Food For Thought: Mengoyakkan Pakaian

Mengoyakkan Pakaian

P. John SDBFood For Thought hari ini berjudul “Mengoyakkan pakaian”. Sumber inspirasinya adalah sikap rendah hati raja Yosia dengan mengoyakkan pakaiannya ketika mendengar dari panitranya bernama Safan bahwa uang derma di dalam Bait Suci sudah dikumpulkan Imam Hilkia dan diberikan kepada karyawan yang akan memperbaiki Bait Suci. Dan yang lebih mengharukan Yosia adalah bahwa Kitab Taurat ditemukan di dalam Bait Suci dan dibacakan di hadapannya. Ia menunjukkan kerendahan hatinya di hadirat Tuhan dengan mengoyakan pakaiannya (2Raj 22:8-13).

Apa artinya mengoyakkan pakaian di dalam Kitab Suci? Mengoyakkan pakaian merupakan ungkapan kerendahan hati, kesedihan, rasa putus asa, rasa marah dan berduka di hadirat Tuhan. Misalnya Dalam kisah Yusuf anak Yakub, ketika Yusuf hendak dijual ke Mesir menjadi budak, Ruben kakaknya mau menyelamatkannya tetapi gagal maka ia mengoyakkan pakaiannya. Ayahnya Yakub berbuat demikian sebagai tanda sedih dan berkabung. Ia mengira bahwa Yusuf dimakan hewan buas (Kej 37:18-35). Ayub mengoyakkan pakaian sebagai ungkapan duka ketika mendengar bahwa anak-anaknya tewas (Ayb 1:18-20). Ketika Yesus diadili, Kayafas mengoyakan pakaian luarnya karena mendengar dan menganggap Yesus menghujat Allah (Mat 26:59-66).

Namun demikian, Tuhan lebih menghendaki supaya orang jangan hanya sekedar mengoyakkan pakaian tetapi yang terpenting adalah mengoyakkan hati (Yoel 2:13). Artinya hati kitalah yang harus berubah supaya layak di hadirat Tuhan.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply