Renungan 6 Mei 2013

Hari Senin Paskah VI

Kis 16:11-15
Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b
Yoh 15: 26-16:4a
Menantikan sang Parakletos

Tuhan sungguh baik. Ia menciptakan manusia dan melengkapinya dengan dua telinga dan satu mulut. Dengan satu mulut berarti berbicara sedikit, dengan dua telinga berarti banyak mendengar. Mendengar adalah hal yang penting di dalam hidup bersama. Di dalam bahasa Inggris terdapat dua kata yang sama-sama berarti mendengar tetapi penekanannya berbeda. Kata pertama adalah “to listen” digunakan ketika kita sengaja mendengar suara tersebut. Kita sungguh-sungguh fokus pada suara tersebut. Misalnya mendengar radio, berarti kita berfokus mendengar radio. Kata kedua adalah “to hear”. Kata ini digunakan jika kita tidak sengaja mendengar suara tersebut, atau secara kebetulan muncul suara dan kita mendengarnya. Misalnya mendengar bunyi pohon tumbang. Dengan memahami makna kedua kata ini maka marilah kita fokuskan perhatian kita pada Sabda Tuhan hari ini.

Lukas dalam bacaan pertama mengisahkan perjalanan misioner kedua Paulus bersama

Silas, dan dirinya sendiri. Itu sebabnya ia menggunakan kata “kami” untuk mengatakan dirinya. Paulus mau mengikuti penglihatannya di mana ia diundang untuk menyeberang ke Makedonia untuk menyelamatkan dalam nama Tuhan Yesus. Mereka memulai perjalanan yang cukup jauh dengan bertolak ke Troas, berlayar ke Samotrake hingga tiba di Neapolis. Dari Neapolis mereka menuju ke Filipi yang tidak lain adalah salah satu kota penting di Makedonia. Di Filipi, Paulus, Silas dan Lukas menyusur sungai dan melihat tempat peribadatan orang Yahudi. Di tempat ini mereka berbicara dengan perempuan-pertemuan di situ. Di kisahkan bahwa salah seorang perempuan bernama Lidia mendengar dengan penuh perhatian semua perkataan Paulus. Tuhan membuka pikirannya dan ia mengerti dengan baik perkataan Paulus. Ia membuka hatinya dan dibaptis. Ia pun mengundang Paulus, Silas dan Lukas untuk menginap di rumahnya.

Dalam hidup Lidia terealisasi apa yang sudah Yesus katakan kepada para muridNya: “Barang siapa mendengar kalian, ia mendengar Aku” (Luk 10:16), “Barangsiapa menerima kalian, ia menerima saya” (Mt 10:40). Lidia menunjukkan satu hal yang sangat positif yakni kemampuannya untuk mendengar dengan baik dan fokus Sabda Tuhan dan mereka yang mewartakan Sabda tersebut. Tuhan berkarya dengan membuka telinga dan hati Lidia untuk mendengar Sabda dan menerima pewarta Sabda yaitu para rasul. Kemampuan kita untuk mendengar dengan baik Sabda Tuhan laksana sebuah pintu yang terbuka untuk meraih keselamatan kekal. Apakah anda dan saya sudah memiliki kemampuan mendengar dengan baik atau hanya sekedar mendengar saja. Tuhan memang berkenan pada umatNya sehingga Ia juga membuka hati orang untuk percaya kepadaNya.

Untuk dapat memahami kasih Allah yang berkenan pada manusia, maka Tuhan Yesus

sendiri berjanji untuk mengutus Roh Kudus sebagai penghibur kita. Tentang hal ini Yesus berkata: “Jikalau Penghibur yang Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” Roh Kudus atau Penghibur datang dari Bapa atas nama Yesus untuk mengajar para murid dan mengingatkan segala sesuatu yang sudah diajarkan oleh Yesus. Yesus juga mengajak para murid untuk memberi kesaksian karena mereka sudah tinggal bersamaNya.

Selanjutnya, para rasul diingatkan bahwa mereka akan mengalami banyak penderitaan. Mereka ditolak dan dikucilkan, ada juga yang dibunuh oleh orang-orang yang belum mengenal Allah. Yesus sendiri berkata: “Berbahagialah kamu, jika karena Aku, kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu” (Mat 5:11-12). 

Sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk memiliki kemampuan mendengar dengan baik. Kalau ada sesuatu yang terjadi di dalam hidup ini, pasanglah telingamu dan dengarlah dengan fokus. Semakin banyak kita mendengar, semakin banyak pula kemampuan kita untuk mengasihi dan menerima sesama apa adanya bertambah. Lidia dalam bacaan pertama merupakan model inspiratif bagi kita semua. Ia mendengar dan menyimak semua perkataan dari Paulus. Konsekuensinya adalah Lidia tidak hanya mendengar tetapi menerima Tuhan di dalam hidupnya. Ia berani memberi tumpangan kepada para rasul.

Kita juga bersyukur kepada Tuhan karena RohNya yang Kudus dianugerahkan bagi kita. Roh yang keluar dari Bapa dalam nama Yesus akan menyelamatkan orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Tugas kita adalah selalu patuh pada Roh Kudus. Dialah Penghibur di kala duka dan kecemasan melanda hidup kita. Roh Allah, sang Penghibur tetap berkarya.
Doa: Tuhan terima kasih atas anugerah hidup yang berlimpah di dalam diri kami masing-masing. Semoga hari ini kami patuh dan setia di dalam panggilan masing-masing. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply