Homili 30 November 2015

Hari Senin, Pekan I Adven
Yes 2:1-5
Mzm 121/122
Mat 8: 5-11

Berjalan dalam Terang Tuhan

imageMasa adven merupakan masa di mana kita menanti kedatangan Tuhan Yesus Kristus secara liturgis. Tuhan Yesus sudah datang dalam sejarah lebih dari dua ribu tahun yang lalu di Betlehem, Dia akan datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati sebagaimana kita doakan dan hayati dalam pengakuan iman rasuli. Dia senantiasa menyertai Gereja-Nya hingga akhir zaman. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, hari ini dan sampai selama-lamanya (Ibr 13:8). Sabda Tuhan sepanjang masa adven ini sifatnya menuntun kita untuk bermetanoia, membangun rasa percaya diri, optimis dalam menghadapi kehidupan. Setiap pekan dalam masa adven ini, kita juga dibantu untuk bertumbuh dalam harapan, kasih, sukacita dan damai. Kita juga dibantu untuk menyadari bahwa keselamatan dari Tuhan Yesus itu universal.

Figur inspiratif untuk kita pada hari ini adalah nabi Yesaya. Ia mengalami penglihatan mengenai Yehuda dan Yerusalem. Dalam penglihatannya itu, gunung tempat Bait Allah dibangun akan berdiri tegak di atas gunung-gunung yang tinggi menjulang di atas bukit-bukit itu. Dengan posisi yang tinggi ini maka akan mudah kelihatan sehingga semua bangsa akan berduyun-duyun datang kepadanya. Mereka akan berkata: “Mari, kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman Tuhan dari Yerusalem.” (Yes 2:3). Penglihatan Yesaya ini sangat kontekstual. Kota Yerusalem letaknya sekitar 3800 kaki atau sekitar 1158,24m di atas permukaan laut tengah. Karena letak geografisnya di atas ketinggian dibandingkan dengan kota-kota yang lain maka wajar saja kalau semua orang mau menuju ke sana untuk menyembah Tuhan di rumah-Nya yang kudus. Dialah yang akan mengajarkan kebenaran.

Di samping mengajarkan kebenaran, Tuhan juga akan menghakimi bangsa-bangsa, mendamaikan setiap orang yang berselisih. Mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. (Yes 2:4). Penglihatan Yesaya adalah sebuah penglihatan Mesianis. Semua situasi chaos berubah menjadi situasi penuh kedamaian, keteraturan. Mereka yang bermusuhan akan menjadi saudara. Yesaya pada akhirnya mengajak Israel atau bangsa Yakub untuk berjalan dalam terang Tuhan. Tuhan akan bercahaya dan setiap orang dipanggil untuk menikmati cahaya-Nya.

Penglihatan Yesaya ini sangatlah tajam karena sesuai dengan rencana Tuhan Allah. Tuhan akan mengumpulkan semua umat-Nya dalam damai abadi di dalam Kerajaan-Nya. Tuhan sendiri mengundang umat-Nya untuk datang ke Yerusalem. Bagi kita yang membaca dan mendengar Sabda juga diundang untuk menerima dengan situasi batin yang terbaik untuk menerima kedatangan sang Penebus. Hanya pada Yesus ada terang dan damai yang kita semua dambakan. Untuk itu kita harus merasa membutuhkan Tuhan di dalam hidup kita. Tuhan Yesus yang kita nantikan harus menjadi nomor satu dalam hidup kita. Apakah ada tempat bagi Yesus di dalam hidupmu?

Tuhan Yesus dalam Injil membawa keselamatan universal. Ia tidak menyelamatkan orang-orang tertentu, tetapi bahwa semua orang yang datang kepada-Nya akan memperoleh kehidupan kekal dan Ia juga akan membangkitkannya pada akhir zaman (Yoh 6:44). Ketika itu ada seorang perwira tentara menghampiri Yesus dan memohon bantuan-Nya untuk menyembuhkan hambanya yang sakit lumpuh dan sangat menderita. Yesus mendengar permohonan ini dan siap untuk menyembuhkannya. Ia berkata: “Aku akan datang untuk menyembuhkannya” (Mat 8:7). Perwira Romawi itu sadar diri bahwa ia memiliki banyak kekurangan, karena itu ia memohon supaya Yesus berbicara, mengucapkan sepata kata maka hambanya akan sembuh. Yesus melihat iman perwira Romawi, orang asing dan dianggap kafir ini dan mengakuinya. Ia berkata: “Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga.” (Mat 8:11). Perkataan Yesus bahwa banyak orang akan berdatangan untuk merasakan perjamuan abadi ini melengkapi apa yang menjadi penglihatan nabi Yesaya dalam bacaan pertama. Semua bangsa akan berduyun-duyun berjalan dalam terang menuju ke Yerusalem untuk merasakan keselamatan yang datang dari Allah kita.

Satu aspek penting yang patut kita hayati sepanjang masa adven adalah doa. Doa itu bisa mengubah segala sesuatu di dalam hidup kita. Doa haruslah menjadi kebutuhan manusia. Namun di sini bukan hanya sekedar doa, tetapi doa yang diucapkan dengan rendah hati. Perwira Romawi itu percaya bahwa Yesus bisa menyembuhkan hambanya yang lumpuh karena ia rendah hati dan memohon pertolongan Yesus. Dalam masa adven ini kita semua diajak untuk berdoa dengan rendah hati, tanda bahwa kita benar-benar berharap pada pertolongan dari Tuhan. Ia akan memberi segala yang kita butuhkan bukan yang kita sukai. Doa orang benar yang diucapkan dengan rendah hati akan membuatnya selalu berjalan dalam terang Tuhan.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply