Food For Thought: Mari Berhijrah

Mari Ber-hijrah

P. John SDBBanyak di antara kita yang sudah menoton Film HOS Tjokroaminoto, sang Guru Bangsa. Di dalam film itu ada satu kata kunci yang selalu diucapkan oleh sang guru bangsa dalam perjuangannya yaitu kata Hijrah. Artinya kaum muda Indonesia yang sedang berjuang untuk mencapai kemerdekaan harus berani melupakan dirinya, keluar dari diri apa pun resikonya untuk kebahagiaan bangsa dan negara Indonesia.

Kata hijrah sendiri berasal dari kata Arab yang berarti berpisah, pindah dari satu negeri ke negeri lain. Dalam ajaran Islam hijrah memiliki tiga makna, pertama, meninggalkan negeri yang berpenduduk kafir menuju negeri yang berpenduduk muslim, seperti hijrah Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah. Kedua, meninggalkan syahwat, akhlak yang buruk dan dosa-dosa menuju kebaikan yang diperintahkan oleh Tuhan Allah. Ketiga, menundukkan hawa nafsu untuk mencapai kemanusiaan yang hakiki.

Dalam bahasa yang khas Kristiani, hijrah itu sama dengan eksodus. Setiap orang berusaha untuk keluar dari kampung halamannya, dari dirinya sendiri, sikap egoisnya untuk bisa lebih bebas melakukan kehendak Tuhan. Abraham mengalami Eksodus ke negeri yang ditunjukkan Tuhan. Ia patuh kepada kehendak Allah. Orang Israel keluar dari tanah Mesir ke tanah Kanaan. Yunus pernah gagal dalam eksodus karena tidak taat, tetapi dikemudian hari ia berhasil karena taat pada kehendak Allah. Kata lain yang kiranya sejalan dengan eksodus adalah metanoia. Kemampuan kita untuk bertobat atau berbalik kepada Tuhan. Selama orang masih menikmati dosa maka ia sulit untuk meninggalkan dosa-dosanya. Ketika bermetanoia, ia bisa bersatu dengan Tuhan.

Pada hari ini kita berjumpa dengan figur Yesus yang taat kepada kehendak Bapa untuk menyelamatkan manusia. Kita juga berjumpa dengan Barnabas dan Saulus yang taat kepada Roh Kudus untuk berhijrah, bereksodus untuk mewartakan Firman Tuhan. Apakah kita juga bisa memiliki semangat missioner yang sama dengan para rasul?

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply