Homili Hari Raya Natal: Misa Siang, 2014

Hari Raya Natal: Misa Siang 2014
Yes 52:7-10
Mzm 98 1,2-3ab.3cd-4,5-6
Ibr 1:1-16
Yoh 1:1-18

Di dalam Tuhan ada kehidupan

Fr. JohnPada suatu perayaan Natal bersama, saya diundang untuk hadir membawakan Firman Tuhan. Mereka menyiapkan sebuah teman perayaan Natal Bersama yang menari: “Di dalam Tuhan ada Kehidupan”. Saya bertanya kepada mereka alasan mengapa menentukan teman Natal Bersama seperti ini. Panitianya mengatakan bahwa setelah mereka berefleksi secara pribadi dan kelompok, mereka mau menggunakan kesempatan natal bersama untuk bersyukur kepada Tuhan karena menganugerakan kehidupan kepada mereka semua. Hidup adalah anugerah Tuhan yang patut disyukuri setiap saat.

Kita merayakan Hari Raya Natal. Antifon pembuka dalam perayaan Ekaristi berbunyi: “Seorang aanak telah lahir untuk kita, seorang putra dianugerahkan kepada kita. Lambang pemerintahan ada di atas bahuNya dan Ia disebut Penasihat Ajaib.” (Yes 9:6). Antifon ini sekaligus mengantar kita untuk bersyukur kepada Tuhan karena anugerah kasihNya kepada kita semua melalui Yesus Kristus yang kelahiranNya kita kenang pada hari ini. Mata semua orang tertuju pada kisah-kisah indah di Betlehem di mana ada bayi Yesus yang lahir dan dibaringkan dalam palungan hina, dibungkus dengan kain lampin. Ia yang kaya raya karena Allah rela menjadi manusia yang lemah dan miskin supaya hidup kita yang hina karena dosa memperoleh martabat baru sebagai Anak Allah.

Setiap orang memiliki pengalaman yang unik di dalam hidupnya. Ada diantara kita yang memiliki pengalaman yang keras, mengalami penolakan yang luar biasa. Akibatnya mereka kecewa dan mengisolasikan dirinya. Pengalaman ini mirip orang-orang Israel yang merasa kecewa karena raja menjerumuskan mereka dalam penderitaan. Tuhan mengutus para nabi untuk meyakinkan mereka bahwa hanya kepada Tuhan saja mereka merasakan ketenangan. Hanya Tuhan saja yang bisa melepaskan mereka di Babel sebuah negeri asing. Untuk itu Yesaya mengajak umat Israel untuk percaya bahwa segala ujung bumi akan melihat kesemalamatan yang datang dari Allah kita.

Ketika bangsa Israel masih berada di Babel, Nabi Yesaya mengingatkan mereka tentang kehadiran Tuhan. Ada bentara yang datang dari bukit nun jauh di sana, membawa berita damai dan memberitakan kabar baik (injil) dan berita keselamatan kepada Sion bahwa Allahnya meraja. Ada sorak gembira karena mereka melihat Tuhan kembali ke Sion. Reruntuhan Yerusalem bersorak gembira atas kehadiran Tuhan. TanganNya yang kudus nampak di depan mata mereka. Semua orang akan melihat dan merasakan keselamatan dari Tuhan.

Berita sukacita melalui para nabi menjadi sempurna dalam diri Yesus Kristus Anak Allah. Sebelumnya dengan berbagai cara Allah berbicara tanpa henti kepada manusia melalui para nabi. Namun para nabi juga mengalami penolakan di mana-mana bahkan ada yang dibunuh karena menghadirkan Allah. Dengan cara yang sama mereka juga akan melakukannya terhadap Anak Allah. Kita mengetahui bahwa peristiwa Betlehem adalah sebuah Kalvari kecil. Bayi Yesus juga nyaris dibunuh oleh Herodes, tetapi tragedi berdarah tetap berjalan.

Penulis surat kepada umat Ibrani mengatakan bahwa belakangan ini Tuhan berbicara melalui AnakNya Yesus Kristus. Ia ditetapkan menerima segala yang ada. Dia adalah Allah yang menjadikan alam semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. SabdaNya penuh kuasa. Dia akan berda di sisi Bapa, lenih tinggi dari para malaikat. Semua Malaikat harus menyembah Dia. hal yang menarik perhatian adalah bahwa Ia yang begitu besar rela merendahkan diri, menyapa manusia dalam segala zaman. Manusia dihadapkan npada pilihan untuk menerima atau menolak Dia.

Yesus Anak Allah adalah terang dunia. Terang itu telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya. Sayang sekali karena dunia tidak mengenal Dia. Ia datang kepada orang-orang kepunyaanNya tetapi mereka tidak meneriNya. Kisah-kisah tentang kelahiran di Betlehem sungguh membuktikan bagaimana sikap manusia untuk menolakNya. Tidak ada tempat penginapan bagiNya.

Pada masa Natal ini banyak orang menyiapkan kandang Natal yang bagus, pohon Natal yang dihiasi lampu gemerlapan bahkan semuanya dilombakan. Banyak orang akhirnya memiliki orientasi untuk berlomba dan menjadi juara tetapi dampaknya terhadap kehidupan rohani tetaplah tidak cukup. Orang belum sepenuhnya menerima Yesus di dalam hidupNya. Suasana Natal juga diungkapkan sangat hedonis dengan pesta besar, makanan dan minuman yang berkelimpahan, pakaian serba modis yang sudah jauh dari “kain lampin putih” sebagai pembungkus Yesus atau madu hutan yang pernah dimakan Yohanes Pembaptis.

Natal seharusnya membuka wawasan kita untuk rajin berderma dan membantu saudara-saudara yang sedang mengalami penderitaan dan kemalangan. Banyak yang menjadi korban banjir dan longsor membutuhkan pelayanan kita. Saudara-saudara yang menderita adalah Yesus yang lain. Natal membantu kita untuk menghargai nilai-nilai kehidupan sesama manusia yang sering dilecehkan dan dianiaya. Ingat: di dalam Tuhan ada kehidupan! Ini adalah Natal yang konkret pada zaman ini. Pesta hura-hura bukanlah sebah Natal bagi Yesus.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply