Homili 30 April 2015

Hari Kamis, Pekan Paskah IV
Kis. 13:13-25
Mzm. 89:2-3,21-22,25,27
Yoh. 13:16-20

SMB: Semangat Misioner Berkobar

Fr. JohnKisah Perjalanan Misioner Barnabas dan Paulus berlanjut. Tuhan Yesus pernah berkata: “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” (Mat 18:20). Situasi ini pernah dialami oleh beberapa nabi dan pengajar di Antiokhia yakni Barnabas, Simeon alias Niger, Lukius orang Kirene, Menahem dan Saulus. Ketika mereka berpuasa, berkumpul bersama untuk beribadat maka Roh Kudus berkata: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” (Kis 13:2). Ini menjadi kekuatan bagi Barnabas dan Saulus, ditemani oleh Yohanes Markus untuk mengadakan perjalanan misioner ke Seleukia menuju ke Siprus. Mereka juga singgah di Salamis, mengelilingi seluruh pulau sampai ke Pafos dan bertemu dengan Baryesus, sang tukang sihir dan nabi palsu (Kis 13:6). Di tempat itu Saulus dan Barnabas mempertobatkan Sergius Paulus, gubernur pulau Pafos.

Selanjutnya Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan pulau Pafos, berlayar ke Perga di Pamfilia. Di tempat ini, Yohanes Markus meninggalkan mereka dan kembali ke Yerusalem. Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan dan tiba di Antiokhia di Pisidia. Antiokhia di Pisidia (Yunani: Ἀντιόχεια τῆς Πισιδίας, Latin: Antiochia Caesareia atau Antiochia Caesaria) adalah sebuah kota di Daerah Danau Turki, yang terletak di persimpangan Laut Tengah, Laut Aegea dan daerah Anatolia Tengah, dan sebelumnya di perbatasan Pisidia dan Frigia, oleh sebab itu dikenal juga sebagai Antiokhia di Frigia. Situs ini terletak sekitar 1 km timur laut Yalvac, kota modern dari Provinsi Isparta. Kota ini berada di sebuah bukit dengan titik tertinggi 1.236 m di utara.

Kota Antiokhia di Pisidia menjadi penting dalam perjalanan Misioner Paulus dan kawan-kawannya karena pada hari Sabat mereka bisa beribadat di dalam sinagoga. Paulus menggunakan kesempatan untuk mengajar jemaat Yahudi tentang Yesus. Sebagai orang yang mengerti Kitab Suci, Paulus menceritakan secara garis besar Yesus dalam sejarah keselamatan. Sapaan Paulus sangat menggugah hati orang-orang saat itu: “Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah.” (Kis 13:16). Mereka terbuka hatinya dan siap untuk mendengar pengajaran dari Paulus.

Paulus memulai sejarah Israel mulai dari perbudakan di Mesir dan bagaimana Tuhan berperan untuk membebaskan mereka, berziarah melewati padang gurun selama 40 tahun. Tuhan begitu sabar dengan umat Israel di padang gurun, terutama ketika mereka jatuh dalam dosa. Mereka tiba di tanah Kanaan dan menetap di sana. Tuhan memberikan hakim-hakim untuk membimbing umat Israel. Raja-raja pun diberikan Tuhan yakni Saul seama 40 tahun lalu digantikan oleh Daud. Daud berkenan di hati Tuhan. Dari keturunan Daud, lahirlah Yesus. Dialah Juruselamat manusia. Yohanes diutus Tuhan untuk menyiapkan kedatangan-Nya. Sejarah keselamatan ini didengar oleh mereka dengan sukacita.

Perjalanan Misioner Paulus dan teman-temannya ini penuh dengan semangat menginjil yang berkobar-kobar. Mereka memiliki keberanian yang luar biasa untuk berhijrah dari tempat ke tempat sambil mewartakan Injil dengan sukacita. Semua yang dilakukan Paulus dan teman-temannya adalah wujud kasih mereka kepada Tuhan dan ketaatan akan Firman Tuhan untuk pergi, menjadikan semua bangsa menjadi murid-muird Tuhan dan membaptis mereka dalam nama Allah Tritunggal (Mat 28:19).

Semangat Misioner dalam pikiran Tuhan Yesus ini menjadi nyata dalam karya setiap murid Tuhan. Para misionaris seperti Paulus dan teman-temannya sampai saat ini adalah hamba atau abdi Tuhan. Para misionaris adalah utusan Tuhan. Ini berarti para misionaris menghadirkan Tuhan dan Tuhan harus semakin besar dalam dirinya dan dalam diri mereka yang menerima pewartaan. Yesus mengharapkan supaya semangat ini diketahui dan dihayati di dalam hidup. Tuhan Yesus juga berkata: “Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.” (Yoh 13:20).

Tuhan Yesus dalam malam perjamuan terakhir juga mengetahui bahwa di antara para utusan-Nya ada yang menjadi pengkhianat. Si pengkhianat itu makan roti Yesus dan mengangkat tumitnya dari Yesus. Orang boleh saja mengatakan bahwa ia bersatu dengan Yesus, tetapi ia juga bisa berkhianat tehadap Yesus. Terlepas dari adanya Yudas Iskhariot yang kita kenal sebagai pengkhianat, di dalam Gereja masih ada Yudas Iskhariot modern. Hari ini mereka berjanji untuk mengasihi Yesus tetapi bisa berubah cepat untuk meninggalkan Yesus.

Apa yang harus kita lakukan? Kita berusaha untuk memupuk semangat misioner di dalam hidup kita. Kita juga selalu siap untuk menerima para utusan Tuhan, para gembala dan hamba Tuhan. Banyak kali kita lupa sehingga hanya melihat sisi manusiawi gembala. Akibatnya ada rasa suka dan tidak suka terhadap gembala. Pesan Tuhan hari ini membuka wawasan kita bahwa menerima utusan Tuhan adalah menerima Tuhan sendiri.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply