Renungan 9 Juli 2013

Hari Selasa, Pekan Biasa XIV

kej 32: 22-32
Mzm 17:1.2-3.6-7.8b.15
Mat 9:32-38
Berbelas Kasih Seperti Yesus
Yesus berkeliling sambil berbuat baik (Kis 10:38). Ini kiranya menjadi kalimat yang tepat untuk menggambarkan Yesus setelah mengajar Sabda Bahagia di atas bukit. Penginjil Matius secara khusus juga memberi kesaksian: “Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan” (Mat 9:35). Mengapa Yesus memilih untuk melakukan pekerjaan seperti ini? Jawabannya adalah karena Allah Bapa menghendakinya demikian. Ia sendiri diutus Allah Bapa, datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani (Mat 20:28). Pelayanan yang terbesar dari Tuhan Yesus adalah menyerahkan nyawaNya sebagai tebusan bagi sahabat-sahabatNya (Yoh 15:13). 
Penginjil Matius hari ini mengisahkan satu sikap Yesus yang patut kita ikuti dalam melayani yakni menerima semua orang apa adanya. Artinya Yesus tidak pernah memilih orang-orang tertentu untuk melayani mereka dan mengabaikan yang lain. Semua orang dikasihiNya dengan tulus. Dikisahkan bahwa ada orang yang membawa seorang bisu yang kerasukan setan. Setelah setan itu diusir, orang itu dapat berbicara sehingga membuat banyak orang terheran-heran karena hal yang seperti itu belum pernah terjadi dan dilihat orang di Israel. Memang bisa dibayangkan bahwa kuasa setan itu begitu besar hingga membisukan, tetapi setan akhirnya takluk juga di hadapan Yesus. Orang Farisi saja yang tidak melihat kebaikan Yesus, tetapi mencurigai bahwa Yesus dapat melakukan semua itu karena penghulu setan.

Tuhan Yesus diberi kuasa oleh Allah Bapa untuk melakukan semua pekerjaanNya. Di dalam Yesus PuteraNya, Ia datang untuk menyembuhkan bangsa manusia dari sakit penyakit baik secara fisik maupun rohani atau kejiwaan. Tuhan memakai tanda-tanda heran yang dapat membantu manusia untuk bertumbuh dalam iman. Mengapa perlu tanda-tanda tertentu? Karena manusia melihat namun cenderung tidak percaya. Semua yang dilakukan Yesus untuk menyelamatkan manusia memang harus diterima dalam iman. Kadang-kadang kita semua mungkin hanya terheran-heran dengan semua perbuatan baik yang dilakukan Yesus dan selesai. Kita lupa bahwa diri kita memiliki aneka kelemahan, pergumulan-pergumulan tertentu dalam menghadapi sakit dan penyakit, eksploitasi manusia, perang, bencana alam disebabkan oleh satu hal yang masih menguasai manusia yakni dosa. Yesus melakukan perbuatan baik bagi manusia terutama untuk mencabut akar dosa dan mengembalikan manusia kepada martabat yang benar sebagai anak-anak Allah. 

Usaha Yesus untuk mengembalikan status manusia sebagai anak-anak Allah, laksana seorang gembala memperhatikan domba-dombanya. Sikap dasar sebagai gembala yang baik bagi domba-domba juga diminta oleh Yesus bagi kita sebagai anak-anak Allah yang sudah mengalami pemulihan martabat. Konsekuensinya adalah kita masing-masing perlu merasakan panggilan dan pilihan Tuhan Allah untuk melayani sesama sesuai kehendakNya. Tentu saja semua yang sudah, sedang dan akan kita lakukan dalam pelayanan bukan atas nama diri kita tetapi atas nama Tuhan. Nama Tuhanlah yang patut dimuliakan. Tuhan Yesus juga meminta para muridNya untuk memohon kepada Tuhan yang memiliki pekerja-pekerja untuk ikut menuai. Ia berkata: “Panenan sungguh melimpah tetapi pekerja hanya sedikit. Mintalah kepada tuan panenan supaya ia mengirim pekerja-pekerja untuk menuai”. Jadi aspek doa juga merupakan unsur yang sangat penting karena Tuhan sendirilah yang mempunyai pekerja. Kita sebagai gereja harus berani memohonkannya kepada Tuhan. Maka jangan berhenti mendoakan doa mohon panggilan.

Manusia tidak hanya bergumul dengan sakit penyakit dan pengalaman penderitaan sebagai akibat dosa. Ini adalah pergumulan diri sendiri. Namun bacaan pertama pada hari ini membuat kita berefleksi lebih dalam tentang pergumulan manusia melawan Allah dan manusia hingga menang. Yakub digambarkan bergumul dengan seorang laki-laki semalaman hingga fajar menyingsing. Yakub tidak mau kalah melawan lelaki itu meskipun sendi pangkal pahanya sudah dipukul. Ia meminta berkat dari lelaki itu dan berkat yang Yakub terima adalah perubahan nama dari Yakub menjadi Israel yang berarti engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia dan berhasil menang. Yakub berkurban untuk memperoleh berkat di dalam hidup. Hal yang patut kita pelajari dari kisah ini adalah daya tahan dan perjuangan. Orang tidak perlu gampang menyerah dalam pergumulan hidupnya. Yakub bangga bukan karena ia berhasil dalam pergumulannya tetapi karena ia melihat Allah berhadapan muka tetapi tetap hidup. Semua perbuatan baik yang kita lakukan di dalam pelayanan juga berguna untuk melihat Allah berhadapan muka dan kelak memperoleh hidup abadi di Surga. 

Sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk memiliki rasa belas kasih dan tidak pernah berhenti berbuat baik. Sebagaimana Tuhan begitu setia berbuat baik seperti gembala  bagi manusia, demikian kita juga melakukan hal yang sama terhadap saudara dan saudari di sekitar kita. Kemampuan kita untuk melayani dapat diukur dalam hal kecil yakni menerima semua orang apa adanya dan melayani mereka. Kita juga dikuatkan untuk memiliki daya tahan dalam menghadapi dan menghayati berbagai pergumulan hidup. Dengan bantuan Tuhan, kita harus menang dalam pergumulan hidup kita. 
Doa: Tuhan Bapa di dalam surga, berikanlah kepada kami hati yang mampu mengasihi seperti hati Yesus sang Gembala Baik mengasihi kami. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply