Homili 31 Oktober 2014

Hari Jumat, Pekan Biasa XXX
Flp 1:1-11
Mzm 111: 1-2.3-4.5-6
Luk 14:1-6

Berdoa dengan sukacita

Fr. JohnAda seorang sahabat yang mengisahkan pengalaman doanya. Sebelumnya ia merasa sulit sekali untuk mengarahkan hati dan pikirannya kepada Tuhan. Ia mencari alasan-alasan yang membenarkan dirinya di hadapan Tuhan dalam hubungan dengan hidup doanya. Ia menemukan bahwa banyak pengalaman yang sulit dan berat datang silih berganti sehingga membuatnya bertanya-tanya apakah Tuhan memang benar-benar ada atau tidak ada. Pengalaman-pengalaman yang keras telah menghalanginya untuk berdoa dengan baik. Tetapi pada suatu kesempatan ia pergi ke gereja dan mendengar kisah pengalaman hidup St. Paulus. Ia sangat terkesan karena St. Paulus adalah rasul Yesus Kristus yang berkarya mewartakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi. Ia mengalami penolakan, penghinaan bahkan dipenjarakan tetapi ia masih merasa bahagia karena mencintai Kristus. Ia juga tetap berdoa kepada jemaat yang dilayaninya. Pengalaman Paulus ini mengubah hidupnya dan sekarang ia menjadi setia kepada Tuhan. Ia menjadi salah seorang aktivis gereja.

Pada hari ini kita mendengar bagaimana St. Paulus mengisahkan pengalaman rohaninya bersama jemaat di Filipi. Ia mula-mula mengakui dirinya sebaga hamba Kristus bersama Timotius. Seorang hamba yang mengabdi kepada orang-orang Kudus dalam Kristus di Filipi. SEbagai hamba dan rasul, ia berhak mengucapkan kasih karunia dan salam damai dari Allah dan Bapa Tuhan Yesus Kristus kepada mereka.

Selanjutnya Paulus mengucapkan syukur dan doa bagi jemaat di Filipi. Ia mengatakan rasa syukurnya kepada Allah setiap kali mengingat jemaat di Filipi yang dilayaninya. Ia mengaku selalu mendoakan jemaat dengan penuh sukacita. Paulus juga mengucap syukur kepada Tuhan karena persekutuan yang dimiliki oleh mereka dalam mewartakan Injil. Ia berjanji akan tetap melayani mereka sampai pada hari Yesus Kristus. Relasi Paulus dengan jemaat di Filipi sangat dekat sehingga ia berani berkata “kamu ada di dalam hatiku, kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik waktu di penjara maupun saat meneguhkan berita Injil.”

Paulus juga mengakui bahwa dengan kasih mesrah Kristus ia merindukan jemaat di Filipi. Ia selalu berdoa dan berharap supaya kasih mereka melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian sehingga mereka dapat memperoleh kekudusan.

Apa yang dapat kita ambil dari pengalaman Paulus ini? Paulus menunjukkan kepada kita suatu tingkat kematangan rohani yang tinggi. Ia menderita tetapi tidak menggunakan pengalaman penderitaan itu untuk membenarkan diri di hadirat Tuhan. Sebaliknya ia menggunakan pengalaman penderitaan untuk menjelaskan kasih dan sukacita dari Tuhan. Ia berdoa dengan sukacita, menghibur umat Allah untuk siap menantikan kedatangan Tuhan. Tuhan Yesus menderita dan menebus manusia dengan wafatNya di kayu salib. Ia tidak membuat perhitungan apa pun dalam menebus dan menyelamatkan manusia. Ia bahkan dimusuhi oleh orang-orang pada zamanNya.

Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus menunjukkan belas kasihNya dengan menyembuhkan seorang yang sakit busung air. Orang sakit ini percaya bahwa Yesus pasti menyembuhkannya sehingga ia datang dan berdiri di hadapanNya. Yesus pun menyembuhkan orang sakit ini. Peristiwa penyembuhan ini menimbulkan salah sangka yang banyak dari orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Mereka berlaku demikian karena mereka berpegang teguh pada perintah Taurat. Yesus sendiri berkata dengan tegas: “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” (Mat 12:8). Hal yang diperjuangkan Yesus adalah menjunjung tinggi kasih dan keadilan.

Banyak kali kita tidak bersukacita kalau memperhatikan orang lain berbuat baik. Ada perasaan iri hati kepada sesama yang berbuat baik. Mengapa kita bersikap demikian? Karena kita terlalu sombong dan menutup diri kepada Tuhan. Kita sama saja dengan orang-orang di dalam Injil yang kerjanya suka mengamati Yesus kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat. Kita berhenti pada mengamati-amati tetapi tidak berani untuk menolong sesama.

Sabda Tuhan pada hari ini mengoreksi diri kita yang angkuh di hadirat Tuhan. Kita lemah karena kurang mengasihi tetapi banyak menuntut kasih dari Tuhan dan sesama. Mari kita berbenah diri, banyak berdoa dan bertobat supaya semakin layak bagi Tuhan dan sesama.

Doa: Tuhan, berilah anugerah pertobatan di dalam hati kami. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply