Food For Thought: Jadilah hamba yang berbahagia

Semangat seorang hamba

P. John SDBTuhan Yesus Kristus menasihati kita semua supaya memiliki semangat sebagai hamba yang baik dan setia. Tugas seorang hamba adalah melayani tuannya dengan segenap hati. Para hamba berprinsip: “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan” (Luk. 17:10). Contohnya adalah Bunda Maria. Ia menyebut dirinya hamba Tuhan: “Sesungguhnya, aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu” (Luk 1:38). Ia melakukan semua pekerjaannya sebagai hamba Tuhan, melayani keluarga kudus di Nazareth sampai tuntas. Ia melayani Gereja dengan doa-doanya.

Sikap-sikap yang harus dimiliki seorang hamba Tuhan adalah waspada, siap siaga, berjaga-jaga dan selalu berbuat baik kepada semua orang. Tuhan Yesus menghendaki dalam Injil supaya setiap pribadi memiliki semangat sebagai hamba yang selalu siap sedia menanti kedatangan-Nya. Hamba seperti inilah yang akan disapa berbahagia oleh Tuhan Yesus. Ia berkata: “Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.” (Luk. 12:43). Cita-cita kita adalah menjadi hamba yang berbahagia karena melayani Tuhan dengan sukacita. Tuan juga menambah kepercayaan kepada hambanya.

Perkataan Tuhan Yesus erat hubungannya dengan persiapan kita masing-masing untuk menghadapi kematian. St. Alfonsus Maria de Liguori mengatakan bahwa kematian itu indah kalau kita menyiapkannya dengan baik. Tuhan yang empunya kehidupan datang pada saat yang kita semua tidak tahu, hanya Bapa yang tahu (Mat 24:36; Mrk. 13:32). Maka kita harus mengisi hidup ini dengan baik, jujur dalam hidup dan menghindari perbuatan-perbuatan yang jahat dan melakukan perbuatan yang baik. Tuhan memberikan anugerah-anugerah kehidupan, iman, keluarga, pekerjaan dan kita dituntut untuk bertanggungjawab dan memberikan akuntabilitas kepada-Nya. Sebagai hamba, hiduplah sesuai kehendak Tuhan.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply