Food For Thought: Doa mengubahku!

Doa ibu mengubahku!

P. John SDBAda seorang sahabat menceritakan masa lalunya. Ketika masih muda, ia suka minum mabuk, merokok, terlibat pergaulan bebas dan tidak mau bekerja. Orang tuanya bahkan mengadili dirinya dengan merasa “salah mendidik” anaknya. Mereka saling mempersalahkan satu sama lain karena perilaku anaknya yang jauh dari harapan untuk menjadi lebih baik kembali.

Pada suatu hari ia tidak sempat minum mabuk. Ia berada di kamar sambil tiduran di Vigilantranjangnya, tiba-tiba ia mendengar ibunya berdoa: “Tuhan sayangilah anakku. Ampunilah dia karena ia sudah tersesat!” Selanjutnya ia tidak mendengarnya lagi. Doa sederhana ibunya benar-benar menyadarkan dia untuk berubah. Ia merasa seperti ada kekuatan baru yang sulit untuk diungkapkan dan memaksanya untuk berubah mulai saat itu. Ia perlahan-lahan berubah menjadi lebih baik namun proses perubahan ini tidaklah mudah. Ia berhadapan dengan teman-temannya dan ia dianggap pengkhianat, sok suci. Ia melawan arus! Ia menjadi orang baik dan merasa bahwa doa ibunya telah mengubah seluruh hidupnya di depan Tuhan dan sesama.

Saya teringat pada Filsuf Kierkegard. Ia pernah berkata: “Doa tidak mengubah Allah, tetapi doa itu mengubah orang yang berdoa.” Saya setuju dengan beliau. Doa itu mengubah hidup manusia di hadapan sang penciptanya. St. Theresia dari Avila mengatakan bahwa doa baginya tiada lain dari pada pertukaran pengalaman secara akrab antar sahabat; hal ini berarti mengambil waktu secara berkala untuk sendirian bersama Dia yang kita tahu mengasihi kita.” Tuhan adalah sahabat baik Theresia.

Bagaimana hidup doa pada masa prapaskah ini? Yesus yang adalah Tuhan saja masih berdoa, bagaimana dengan kita?

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply