Homili 31 Maret 2015

Hari Selasa, Pekan Suci
Yes. 49:1-6
Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17
Yoh. 13:21-33,36-38

Cukup Satu Yudas Iskariot Saja!

Fr. JohnPada hari Selasa, Pekan Suci ini bacaan-bacaan liturgi memfokuskan perhatian kita pada drama yang akan mencapai puncaknya pada peristiwa penyaliban Tuhan Yesus Kristus di hari Jumat Agung nanti. Penginjil Yohanes melaporkan saat-saat mengharukan dalam malam perjamuan terakhir. Pada waktu itu Yesus mengatakan dengan terus terang bahwa salah seorang di antara keduabelas rasul-Nya akan menyerahkan diri-Nya kepada para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Sebelumnya Yesus sudah mengatakan bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan, dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari yang ketiga. (Mrk 8:31; Luk 9:22; 17:25). Kini Ia lebih berfokus pada salah seorang di antara keduabelas rasul-Nya yang akan menyerahkan Dia.

Para rasul-Nya pun bereaksi. Mereka saling bertanya satu sama lain, siapakah yang akan menyerahkan sang Guru. Simon Petrus meminta Yohanes yang duduk dekat dengan Yesus untuk bertanya kepada-Nya perihal siapa yang dimaksudkan-Nya. Pertanyaannya seperti ini: “Tuhan siapakah itu?” (Yoh 13:25) dan para murid lain juga bertanya: “Bukan aku, ya Tuhan?” (Mat 26:22). Pertanyaan para murid lain ini berbeda dengan pertanyaan Yudas Iskariot. Ia malah bertanya: “Bukan aku, ya Rabbi?” (Mat 26:25). Lihatlah bahwa para murid lain bertanya kepada Yesus sebagai Tuhan dalam konteks post-paskah, sedangkan Yudas Iskariot tetap memandang Yesus sebagai Guru yang bisa dijualnya dengan harga 30 perak.

Reaksi Yesus lahir dalam perkataan-Nya ini: “Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.” Sesudah berkata demikian, Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.” (Yoh 13:26-27). Yesus memang luar biasa. Ia sudah mengenal Yudas sebagai pengkhianat tetapi masih mau menyuapnya dengan roti dari tanganNya sendiri. Tuhan sedang mengajar anda dan saya untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita. Inilah hidup kristiani sejati!

Setelah Yudas menerima roti itu maka ia meninggalkan komunitasnya di mana ia dibentuk oleh Yesus selama tiga tahun. Teman-temannya berpikir positif tentang dia bahwa sebagai bendahara mungkin ia pergi membeli sesuatu atau memberi sedekah kepada kaum miskin. Ternyata ia pergi untuk menjual Rabbi-nya yaitu Tuhan Yesus, yang baginya adalah Guru yang sudah sedang diikutinya selama tiga tahun. Yohanes menambahkan bahwa pada saat itu hari sudah malam. Yudas meninggalkan Yesus sang Terang dunia (Yoh 8:12) dan memasuki dunia baru yang gelap, penuh kemarahan dan kebencian. Hari sudah malam menandakan kesenangan manusia pada dosa dan salah yang sudah dilakukannya dan tidak berkemauan untuk mencari Tuhan.

Petrus juga ditampilkan untuk menunjukkan sosok manusia yang rapuh di hadapan Tuhan tetapi sepenuhnya akan dikuatkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Ia bertanya kepada Yesus tentang tempat kepergian-Nya dan ia bersedia mengikuti bahkan menyerahkan nyawanya bagi Yesus. Tuhan Yesus memadang Petrus dengan penuh kasih dan berkata kepadanya bahwa sebelum ayam berkokok, ia sudah menyangkal Yesus tiga kali. Banyak kali kita juga seperti Petrus, mudah berjanji kepada Tuhan dan sesama, tetapi ketika ada penderitaan datang mudah sekali kita meninggalkan Tuhan dan sesama untuk mencari rasa nyaman. Kita menyangkal Yesus berkali-kali!

Kita juga mendengar kisah Hamba Tuhan sebagai terang di tengah-tengah segala bangsa dalam Kitab nabi Yesaya. Hamba Tuhan memperkenalkan dirinya sebagai pribadi yang sudah dikenal Tuhan sejak masih berada di dalam kandungan ibunya. Tuhan membuka mulut hamba-Nya ini di mana mulutnya laksana pedang yang tajam. Dari mulut hamba inilah Sabda Tuhan yang tajam bagai pedang bisa mengubah hidup manusia. Tangan Tuhan juga perkasa sehingga bisa melindungi hamba-Nya. Kepadanya Tuhan berfirman: “Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku.” (Yes 49:3).

Hamba Tuhan juga merasa bahwa segala pekerjaan yang dilakukannya sia-sia saja. Namun, ia tetap percaya bahwa haknya terjamin pada Tuhan dan upahnya ada pada Tuhan Allah. Pada akhirnya Tuhan berkata: “Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.” ( Yes 49:6). Hamba Tuhan adalah terang yang menerangi hidup manusia. Dialah Yesus Tuhan kita. Dialah terang dari segala terang, Allah dari Allah benar!

Dengan demikian dalam kacamata kristiani, Hamba Tuhan adalah Yesus sendiri. Ia adalah terang yang sedang datang ke dunia tetapi manusia tidak mengenalNya (Yoh 1:10). Padahal terangNya itu melampaui segala-galanya. Kegelapan tidak mampu menguasai terang (Yoh 1:5). Yesus berkata: “Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan mereka jahat.” (Yoh 3:19). Yudas Iskariot memiliki pilihan bebas untuk meninggalkan terang dan masuk ke dalam kegelapan kekal. Hari sudah malam baginya untuk selama-lamanya.

Banyak kali kita pun bisa menjadi Yudas Iskariot modern. Kita hidup dalam suasana malam, penuh kegelapan. Sikap hidup kita tidak kristiani karena suka mengadili sesama, membicarakan sesama dengan fitnahan-fitnahan, membenci dan sulit untuk mengampuni. Yesus adalah Hamba yang membawa terang bagi anda dan saya. Mari kita keluar dari kegelapan hidup dan masuk ke dalam terang sejati.

Saya mengakhiri homili ini dengan mengutip doa Daud dalam Mazmur: “Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah aku dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!” (Mzm 71: 1-2). Tuhan melindungi anda dan saya sehingga senantiasa berjalan dalam terang Tuhan.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply