para pengikut Kristus, tetapi semangat misioner para rasul semakin kuat. Firman Tuhan yang diwartakan juga makin banyak didengar orang. Barnabas dan Paulus membawa Yohanes Markus dari Yerusalem ke Antiokhia untuk memperkuat team pewartaan di sana. Di Antiokhia ada nabi dan pengajar yakni Barnabas dan Simon yang disebut Niger, Lukius dan Menahem dan Saulus.Ketika mereka sedang beribadah dan berdoa Roh Kudus berpesan: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka” Apa yang dapat dilakukan bersama-sama sebagai satu komunitas? Mereka berpuasa dan berdoa serta memberkati Barnabas dan Saulus untuk tugas pelayanan yang lebih besar. Barnabas dan Saulus melakukan perjalanan misioner penting untuk mewartakan Injil. Daerah-daerah yang mereka lewati adalah Seleukia dan Siprus.


Sabda Tuhan pada hari ini membantu kita untuk merefleksikan panggilan hidup masing-masing. Panggilan hidup Yesus adalah sebagai Putra, Ia bersatu dengan Bapa dan melakukan semua pekerjaan Bapa. Para suami dan isteri dibaharui oleh Sabda Tuhan untuk setia satu sama lain. Tidak ada lagi “punyamu”, “punyaku” tetapi “punya kita” karena suami dan isteri adalah satu bukan lagi dua. Para imam, biarawan dan biarawati adalah satu dalam komunitas meskipun memiliki banyak perbedaan. Sebagai Gereja, persekutuan itu kita rasakan dalam perayaan Ekaristi di mana kita mendengar Sabda yang sama dan menerima Tubuh dan Darah Kristus juga satu dan sama untuk kita semua. Nah, kita butuh Yesus sebagai Terang supaya semua perkataanNya ini sungguh-sungguh menjadi milik kita. Mari, bangunlah keluarga, Gereja dan dunia menjadi satu komunitas dalam Tuhan. Sebuah komunitas misioner yang satu untuk selamanya.


Doa: Tuhan, semoga kami merasakan kehadiranMu sehingga dapat bersatu denganMu dan sesama kami. Amen


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply