Renungan 13 Juli 2013

Hari Sabtu, Pekan Biasa XIV
Kej 49:29-32;50:15-26a
Mzm 105:1-2.3-4.6-7
Mat 10:24-33


Jangan Takut!

Adalah Beato Yohanes Paulus II. Ketika mulai menjabat sebagai pimpinan Gereja Katolik, dalam homilinya yang pertama sebagai Paus tanggal 22 Oktober 1978, Ia berkata: “Fratelli e Sorelle! Non abbiate paura di accogliere Cristo e di accettare la sua potesta! Non abbiate paura! Aprite, anzi, spalancate le porte a Cristo” (Saudara dan saudari! Jangan takut untuk menerima Kristus dan kuasaNya! Jangan takut! Bukalah pintu lebar-lebar kepada Kristus). Selama beliau memimpin Gereja katolik, salah satu ungkapan istimewanya adalah

“Jangan takut!”. Kata-kata ini diucapkannya dengan tegas karena ia percaya kepada semua perkataan yang diucapkan Yesus Kristus di dalam Injil. Dari Injil kita tahu bahwa Yesus selalu meneguhkan para muridNya ketika mengalami pergumulan atau kesulitan di dalam hidup mereka. Di situasi yang menakutkan para muridNya, Ia selalu bersabda: “Tenanglah, Aku ini, Jangan takut!” (Mat 14:27. 17:7. 28:10; Mrk 6:50. Luk 5:10. 8:50. 12:7; Yoh 6:20). Perkataan Beato Yohanes Paulus II ini sangat menguatkan dan meneguhkan Gereja selama masa kepemimpinannya. Banyak badai yang datang silih berganti melanda Gereja, tetapi dengan bantuan Tuhan maka badai itu dapat berlalu. Badai diteduhkan Tuhan sendiri. Non abbiate paura! Do not be afraid!


Ketakutan selalu menjadi bagian dari hidup manusia. Banyak di antara kita yang takut ketika membuat suatu kesalahan tertentu di hadapan orang yang lebih dewasa, orang tua atau pimpinan perusahan. Tanpa harus ditegur, orang menjadi salah tingkah atau segan dengan sesama. Ada juga yang punya phobia ketakutan pada ular, kecoa, cecak bahkan jenasah. Memang ketakutan membuat orang tidak dapat bekerja dengan baik. Dalam hal para murid Yesus, tentu mereka diharapkan untuk tidak boleh takut untuk mewartakan Injil kepada segala makhluk. Para murid Kristus di harapkan untuk tidak takut terhadap semua penganiayaan, penderitaan dan kemalangan. Mengapa? Karena Tuhan berjanji untuk menyertai mereka hingga akhir zaman (Mat 28:20). 

Pada hari ini, Penginjil Matius meneruskan laporannya tentang pengajaran Yesus. Pertama-tama Yesus mengatakan bahwa seorang murid tidak melebihi guruNya dan seorang hamba melebihi tuannya. Cukuplah kalau murid sama dengan guruNya dan hamba sama dengan tuannya. Yesus memulai perkataannya kepada para muridNya dengan menekankan relasi murid dan guru, hamba dengan tuan. Para murid hendak diingatkan bahwa masa depan mereka tidak akan melebihi diriNya sebagai Guru dan Tuhan. Semua penderitaan dan kemalangan para murid tidak akan melebihi diriNya sebagai Maestro. Yesus akan mengalami Paskah di Yerusalem, para muridNya juga akan mengalami hal yang sama. Mereka akan ditolak, dianiaya dan dibunuh dengan cara yang sama dengan diriNya. Untuk itulah Yesus mengharapkan agar para muridNya jangan takut. Mereka harus berani dan gigih dalam memberi kesaksian sebagai murid. 


Selanjutnya Yesus berbicara tentang semangat kemartiran para muridNya. Ia mengingatkan para murid untuk tidak takut terhadap mereka yang hanya bisa membunuh tubuh tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa. Mereka harus takut kepada Dia yang berkuasa untuk membunuh tubuh dan jiwa di dalam neraka. Para murid sejati hendaknya tidak takut terhadap segala penderitaan yang mereka tanggung akibat perbuatan manusia. Roh Kudus akan meringankan segalanya dan membantu pembelaan mereka di hadapan manusia. Roh Kudus akan meletakkan kata-kata di atas lidah para murid untuk bersaksi tentang Yesus. Mereka justru harus memiliki sikap takut akan Allah. Dialah sang Pencipta dan Penguasa segala sesuatu di dalam hidup kita. Sikap takut akan Allah membuat kita menjadi rendah hati di hadiratNya.

Ketakutan tidak hanya menghantui para murid Yesus Kristus. Jauh sebelumnya, anak-anak Yakub di dalam Kitab Kejadian juga memiliki ketakutan tertentu terhadap Yusuf saudara mereka. Mereka berpikir bahwa setelah sang ayah yakni Yakub meninggal dunia maka Yusuf akan membalas dendamnya akibat perbuatan salah yang sudah melakukan terhadapnya. Mereka bahkan mengirim utusan untuk menyampaikan kepada Yusuf pesan mendiang Yakub ayahnya untuk mengampuni saudara-saudaranya.  Ketika mendengar utusan saudara-saudaranya, Yusuf hanya membalasnya dengan menangis. Ia heran mengapa saudara-saudaranya belum juga percaya pada pengampunan yang ia berikan kepada mereka. Mereka sudah menghuni daerah Gosyen yang subur dan mereka menikmati kenyamanan di Mesir, namun mereka juga masih belum percaya pada perbuatan baik Yusuf.

Puncak ketakutan para saudara Yusuf adalah ketika mereka masing-masing datang kepada Yusuf sambil bersujud dan berkata: “Kami datang untuk menjadi budakmu”. Yusuf dengan bijaksana berkata kepada mereka: “Aku bukan Allah. Kalian telah memiliki rencana jahat terhadapku, tetapi Allah telah mengubahnya menjadi kebaikan, dengan maksud melakukan  seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Maka janganlah takut. Aku akan menanggung makanmu dan juga makanan anak-anakmu”. Luar biasa kuasa Allah di dalam diri Yusuf. Apa yang dilakukan Yusuf berasal dari rencana dan kuasa Allah. Ia tidak memperhitungkan dosa dan salah, tetapi melihat mereka sebagai anak-anakNya.  


Sabda Tuhan pada hari ini membantu kita untuk menyadari kehadiran kita di hadiratNya. Di hadiratNya kita adalah ciptaan yang memiliki banyak kekurangan berupa dosa dan salah. Hal terpenting adalah kerendahan hati kita untuk menerima semua rencana dan kehendakNya. Ia menderita, kita juga belajar menderita sepertiNya. Ia membuat kita bahagia, kita juga membahagiakan sesama. Ia mengasihi kita kita juga mengasihiNya dan mengasihi sesama kita. Maka jangan takut karena tidak ada sesuatu apa pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Kita juga belajar dari pengalaman keluarga Yakub. Sebagai saudara dan saudari, banyak kali ada pertentangan tertentu. Tuhan selalu hadir tepat pada waktunya pada diri pribadi tertentu untuk mendamaikan dan mengampuni. Apakah kita berani mengampuni saudara yang bersalah kepada kita?

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk tidak merasa takut di dalam hidup setiap hari. Amen

PJSDB 

Leave a Reply

Leave a Reply