Homili Hari Minggu Paskah II/A – 2014

Hari Minggu Paskah II/Kerahiman Ilahi

Kis 2:42-47

Mzm 118:2-4.13-15.22.24 1

Ptr 1:3-9

Yoh 20:19-31

 

Menikmati KerahimanNya

 

Fr. JohnKita memasuki pekan kedua Paskah dengan sebuah antifon yang inspiratif: “Jadilah seperti bayi yang baru lahir yang selalu haus akan air susu rohani yang murni supaya olehnya kamu tumbuh dan diselamatkan.” (1Ptr 2:2). Hari Minggu Paskah kedua juga dikenal dengan nama: Hari Minggu Kerahiman Ilahi. Perayaan Hari Minggu Kerahiman Ilahi pada tahun ini juga istimewa karena bertepatan dengan kanonisasi dua orang kudus baru di dalam Gereja Katolik yaitu St. Yohanes XXIII dan St. Yohanes Paulus II. Kita berdoa semoga kedua orang kudus modern ini selalu menginsipirasikan Gereja untuk bertumbuh menjadi Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik.

Apa yang istimewa dari Hari Minggu Kerahiman Ilahi? Tuhan Yesus ketika menampakkan diriNya kepada St. Faustina berpesan: “Aku menghendaki Pesta Kerahiman Ilahi menjadi tempat perlindungan dan tempat bernaung bagi segenap jiwa-jiwa, teristimewa para pendosa yang malang. Pada hari itu lubuk belas kasihKu yang paling lemah lembut akan terbuka. Aku akan mencurahkan suatu samudera rahmat atas jiwa-jiwa yang menghampiri sumber kerahimanKu.” Gambaran kerahiman ilahi disimbolkan oleh Darah dan Air. Kita mengenang bagaimana lambung Yesus ditikam sehingga keluar darah dan air. Darah itu kiranya menjadi simbol yang membantu kita untuk memahami sakramen-sakramen di dalam Gereja, khususnya Ekaristi. Air menjadi simbol pembaptisan dan Roh Kudus yang senantiasa menjiwai hidup kita.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada Hari Minggu ini membantu permenungan kita untuk bertumbuh secara rohani di hadirat Tuhan dan di dalam komunitas Gereja. Allah yang kita imani adalah Allah yang Maharahim. Lukas dalam bacaan pertama menggambarkan situasi komunitas Gereja Perdana yang memiliki prinsip “Cor unum et anima una” atau sehati dan sejiwa. Ia melaporkan bahwa orang-orang Yahudi yang menjadi percaya dan memberi diri dibaptis memiliki tugas tertentu yakni bertekun dalam pengajaran para rasul dan terlibat dalam persekutuan. Apa yang dilakukan dalam persekutuan? Mereka memecahkan roti dan berdoa. Mereka tetap bersatu meskipun mereka memiliki banyak perbedaan. Harta milik pribadi mereka jual dan hasilnya dibagi-bagikan kepada semua orang sesuai dengan kebutuhan. Mereka sehati dan sejiwa. Dengan memiliki persekutuan yang erat maka banyak orang menyukai mereka sehingga jumlah mereka bertambah banyak.

Gereja perdana mengajarkan kita banyak hal yang bagus. Orang tidak hanya percaya dan dibaptis tetapi mereka juga bertekun dalam pengajaran para rasul dan terlibat aktif dalam persekutuan. Banyak kali orang hanya berpikir bahwa menjadi orang katolik itu cukup dengan percaya karena dibaptis. Memang dibaptis dan percaya itu baik tetapi belum sempurna. Orang harus tekun dalam pengajaran para rasul dan pengganti-penggantinya. Orang itu juga terlibat aktif di dalam Gereja. Pertanyaan bagi kita: “Apakah kita mendengar dan melakukan pengajaran para gembala? Bagaimana sikap anda terhadap homili para Romo atau pembawa Firman lainnya? Apakah anda tekun dan terlibat dalam hidup menggereja?”

St. Petrus dalam bacaan kedua mengatakan bahwa dengan adanya kebangkitan Yesus Kristus, Allah telah melahirkan kita kembali dari antara orang mati kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. Oleh karena itu nama Tuhan Allah dan Bapa Tuhan Yesus Kristus patutlah dipuji dan disembah. Apakah yang kita harapkan sebagai anak-anak Tuhan yang berpengharapan? Kita menerima warisan yang tidak dapat binasa, tidak dapat cemar dan tidak dapat layu yang tersimpan di surga dan bumi. Kuasa Allah telah menguasai semua orang. Bahwa ada pencobaan-pencobaan dalam hidup merupakan cara untuk memurnikan iman dan kepercayaan kepada Tuhan. Kata kunci yang penting di sini adalah lahir kembali!

Di dalam bacaan Injil Tuhan Yesus menampakkan diriNya kepada para muridNya. Mereka sedang berkumpul bersama dalam suasana ketakutan.Dalam suasana seperti inilah Tuhan hadir dan menyapa: “Damai sejahtera bagi kamu”. Ia juga menganugerahi para rasulNya Roh Kudus dan kuasa untuk mengampuni dosa-dosa manusia. Yesus berkata: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu. Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” (Yoh 20:21-23).

Dari ketiga bacaan ini kita coba melihat benang merah Kerahiman Ilahi. Orang yang yang merasakan kerahiman Ilahi akan hidup dalam persekutuan (cor unum et anima una). Orang yang mengalami kerahiman ilahi adalah mereka yang dilahirkan baru, mereka yang ikut bangkit bersama Kristus dan memiliki pengharapan. Orang yang mengalami kerahiman ilahi adalah mereka yang mengalami pengampunan dosa dari Tuhan. Anda dan saya mengalami kerahiman Tuhan. Dialah Allah yang kita sembah dan agungkan.

Doa: Tuhan, semoga pada hari ini kami boleh menikmati kerahiman ilahiMu. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply