Food For Thought: מרנא תא (maranâ thâ)

מרנא תא (maranâ thâ)

P. John SDBSejak hari Senin, Pekan Biasa XXXIII hingga hari ini Sabtu, Pekan Biasa XXXIV, liturgi Gereja Katolik membantu kita untuk membaca Kitab Suci dalam Ekaristi dari Kitab Wahyu. Di dalam Kitab ini terdapat tujuh seri yang masing-masingnya terdapat tujuh unsur yang terbagi dalam empat bagian besar yakni pertama, tujuh pesan kepada jemaat-jemaat (bab 1-3); Kedua, pemenuhan Perjanjian Lama (bab 4-11); Ketiga, Gereja menghadapi kekaisaran Romawi (bab 12-19); dan keempat, hari-hari terakhir dan Yerusalemm surgawi (bab 20-22). Di dalam Kitab Wahyu ini kita berjumpa dengan Yesus Kristus yang bangkit dengan mulia sebagai pusat sejarah, dunia sebagai tempat gereja yang dikepalai oleh Yesus bergumul melawan kekuatan setan, orang-orang kristiani dipanggil untuk memberikan kesaksian-kesaksian yang benar dengan berani.

Pada hari terakhir masa biasa dalam tahun liturgi ini Yohanes memberi kesaksian penglihatannya. Ia melihat sungai air kehidupan, jernih seperti kristal yang mengalir dari takhta Allah dan takhta Anak domba. Sungai air kehidupan itu memberi kehidupan kepada pohon-pohon. Pohon-pohon itu berbuah sepanjang waktu dan daunnya dapat menyembuhkan bangsa-bangsa. Apakah sungai air kehidupan itu? Sungai air kehidupan adalah Roh Kudus yang berasal dari Bapa dan Putera. Roh Kudus Allah mengalir dalam hidup, memberi kekuatan dan kesembuhan dalam wujud rahmat yang menguduskan. Roh Kudus senantiasa memberi kehidupan kepada Gereja.

Kitab Wahyu diakhiri dengan ungkapan indah: “Dia yang telah menyatakan segalanya itu berkata; “Ya, Aku datang segera.” Amin. Datanglah, Tuhan Yesus. Semoga rahmat Tuhan Yesus menyertai saudara sekalian. Amen.” (Why 22:20-21). Kita mendapat gambaran tentang penyertaan Tuhan. Kita senantiasa memohon kepadaNya: מרנא תא (maranâ thâ) (1Kor 16:22; Why 22:20).

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply