Homili Pesta Bunda Maria Mengunjungi Elizabeth saudaranya – 2014

Maria Mengunjungi Elizabeth Saudaranya
Zef. 3:14-18a atau Rm. 12:9-16b;
MT Yes. 12:2-3,4-bcd,5-6;
Luk. 1:39-56

Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira

PejeSDBPada hari ini kita mengakhiri bulan yang diistimewakan bagi Bunda Maria dengan Pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth saudaranya. Pesta ini biasa disebut juga pesta Magnificat, dirayakan pertama kali oleh para Fransiskan sejak abad XIII. Paus Bonifasius IX memasukannya dalam kalender liturgi Gereja. Paus Klement VIII, pada tahun 1608 menulis teks-teks liturgi pesta ini. Sebelumnya pesta ini dirayakan pada tanggal 2 Juli, kemudian dimajukan ke tanggal 31 Mei hingga sekarang ini. Tujuannya adalah supaya bisa sesuai dengan Kalender liturgi Gereja. Bunda Maria menerima Kabar sukacita tanggal 25 Maret, 24 Juni kita memperingati kelahiran Yohanes Pembaptis dan 25 Desember kita memperingati kelahiran Yesus Kristus. Pesta ini secara liturgis juga berarti Tuhan mengunjungi umatNya (Gereja) supaya menjadikan masing-masing kita sebagai pembawa Kristus.

Penginjil Lukas memberi kesaksian bahwa ketika Bunda Maria menerima khabar sukacita, ia juga mendapat informasi bahwa saudaranya Elizabeth yang dianggap mandul itu juga sedang hamil 6 bulan (Luk 1:36). Setelah mendengar khabar malaikat Gabriel, Maria dengan sukacita membawa Yesus kepada orang-orang lain. Mula-mula Maria mambagikan khabar sukacita kepada Yusuf tunangannya di mana menimbulkan pergumulan tersendiri bagi Yusuf. Ia bahkan diam-diam ingin menceraikan Maria tetapi malaikat Tuhan menguatkannya untuk menerima Maria sebagai istrinya. Alasan utamanya adalah karena Yesus! Setelah membagi khabar sukacita kepada Yusuf dan Yusuf sendiri disadarkan oleh Tuhan maka Maria membawa sukacita kepada Elizabeth saudaranya. Dengan menunggang keledai, ia menempuh perjalanan ke Ayin Karim untuk menemani Elizabeth yang sedang mengandung Yohanes Pembaptis enam bulan. Jarak antara Nazareth dan Ayin Karim adalah 150mil, artinya Maria butuh beberapa hari untuk mencapai Ayin Karim. Maria membawa berita yang besar untuk membagikannya kepada orang yang berkenan kepada Tuhan.

Perjumpaan antara Maria dan Elizabeth; antara Yohanes Pembaptis dan Yesus menimbulkan sukacita dalam Roh Kudus. Ketika Elizabeth mendengar Salam dari Bunda Maria, ia penuh dengan Roh Kudus dan Yohanes melonjak kegirangan di dalam Rahim Elizabeth. Elizabeth berseru: “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” Elizabeth mempertegas posisi Bunda Maria sebagai Ibu Juruselamat dan bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia yang sudah lama dinanti-nantikan.

Maria yang penuh dengan Roh Kudus menyatakan sukacitanya kepada Tuhan dengan mengucapkan magnificat. Nyanyian syukur Maria atau magnificat ini mirip dengan nyanyian pujian Hanna kepada Allah dalam 1 Sam 12. Maria memuji Tuhan Allah dengan berkata: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku.” Tuhan Allah telah berkenan mengangkat yang hina dina dan menceraiberaikan orang yang hatinya congkak. Tuhan menjadikan Bunda Maria sebagai alat untuk memuliakanNya. Bunda Maria juga mengakui Yesus sebagai Juruselamatnya, artinya Maria mengakui dirinya bahwa ia juga diciptakan oleh Yesus Puteranya. Ini memang hal yang luar biasa, seorang ibu mengakui diri dengan rendah hati bahawa ia diciptakan Puteranya. Memang Maria adalah ciptaan Tuhan yang unggul. Dialah Hawa baru yang akan melahirkan Adam baru. Melalui Maria, semua orang akan mengakui kebesaran rahmat Allah di dalam diri Maria. Segala keturunan manusia akan menyapa Maria “berbahagia”.

Berita sukacita ini pernah dikumandangkan oleh Zefanya. Inilah berita sukacita itu: Puteri Sion atau Putri Yerusalem diingatkan untuk bersorak sorai, bertempik sorak gembira dan bersukacita karena Tuhan kita baik. Ia menyingkirkan segala hukuman dan mengalahkan para musuh. Ia juga menjagai dari berbagai malapetaka yang mengancam. Tuhan berada di tengah-tengah kita maka diharapkan supaya kita juga tidak takut. Tuhan membaharui kita dengan kasih sayang. Maria menyempurnakan sukacita Zefanya ini karena membawa Yesus di dalam rahimnya. Yesus yang dikandungnya akan membaharui segala sesuatu dengan kasihNya. Dia adalah Tuhan dan juruselamat kita.

Yesus adalah tanda kasih Bapa kepada dunia. Maria memahami rencana Tuhan ini maka ia pergi mengunjungi Elizabeth saudarinya. Ia tinggal di sana tiga bulan untuk melayaninya. Pelayanan bunda Maria merupakan tanda kasihnya kepada Elizabeth. St. Paulus mengatakan: “Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.” (Rm 12:9-10). Maria melakukan kasih yang tulus kepada Elizabeth karena di dalam rahimnya ada Kasih Yang Agung yaitu Yesus Kristus. Maria berbagi dengan Elizabeth dalam suka dan duka. Pengalaman Maria ini juga tepat dengan perkataan Paulus: “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!” (Rm 12:15).

Pada hari kita semua merasakan bahwa Tuhan mengunjungi umatNya. Ia juga mengunjungi anda dan saya dan memberi tugas kepada kita untuk membawa Yesus sang Puteranya kepada sesama yang lain. Biarlah semua orang mengenal dan mengikuti Yesus karena kesaksian iman kita. Apakah jiwamu memuliakan Tuhan dan hatimu juga bersorak sorai seperti Bunda Maria?

Doa: Tuhan bantulah kami supaya memiliki hati dan jiwa Bunda Maria yang selalu bersukacita. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply