Sekilas Sakramen Pengakuan Dosa

Mengaku Dosa!

P. John SDBPada hari-hari belakangan ini para Romo melayani Gereja dengan mendengar sakramen Pengakuan dosa. Selama lebih kurang 3-6 jam seorang Romo duduk di ruang pengakuan dosa untuk melayani umat yang hendak merasakan kerahiman Tuhan. Ada seorang umat yang bertanya: “Mengapa harus ngantri dan berlama-lama di Gereja? Mengapa tidak mengaku dosa lewat sarana komunikasi sosial yang ada?”

Saya mengingat beberapa teks Kitab Suci yang kiranya membuka wawasan kita mengapa mengaku dosa di hadapan imam:

St. Yohanes menulis: “Jika kita mengakui dosa kita, maka Ia yang setia dan adil akan mengampuni segaala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1Yoh 1:9).

St. Paulus mengatakan bahwa pengakuan dosa itu harus dilakukan dengan mulut bukan hanya dengan hati dan pikiran (Rm 10:10).

St. Yakobus berkata: “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yak 5:14-16).

St. Yakobus mau mengatakan bahwa pratek pengakuan dosa itu berhubungan dengan pelayanan imam untuk menyembuhkan. Ia juga tidak menganjurkan jemaat untuk mengakui dosa mereka hanya kepada Yesus atau mengakui dosa di dalam hati. Semuanya boleh saja tetapi dengan berbuat demikian mereka tidak mematuhi sabda Allah yang disampaikan Yakobus, sebelum mereka mengakui dosa mereka secara lantang kepada orang lain teristimewa kepada imam.

Pengakuan dosa itu dilakukan perorangan, dapat didengar dengan baik. Di hadapan Romo, jemaat mengaku dosanya bukan sharing atau counseling! Mengakui dosa pribadi bukan dosa orang lain. Mengakui dosa tanpa perlu menjelaskannya karena anda bisa membenarkan diri. Saya ingat St. Klemens mengatakan: “Lebih baik mengakui dosa-dosa kita daripada berkeras hati.”

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply