Food For Thought: Siapakah yang boleh?

Siapakah yang boleh?

P. John SDBHari ini, 29 Januari 2015 merupakan hari istimewa buat saya karena saya mengenang 16 tahun mengikrarkan kaul kekal di dalam Kongregasi Salesian Don Bosco. Saya mempersiapkan kaul kekal di Roma sepanjang bulan Agustus tahun 1998 dan pada tanggal 29 januari 1999, hari terakhir retret tahunan para konfrater Salesian dari Provinsi Timur Tengah di Galilea, Israel saya mengikrarkan kaul kekal, selamanya menjadi Salesian. Saya bersyukur kepada Tuhan karena mengijinkan saya mengikutiNya dari dekat, selamanya dalam Kongregasi Salesian. Saya berterima kasih kepada Tuhan atas rahmat panggilan dalam Kongregasi Salesian dan kepada saudara-saudari yang selalu mendoakan saya untuk setia dalam panggilan.

Hari ini saya merenungkan sebuah doa yang diucapkan Raja Daud di hadapan Tuhan. Bunyi doanya adalah: “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.” (Mzm 24:3-4). Saya membayangkan bagaimana para peziarah dari berbagai daerah berjalan dalam kelompok-kelompok ke atas gunung Tuhan (Yerusalem) dan berdiri di pelataran Bait Allah yang kudus. Hal ini kiranya sama dengan ziarah panggilan setiap orang menuju kepada Tuhan untuk bersatu denganNya.

Orang yang setia berjalan menuju kepada Tuhan adalah mereka yang bersih tangannya, murni hatinya dan jujur dalam hidupnya. Saya merasa bahwa ini benar-benar sebuah perjuangan untuk mencapai kekudusan dengan bermetanoia terhadap kekudusan tangan dalam bekerja, kekudusan hati dalam menyembah dan kekudusan pikiran untuk menjadi jujur dengan diri sendiri di hadapan Tuhan dan sesama. Kita semua dengan sakramen pembaptisan dipanggil untuk mendaki gunung Tuhan dan merasakan kekudusanNya.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply