Renungan 4 Juni 2013

Hari Selasa Pekan Biasa IX

Tob 2:9-14

Mzm 112:1-2.7bc-8.9

Mrk 12:13-17


Kamu adalah Gambar dan Rupa Allah!


Membayar pajak itu adalah salah satu kewajiban setiap warga Negara. Pada zaman Yesus, seluruh daerah Israel masih merupakan daerah jajahan Kerajaan Romawi. Oleh karena itu banyak orang Israel dijadikan pegawai Kerajaan Romawi untuk menagih pajak atau bea cukai. Para pemungut cukai ini sangat dibenci oleh sesama orang Israel bahkan mereka disamakan dengan kaum pendosa.Tuhan Yesus selalu menjadi sasaran kritikan ketika akrab dengan mereka. Yesus tentu tidak bermaksud untuk ikutan menjadi pemungut cukai tetapi Yesus bersahabat dengan mereka supaya dengan kekudusanNya dapat mengubah hidup mereka. Hal terpenting yang dicari Yesus adalah keselamatan semua orang.


Dalam permenungan kita hari ini saya mau memfokuskan  secara istimewa panggilan hakiki kita sebagai anak-anak Tuhan. Alkitab kita memulainya dengan melaporkan kisah penciptaan dimana manusia diciptakan sesuai gambar dan rupa Allah (Kej 1:26). Dengan demikian focus kehidupan setiap pribadi selalu terarah kepada Allah Tritunggal yang telah menciptakannya. Setiap orang dengan imannya berusaha untuk menunjukkan wajah Allah di dalam hidupnya kepada sesama.


Penginjil Markus melaporkan bahwa pada suatu kesempatan, Yesus didatangi oleh orang-orang Farisi dan Herodian untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Mereka mula-mula mengatakan bahwa mereka sudah tahu Yesus itu orangnya jujur, tidak takut kepada siapa pun, tidak mencari muka dan jujur mengajarkan jalan kebenaran. Pujian-pujian ini memang bukan berasal dari hati mereka tetapi ungkapan kemunafikan diri mereka di hadapan Yesus. Oleh Karena itu semua pujian palsu ini tidak menyentuh hati Yesus.

Selanjutnya mereka bertanya kepada Yesus, Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak boleh. Yesus bertanya kepada mereka alasan mengapa mencobai Dia. Ia meminta mereka sebuah coin dan sambil menunjuk coin itu kepada mereka Yesus bertanya: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Mereka menjawab: “Gambar dan tulisan kaisar”. Yesus mengakhiri perbincangan mereka ini dengan tidak menjawab pertanyaan mereka tetapi dengan bahasa yang diplomatis berkata: “Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah.”Orang-orang itu hanya heran dan tidak dapat berbicara lagi dengan Yesus.


Bacaan injil hari ini membimbing kita untuk dua hal ini. Pertama, dalam relasi sosial, kita patut menghayati nilai-nilai positif di dalam hidup seperti kejujuran, keberanian, tidak mencari muka (dalam arti tidak menyogok atau menyuap) dan jujur mengajarkan jalan kebenaran. Nilai-nilai ini patut kita hayati dengan baik. Banyak orang tidak jujur, suka mencari muka, takut menerima tugas dan tanggung jawab tetapi rajin memberi kritikan pedas kepada orang lain. Orang-orang Farisi dan Herodian memang memuji Yesus karena Ia memiliki semuanya hanya saja pujian itu sebatas ungkapan kemunafikan mereka. Banyak kali kita pun demikian. Kita hanya  berhenti pada sikap basa-basi dalam berkomunikasi tetapi tidak sampai pada ikatan bathin sebagai sahabat dan saudara.


Kedua, Tuhan Yesus memang tidak menjawab pertanyaan mereka apakah ya atau tidak membayar pajak kepada kaisar. Yesus hanya bertanya “gambar” dan “tulisan” siapa. Lalu Ia mengatakan silakan berikan kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah. Tuhan Yesus mau mengatakan kepada mereka bahwa diri mereka diciptakan sesuai gambar dan rupa Allah. Oleh karena itu mereka harus memiliki kesadaran bahwa diri mereka adalah milik Allah. Mereka harus berusaha hari demi hari menyerupai Allah (kekudusan). Mereka juga hidup dalam masyarakat sosial, menjadi sesama manusia yang punya hak dan kewajiban maka haruslah mereka juga membayar pajak. Selagi mereka masih ada di dunia, mereka warga dunia yang patuh kepada pemerintahan dunia, namun harus selalu ada orientasi kepada Tuhan yang segambar dengan manusia.


Contoh orang jujur dan saleh kita temukan di dalam bacaan pertama. Tuhan memperkenalkan kepada kita Tobit. Tobit memiliki pengalaman akan Allah yang sangat menarik perhatian kita semua. Ia melakukan sebuah karya amal kasih dengan menguburkan jenazah seorang dari suku bangsa mereka. Selanjutnya, karena udara panas, ia tidur di luar. Matanya terbuka dan seekor burung melepaskan kotorannya, jatuh persis di dalam mata Tobit. Ia pun menjadi buta. Semua tabib tdai mampu menyembuhkannya. Akibatnya semua pekerjaan sebagai suami diambil alih oleh istrinya bernama Hana. Aneka pekerjaan bahkan sebagai pembantu rumah tangga pun dijalaninya. Ia digaji dan dihadiai seekor kambing. Tobit adalah orang jujur maka ia mengehendaki demikian juga bagi istrinya. Ia minta untuk mengembalikan kambing kepada majikan istrinya tetapi istrinya mengatakan dengan tegas bahwa kambing adalah pemberian bukan barang curian. Istrinya tetap pada pendirian bahwa kambing adalah pemberian majikannya.


Tobit menunjukkan sikap jujurnya kepada kita semua. Ia ngotot dan mengatakan kepada

istrinya untuk mengembalikan kambing dan mencukupkan dirinya dengan gaji yang dia terima. Ia juga menunjukkan sikap tabah hati di saat menderita. Sambil menderita ia masih mau hidup jujur dan berkenan di mata Tuhan. Jarang orang yang sudah sedang menderita mau mengingat dan menghayati kejujuran dan kesabaran dalam hidup.


Sabda Tuhan pada hari ini, baik dari bacaan pertama dan bacaan injil saling melengkapi satu sama lain. Kebajikan-kebajikan terutama kejujuran dan ketabahan dalam penderitaan haruslah kita bangun di dalam diri kita masing-masing. Hidup kristiani akan semakin bermakna kalau kita mau hidup jujur dan bersahaya dalam menghadirkan Kristus di tengah masyarakat kita. Ingatlah bahwa kita semua diciptakan sewajah dengan Tuhan. Janganlah menyakiti Tuhan dengan dosa-dosamu. Berikanlah kepada Tuhan dirimu, kepada kaisar pajakmu.


Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menyadari diri kami sebagai ciptaan yang segambar denganMu dan buatlah kami menyerupaiMu. Amen



PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply