Renungan 27 Juni 2013

Hari Kamis, Pekan Biasa XII

Kej 16:1-12.15-16

Mzm 106:1-2.3-4a.4b-5

Mat 7:21-29

Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik


Kisah keluarga Abram berlanjut. Setelah Ia mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan maka ia menerima janji Tuhan. Tuhan memberi keturunan kepada Abraham dan tanah yang luas dan subur. Namun demikian fakta masih menunjukkan bahwa Sarai belum mendapat karunia anak dari Tuhan. Dalam pergumulan seperti ini Sarai meminta kepada Abram untuk menghampiri Hagar, sang hamba perempuan dari Mesir. Abram pun menghampiri Hagar sehingga hamillah ia. Ketika mengetahui bahwa Ia hamil maka ia mulai berlaku kasar terhadap Sarai istri sah Abram. Sarai merasakan penderitaan yang dilakukan oleh Hagar maka ia berkata kepada Abram: “Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu. Akulah yang memberikan hambaku kepangkuanmu; tetapi baru saja ia tahu bahwa ia mengandung, ia memandang rendah aku. Tuhan kiranya menjadi hakim antara aku dan engkau.”


Reaksi Abram adalah memihak Sarai sebagai istri yang sah. Abram berkata kepadanya: “Hambamu itu di bawah kekuasaanmu, perbuatlah kepadanya sesuka hatimu.” Sarai menindas Hagar sehingga Hagar pergi ke padang gurun. Hagar berjumpa dengan malaikat Tuhan dan ia disuruh kembali kepada Sarai untuk ditindas. Namun demikian Tuhan berjanji melalui malaikatNya akan menjadikan keturunan yang sangat banyak kepada Hagar. Di samping itu malaikat juga mengatakan kepada Hagar bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dan dinamai Ismael. Anak ini menurut malaikat akan menjadi seorang laki-laki yang perilakunya seperti keledai liar. Ia akan melawan tiap-tiap orang. Ia akan menentang semua saudaranya.


Ismael dalam bahasa Yahudi berarti Allah mendengarkan. Tuhan Allah mendengar keinginan Sarai supaya hambanya Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram. Meskipun ada saling menindas di antara Hagar kepada Sarai kemudian Sarai kepada Hagar namun kuasa Tuhan jauh melebihi pengalaman manusiawi mereka. Hagar nantinya diusir tetapi Tuhan tetap memeliharanya. Ia diberkati dengan banyak keturunan. Ismael, meskipun berarti Tuhan Allah mendengar, namun perilaku hidupnya akan liar, menimbulkan banyak masalah di dalam keluarga. Hal terpenting dalam kisah ini adalah Tuhan selalu memperhatikan umat kesayanganNya. Ia tidak akan membiarkan Sarai menderita selamanya karena tidak memiliki keturunan. Ia juga tidak akan membiarkan Hagar menderita di padang gurun tetapi diberi berkat untuk keturunan yang banyak.  Ismael dengan perilaku hidup yang liar juga tetap akan diberkati Tuhan.


Pengalaman keluarga Abram juga masuk dalam pengalaman kita setiap hari. Di dalam banyak keluarga ada masalah perkawinan, tidak ada keturunan yang kadang membuat pasangan suami dan istri stress. Tidak ada kesepakatan bersama untuk mengadopsi anak karena ketakutan tertentu. Ada juga pengalaman ekstrim di mana setiap pasangan mencari hiburan masing-masing dengan berselingkuh sampai memiliki anak di luar perkawinan yang sah. Mengapa hal-hal ini dapat terjadi? Karena orang belum memiliki iman yang kuat kepada Tuhan. Kalau saja orang percaya kepada Tuhan maka segalanya akan diberikan kepadanya. Tuhan sangat setia pada janji-janjinya. Dia tidak pernah ingkar janji kepada manusia.


Dampak dari rasa tidak percaya kepada Tuhan adalah mengandalkan dirinya sendiri. Orang menjadi munafik terhadap dirinya dan sesama. Orang boleh melakukan banyak kegiatan dengan dalil demi nama Tuhan tetapi bisa jadi demi nama diri sendiri. Tuhan menjadi kerdil sedang diri menjadi lebih besar dan tenar. Tuhan tidaklah popular, diri saya sebagai manusia yang jadi lebih popular. Itu sebabnya dalam bagian terakhir kotbah di bukit Yesus bersabda: “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu “Tuhan, Tuhan” akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu di surga”. Di dalam masyarakat kita, banyak juga orang yang menyerukan nama Tuhan sambil berbuat jahat. Hati nuraninya telah mati, sehingga dalam nama Tuhan yang kudus mereka menghilangkan hidup orang lain. Sikap seperti ini yang membuat Tuhan membalikan wajahNya dari manusia. Tuhan akan terus terang mengatakan tidak mengenal kita karena terlalu banyak kejahatan yang kita lakukan.


Bagaimana cara menumbuhkan rasa kepercayaan Tuhan yang nyaris hilang pada diri kita?

Di pihak Tuhan cintaNya kekal bagi manusia. Di pihak manusia, perlu ada upaya-upaya tertentu misalnya setia mendengar Sabda Tuhan dan melakukannya di dalam hidup setiap hari. Ini adalah dasar yang kuat untuk bertumbuh dalam iman. Orang yang tidak mendengar Sabda dan melakukannya di dalam hidup itu sama dengan orang yang tidak bijaksana sehingga membangun rumah di atas pasir. Ini adalah orang-orang yang imannya sangat kecil bahkan tidak ada iman kepada Tuhan. Orang bijaksana akan membangun rumahnya di atas wadas yang kokoh.


Sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk kembali kepada Tuhan dan membangun komitmen pribadi yang jelas untuk setia pada setiap janji kepada Tuhan dan sesama. Iman yang kuat akan membuat orang bertahan di dalam hidup, meskipun banyak kesulitan dan penindasan. Kita juga diajak untuk mampu mendengar dan mewartakan Sabda Tuhan. Dengan sikap mendengar dapat membuat orang bertumbuh dalam kasih. Sikap bersyukur juga sangat penting. Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik, kekal abadi kasih setiaNya! (Mzm 107:1; 118:1; 118:29).


Doa: Tuhan, bantuan kami untuk semakin menyadari panggilan kami masing-masih dan berilah kami rahmat kesetiaan hari demi hari. Amen


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply