Homili Hari Raya Natal: Misa Fajar 2014

Hari Raya Natal: Misa Fajar
Yes. 62:11-12
Mzm. 97:1,6,11-12
Tit. 3:4-7
Luk. 2:15-20

Yesus menerangi hidupmu

Fr. JohnKita mengawali perayaan Ekaristi hari Raya Natal dengan sebuah antifon yang indah. Bunyi antifonnya adalah: “Hari ini kita diliputi terang karena Tuhan telah lahir bagi kita. Namanya: Penasihat Ajaib, Allah Perkasa, Raja Damai, Bapa Kekal. PemerintahanNya takkan berkesudahan.” (Yes 9:2,6:Luk 1:33). Merayakan Natal berarti merayakan Terang Tuhan. Penginjil Yohanes menulis: “Hidup adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya” (Yoh 1:4-5). Tuhan Yesus adalah Terang dunia (Yoh 8:2). Dia membawa terang kepada para gembala miskin sehingga mereka memuliakan Allah di Surga. Terang itu juga membimbing para Majus dari Timur untuk mencari dan menemukan bayi Yesus. Ia bersama ibunya ada di dalam sebuah rumah. Terang Yesus juga mengubah arah hidup pada Majus dari Timur sehingga mereka mengikuti jalan Tuhan.

Terang Tuhan membantu umat Israel untuk sadar dan memiliki sukacita di dalam hidupnya. Di dalam bacaan pertama, umat Israel diingatkan Tuhan melalui nabi Yesaya supaya membuka lebar-lebar pintu gerbang Yerusalem untuk menyambut raja agung yang memberikan keselamatan kepada mereka. Tuhan sendiri berjanji akan membebaskan mereka dari berbagai ketakutan dan kegelisahan. Tuhan berkata: “Lihat Penyelamatmu datang!” Dalam kacamata kristiani, satu-satunya penyelamat yang datang ke dunia adalah Yesus Kristus. Dialah yang dinanti-nantikan oleh banyak orang. Dialah yang dinubuatkan para nabi dan amsih menjadi rahasia yang tersembunyi. KelahiranNya menandakan bahwa rahasia itu menjadi nyata. Bersama Daud kita patut berdoa: “Hendaklah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai di hadapan wajah Tuhan, karena Ia sudah datang.”

Paulus dalam suratnya kepada Titus mengatakan bahwa kita semua diselamatkan oleh belas kasih dan kerahiman Tuhan. Keselamatan yang kita peroleh bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan melainkan karena rahmatNya berkat permandian kelahiran kembali dan berkat pembaharuan yang dikerjakan Roh Kudus dalam Yesus Kristus. Kita yang dibenarkan oleh kasih karunia berhak menerima hidup kekal sesuai dengan pengharapan kita. Perkataan Paulus menambah wawasan kita untuk merenungkan lebih dalam lagi anugerah keselamatan bagi kita semua. Intinya adalah bahwa Allah mengasihi manusia tanpa syarat, tanpa sebuah perhitungan apa pun. Konsekuensinya adalah kita harus terbuka untuk menerima kehadiran Tuhan di dalam hidup kita.

Penginjil Lukas melukiskan keadaan keluarganya Yesus. Ia lahir di dalam keluarga dengan memiliki orang tua: Yusuf sebagai Bapa pengasuh, Maria sebagai ibuNya. Ketika diadakan Sensus penduduk, Yusuf membawa Maria istrinya ke Betlehem. Di Betlehem inilah Yesus Putra Sulung, Allah dari Allah dilahirkan di dalam kandang dan dibaringkan di dalam palungan. Kelahiran Yesus memang menarik perhatian banyak orang. Pertama, Para gembala saling mengajak satu sama lain untuk datang ke Betlehem guna melihat bayi Yesus yang baru lahir sesuai berita dari Malaikat Tuhan. Ketika melihat bayi Yesus, mereka sangat bergembira dan berkata bahwa apa yang mereka dengar sama dengan apa yang mereka lihat. Para gembala itu kembali sambil memuji dan memuliakann Allah. Kedua, Bunda Maria digambarkan sebagai pribadi yang diam dan menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Ia percaya kepada semua rencana dan kehendak Allah. Apakah kita juga bisa memiliki kehendingan untuk menyimpan semua perkara di dalam hati seperi Bunda Maria?

Bacaan-bacaan Ekaristi hari ini mengajak kita untuk menjadikan sabda menjadi daging atau berinkarnasi di dalam hidup kita. Apa yang harus kita lakukan? Pertama, kita semua diajak untuk menjadi terang bagi sesama. Artinya kita menjadi Kristus yang lain bagi sesama kita. Yesus bersabda: “Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Mat 5:16). Jangan pernah berhenti berbuat baik. Kedua, kita diajak untuk memiliki optimisme kristiani. Memang kita memilik kesulitan hidup, pergumulan tertentu pasti kita alami namun demikian kita hendaknya tetap optimis dan percaya bahwa Tuhan pasti menyelamatkan kita. Tugas kita adalah membuka diri bagi Tuhan. Ketiga, kita belajar dari Bunda Maria yang diam, tenang dan menyimpan segala perkara di dalam hatinya. Di dalam keheningan kita merasakan hadirnya Tuhan. Keempat, kita disadarkan oleh Tuhan bahwa keselamatan yang kita terima semata-mata adalah kerahiman dan belas kasihNya bagi kita.

Kita merayakan Natal di dalam hidup pribadi dan keluarga kita masing-masing. Kiranya Natal kali ini membantu kita untuk bertobat dan memuliakan Allah Tuhan kita. Saya mengakhiri homili ini dengan mengutip Zakharia yang berkata: “Bersorak-sorailah, hai Putri Sion! Bergiranglah hai Putri Yerusalem! Lihatlah RajaMu datang: Dialah Yang Kudus dan Juru Selamat dunia.” (Za 9:9). Kelahiran Yesus membawa sukacita dann hidup baru bagi kita semua.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply