Renungan 10 Oktober 2013

Hari Kamis, Pekan Biasa XXVII

Mal 3:13-4:2a
Mzm 1:1-2.3.4.6
Luk 11:5-13
Selamanya Tuhan itu Sabar!

Salah satu kebiasaan yang dilakukan untuk menjadikan seseorang sebagai pejabat publik adalah dengan melakukan Fit and Proper Test. Mengapa harus melakukan Fit and Proper Test? Karena ternyata di dalam lembaga-lembaga publik terdapat fenomena umum seperti ini: inefisiensi, inefektivitas, tidak netral, tidak disiplin, tidak patuh pada aturan, rekrutmen PNS yang tidak transparan, mindset belum berubah, KKN masih marak, abdi masyarakat belum terbangun, pemerintahan belum akuntabel, transparan, partisipatif, dan kredibel.  Pada bulan September 2013 yang lalu Indonesia digemparkan oleh calon hakim agung Sudrajad Dimyati yang menjumpai Nahrudin Nasori selaku angota komisi III DPR RI di toilet Gedung Nusantara II DPR RI. Pertemuan mereka hanya satu menit tetapi Fit and Proper Test harus diundur. Hanya di Indonesia saja orang dapat melobi sampai ke toliet yang  bau! Ini menunjukkan bahwa di dunia ini ada dua kutub yang selalu berlawanan yakni kebaikan dan kejahatan. Kadang-kadang kejahatan lebih merajalela daripada kebaikan.

Nabi Maleakhi di dalam bacaan pertama pada hari ini menggambarkan bahwa dunia ini dihuni oleh orang-orang fasik, gegabah dan orang-orang benar. Orang-orang fasik selalu melawan Tuhan. Tuhan sendiri mengakuinya dengan berkata: “Bicaramu tentang Aku kurang ajar”. Apa yang orang-orang fasik dan gegabah lakukan? Di hadapan Tuhan mereka berkata: “Sia-sialah beribadat kepada Allah! Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap Allah dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam?” Memang amat mengherankan karena meskipun orang-orang jahat selalu melawan Tuhan Allah tetapi Ia juga masih tetap memperhatikan mereka. Tuhan masih memberi kesempatan supaya mereka hidup dan ada harapan supaya mereka dapat berubah.

Di lain pihak, orang-orang benar mengakui bahwa Tuhan memperhatikan dan mendengarkan mereka. Oleh karena itu mereka akan menjadi milik kesayanganNya.Tuhan akan berlaku seperti orang tua yang menyayangi anak-anaknya. Nah, apa perbedaan orang fasik dan orang benar di hadapan Tuhan? Maleakhi bernubuat bahwa semua orang gegabah dan orang fasik akan menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang akan datang itu. Mereka semua akan dibinasakan sampai habis. Sedangkan orang-orang benar dan takwa akan mengalami terbitnya surya kebenaran yang sayapnya membawa kesembuhan.

Maleakhi menggambarkan Tuhan Allah sebagai Pribadi yang mahabaik, sabar dan kekal abadi kasih setiaNya. Nubuat Maleakhi mengingatkan kita pada perumpamaan Yesus tentang lalang yang bertumbuh bersama gandum (Mat 13:24-30). Sang pemilik kebun hanya menaburkan gandum tetapi si jahat juga ikut menabur lalang. Ketika sudah berbulir, para pekerja baru menyadari bahwa ada lalang dan berniat untuk memotongnya. Tetapi tuannya berkata: “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: kumpulkanlah dahulu lalang-lalang itu dan ikatlah berkas-berkas itu untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku” (Mat 13:30).

Nubuat Maleakhi memang masih nyata di dalam diri setiap orang. Di dalam Gereja dan masyarakat kita masih berjumpa dengan pribadi-pribadu orang fasik dan gegabah yang berprinsip: “Sia-sialah beribadah kepada Allah. Apakah untungnya beribadah kepadaNya? Sebab orang-orang fasik juga dilindungi Tuhan.” Pengalaman juga membuktikan bahwa masih banyak orang fasik yang umurnya panjang. Banyak orang baik yang menderita dan cepat meninggal dunia. Manusia hidup dalam keraguan dan lupa bahwa jalan Tuhan memang bukanlah jalan manusia. Rancangan Tuhan bukanlah rancangan manusia. Akibatnya dosa masih merajalela di dunia ini.


Bagaimana menyikapi kefasikan manusia di dunia ini? Bagaimana kita bisa keluar dari segala kejahatan yang merajalela di dunia ini? Yesus di dalam bacaan Injil hari ini mengingatkan kita pada kuasa doa. Apa yang Yesus maksudkan dengan kuasa doa? Supaya dunia kita ini dapat berubah menjadi baik, orang fasik dapat bertobat maka butuh doa tanpa henti dan penuh dedikasi. Orang juga harus merasa bahwa Bapa yang diajarkan Yesus adalah Bapa yang murah hati. Dia baik untuk semua orang. Bapa yang murah hati ini bahkan memberi yang terbaik kepada setiap orang yang meminta yakni Roh KudusNya. Doa memang memiliki kuasa untuk mengubah manusia.

Doa: Tuhan, Bapa di dalam Sorga. Kami berterma kasih kepadaMu karena Engkau sabar dengan kami. Semoga pada hari ini kami juga menjadi sabar dengan diri sendiri dan sesama kami. Amen

PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply