Homili 27 Maret 2014

Hari Kamis, Pekan Prapaskah III

Yer 7:23-28;

Mzm 95:1-2,6-7,8-9;

Luk 11:14-23

Mendengar Tuhan Berbicara kepadamu

Fr. JohnLawrence Harvey “Larry” King dikenal sebagai seorang pembawa acara televisi dan radio Amerika. Ia pernah berkata: “Bukan dengan bicara, tetapi dengan mendengarkan kita bisa banyak belajar.” Tuhan memang menciptakan kita sempurna adanya. Mulut kita hanya adasatu dan telinga kita ada dua. Ini berarti kita harus lebih banyak mendengar dari pada berbicara. Tetapi pada kenyataannya banyak orang memiliki dua mulut dan satu telinga sehingga mereka berbicara lebih banyak dari pada mendengar. Banyak kali kita juga memiliki perilaku tertentu yakni hanya mendengar hal-hal yang dianggap penting di dalam hidup ini. Misalnya ketika orang terbiasa mendengar bunyi suara hewan tertentu maka telinganya akan peka dengan bunyi suara hewan tersebut. Ini akan berbeda dengan orang yang tidak terbiasa mendengar bunyi suara hewan. Kalau kita membiasakan diri mendengar suara Tuhan maka dalam situasi apa saja kita akan tetap mendengarNya.

Selama masa prapaskah ini kita semua diajak untuk memiliki kemampuan mendengar suara Tuhan. Tuhan menyapa dan berbicara kepada umatNya melalui para nabi dan kini melalui Yesus Kristus PuteraNya di dalam Gereja. St. Hironimus mengatakan bahwa kalau kita bersahabat dengan Kitab Suci maka dengan sendirinya kita juga bersahabat dan mengenal Yesus Kristus. Dia adalah Sabda hidup. Sabda yang menjelma menjadi manusia. Maka membaca, mendengar, merenungkan dan melakukan Sabda adalah salah satu hal penting yang patut kita lakukan selama masa prapaskah. Itu sebabnya di lingkungan-lingkungan digalakan pertemuan untuk pendalaman iman. Sayang sekali karena banyak orang tidak aktif mengikuti pendalaman iman dan sharing iman dari Sabda Tuhan di lingkungan, wilayah atau teritorinya.

Pada hari ini nabi Yeremia dalam bacaan pertama mengajak kita untuk memiliki kemampuan mendengar Tuhan. Dialah Allah kita selamanya. Tuhan bersabda: “Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan belakangnya dan bukan mukanya. (Yer 7:23-24).

Kata-kata Tuhan ini menggambarkan hidup manusia yang sebenarnya. Tuhan boleh mengajak untuk mendengar suaraNya sehingga Ia dapat menjadi Allah kita tetapi kenyataan menunjukkan bahwa banyak orang tidak mendengar suaraNya. Banyak orang tidak mendengar Yesus sebagai suara atau Sabda hidup! Banyak orang juga tidak mengikuti perintah-perintah Tuhan tetapi mengikuti rancangan-rancangan pribadi serta kedegilan hati mereka di hadirat Tuhan. Akibatnya adalah manusia selalu berbuat dosa dan salah yang sama di hadirat Tuhan. Ketika orang mendengar dengan baik maka ia akan mengasihi dengan sepenuh hati. Ketika orang tidak mendengar maka ia juga tidak mampu mengasihi. Ketika kita berdoa, Tuhan mendengar dan mengabulkan doa-doa kita karena Ia mengasihi kita apa adanya. Mengapa hal yang sama kita tidak melakukannya kepada Tuhan? Mengapa hati kita degil, keras dan ingin menang sendiri di hadirat Tuhan?

Untuk lebih meyakinkan umat pilihanNya, Tuhan melalui Yeremia mengingatkan sejarah masa lalu di mana Ia melakukan karya besar dengan membebaskan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir tetapi kenangan masa lalu ini dianggap sudah tidak penting lagi. Itu sebabnya mereka pun tidak mendengar suara Tuhan, tidak menaruh perhatian kepadaNya bahkan lebih rajin berbuat salah dan dosa. Mereka bukan lagi bangsa yang tulus di hadirat Tuhan.

Suara Tuhan melalui nabi Yeremia ini masih aktual bagi kita. Banyak kali hati kita juga keras, degil dan ingin menang sendiri. Tuhan boleh melakukan kebaikan-kebaikanNya terus menerus kepada kita tetapi hati kita tetaplah tertutup sehingga selalu melakukan perbuatan salah dan dosa. Banyak orang di antara kita tidak lagi menjadi pribadi yang tulus hati kepada Tuhan. Semoga di masa prapaskah ini kita berubah dan kembali kepada Tuhan.

Di dalam bacaan Injil, kita mendengar Tuhan Yesus membuat mukjizat dengan menyembuhkan orang yang kerasukan setan dan membisukannya. Setelah setan itu keluar maka orang itu dapat berkata-kata dan dalam suasana keheranan mereka berkata bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa Belzebul atau Penghulu setan. Orang-orang pada zaman Yesus juga memiliki hati yang degil dan buta terhadap kebaikan Tuhan Yesus. Lebih dari itu mereka juga mencobai Yesus dengan meminta tanda yang kiranya membuktikan bahwa Dia sungguh-sungguh Mesias. Tuhan merasa kesal karena kedegilan hati mereka.

Banyak kali kita juga seperti orang-orang pada zaman Yesus. Kita suka mencobai Tuhan dengan meminta bukti-bukti kebaikan Tuhan, padahal kita sedang mengalami kebaikanNya. Mari kita kembali kepada Tuhan dengan mendengar suaraNya. Semakin kita mendengar suara Tuhan, kita pun akan semakin mencintai Dia. Bertobatlah dan baharuilah hidupmu. Kalau anda mendengar suara Tuhan, janganlah anda bertegar hati!

Doa: Tuhan, bukalah telinga kami untuk lebih banyak mendengar dan mengasihi. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply